tag:blogger.com,1999:blog-88347007879268025312024-03-21T07:06:50.314-07:00Spiritual KebablasanSebagai Guru SD, aku hanya bercita-cita menjadi yang baik di mata Allah dan siswaku menjadi anak bangsa yang beragama dan amanah, tidak kebablasan ....HERUSUBROTO (heru aja)http://www.blogger.com/profile/06878836145244969421noreply@blogger.comBlogger56125tag:blogger.com,1999:blog-8834700787926802531.post-14102619647271339592011-07-01T02:22:00.000-07:002011-07-01T02:22:06.079-07:00MUI KERJASAMA DENGAN KEMENTERIAN ESDM DALAM PROGRAM HEMAT ENERGI<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<strong><span lang="SV" style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt;"><br /></span></strong></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"> Terkait
amanat Munas VIII MUI tahun 2010 yang lalu pada tahun 2011 ini MUI
mulai melembagakan kegiatan untuk pemuliaan lingkungan, penghematan
sumber daya alam/energi dengan menggalang gerakan cinta lingkungan,
hemat energi, hemat bahan bakar, dan mendorong pengembangan
sumber-sumber energi baru. MUI telah membentuk Lembaga Pemuliaan
Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam/Energi.<span> </span>Dalam
mengimplementasikan kegiatan ini MUI akan bekerjasama dengan berbagai
elemen masyarakat khususnya pemerintah dan lebih khusus lagi dengan
Kementerian ESDM dan mendorong Kementerian ESDM untuk mengelola sumber
daya alam Indonesia dengan bijak demi kemaslahan umat.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin: 6pt 0cm 6pt 17.85pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"> </span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Pokok-pokok pikiran MUI ini disampaikan oleh KH. M’aruf Amin, Ketua
MUI dan HM Ichwan Sam, Sekjen MUI yang didampingi KH. Hafidz Usman, Ir.
Hayu Susilo Prabowo (Ketua <span> </span>Lembaga Pemuliaan Lingkungan
Hidup dan Sumber Daya), dan beberapa pengurus lainnya ketika beraudiensi
dengan Menteri ESDM Darwin Zahedy Salah, di Kementerian ESDM, Senin
(27/6).</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">”MUI
telah menandatangani MoU untuk mengimplementasikan program-program
kegiatan yang terkait dengan lingkungan hidup dan sumber daya dengan
Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Kehutanan, dan Kementerian
Perikanan dan Kelautan sebagai wujud kepedulian MUI terhadap lingkungan
hidup dan sumbedaya alam. MUI juga berharap dapat menandatangani MoU
sebagai langkah nyata dalam menggalang gerakan cinta lingkungan, gerakan
hemat energi dan bahan bakar, dan mendorong pengembang sumber energi
baru untuk kesejahteraan dan masa depan bangsa,” lanjut KH. Maruf Amin.</span></div>
</div>HERUSUBROTO (heru aja)http://www.blogger.com/profile/06878836145244969421noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8834700787926802531.post-54248468779435656152011-07-01T02:13:00.000-07:002011-07-03T23:42:16.900-07:00Dedengkot Kafir percaya , Muhammad tidak pernah bohong<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="post-body entry-content" id="post-body-2079880915287462310" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">
1. Abu Lahab yang direcord dlm Quran pun percaya Muhammad bukan pembohong.<br /><br /><br />Sahih Bukhari, Volumn 006, Book 060, Hadith Number 293.<br />-----------------------------------------<br />Narated
By Ibn Abbas : When the Verse: 'And warn your tribe of near-kindred,
was revealed, the Prophet ascended the Safa (mountain) and started
calling, "O Bani Fihr! O Bani 'Adi!" addressing various tribes of
Quraish till they were assembled. Those who could not come themselves,
sent their messengers to see what was there.<br /><span style="font-weight: bold;">Abu
Lahab and other people from Quraish came and the Prophet then said,
"Suppose I told you that there is an (enemy) cavalry in the valley
intending to attack you, would you believe me?" They said, "Yes, for we
have not found you telling anything other than the truth."</span><br />He
then said, "I am a warner to you in face of a terrific punishment." Abu
Lahab said (to the Prophet) "May your hands perish all this day. Is it
for this purpose you have gathered us?" Then it was revealed: "Perish
the hands of Abu Lahab (one of the Prophet's uncles), and perish he! His
wealth and his children will not profit him..." (111.1-5)<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Abu
Lahab dan orang2 Quraisy lainnya datang dan Nabi Bersabda :"Andaikan
aku katakan kepada kalian bahwa ada pasukan berkuda di lembah hendak
menyerang kalian, akankah kalian percaya pada saya ?" mereka berkata <span style="color: #660000;">"YA, sebab kami tidak pernah menemukan mu mengatakan sesuatu kecuali pasti kebenaran"</span></span></span><br />
<a name='more'></a><span style="font-size: small;"><br /><br />"Dari
Ubaidillah bin Abdullah bin Utbah bin Mas'ud bahwasanya Abdulah bin
Abbas memberitahukan kepadanya bahwasanya Abu Sufyan bin Harb
menceritakan kepadanya bahwa Heraklius minta kedatangannya serta
rombongan dagang Quraisy di Syam pada masa Rasulullah saw. membuat
gecatan senjata kepada Abu Sufyan dan kafir Quraisy. Maka mereka
(rombongan itu) datang kepada Heraklius di Ilia lalu Heraklius memanggil
mereka dan disekelilingnya para pembesar Rumawi kemudian ia memanggil
mereka dan juga memanggil penterjemah.<br /><br />Heraklius berkata: "Siapakah diatara kalian yang paling dekat nasabnya dengan laki-laki yang mengaku dirinya Nabi?"<br /><br />Lalu
Abu Sufyan menjawab: "Sayalah yang paling dekat diantara mereka"
Heraklius berkata: "Dekatkanlah kepadaku, dekatkanlah teman-temannya
lalu jadikan mereka di belakangnya." Kemudian ia berkata kepada
penterjemahnya: <span style="font-weight: bold;">"Katakan lah kepada
mereka bahwasanya saya bertanya kepada orang ini tentang laki-laki itu.
Jika ia berdusta kepadaku maka dustakanlah ia. <span style="color: #660000;">Demi Allah seandainya tidak malu karena menganggap saya berdusta niscaya saya berdusta</span></span><span style="color: #660000;"> </span>tentang
ia (Muhammad). Yang pertama kali ditanyakan kepada saya tentang dia
adalah: "Bagaimana nasabnya diantara kalian?" Saya menjawab: "Di
kalangan kami dia orang yang bernasab (bangsawan)". Ia berkata:
"Pernahkah seorang diantaramu yang mengatakan perkataan ini sebelummu?"
Saya menjawab:"Tidak".<br /><br />Ia berkata: Apakah nenek moyangnya ada yang menjadi raja?".<br />Saya menjawab: "Tidak".<br />Ia berkata: "Pengikutnya orang-orang mulia atau orang-orang lemah dantara mereka?".<br />Saya menjawab: "Orang-orang lemah "<br />Ia berkata:"Apakah mereka bertambah-tambah atau berkurang-kurang?". Saya menjawab:"Bahkan mereka bertambah".<br />Ia berkata:"Apakah ada seseorang diantara mereka yang benci kepada agamanya sesudah ia memasukinya?".<br />Saya berkata:"Tidak ada". Ia berkata: "<span style="font-weight: bold;"> Apakah dia berkhianat?".</span><br /><span style="font-weight: bold;">Saya
menjawab: "Tidak, dan kami dalam masa gencatan dimana kami tidak
mengetahui apa yang ia lakukan dalam masa ini, dan tidak mungkin bagi
saya untuk memasukkan kalimat sedikitpun selain kalimat ini."</span><br /><br />Ia
berkata: "Bagaimanakah peperanganmu terhadapnya?." Peperangan diantara
kami dan dia silih berganti, ia menang atas kami dan kami menang
atasnya".<br />Ia berkata: "Apakah yang ia perintahkan kepadamu?."<br />Saya
menjawab: Ia berkata: "Sembahlah Allah sendiri dan jangan
menyekutukan-Nya dengan sesuatu, dan tinggakanlah apa yang dahulu selalu
disembah oleh nenek moyangmu".<br />Ia menyuruh kami untuk shalat, jujur, menjaga diri dan menyambung (persaudaraan).<br /><br />Kemudian
ia berkata kepada juru bahasanya: "Katakanlah kepadanya: "Sesungguhya
saya bertanya kepadamu tentang nasabnya (keturunanya), lalu kamu
menyebutkan bahwa dia di kalanganmu yang yang bernasab (bangsawan), dan
demikianlah para rasul itu diutus dikalangan orang-orang bernasab di
kaumnya, dan saya bertanta kepadamu: "Apakah ada sesorang diataramu yang
mengatakan perkataan sebelumnya? Lalu kamu sebutkan bahwa tidak ada.
Dan saya katakan seandainya ada seseorang yang mengatakan perkataan ini
sebelumnya, niscaya saya katakan (dia) seseorang laki-laki yang
menghibur dengan kata-kata yang diucapkan oleh orang sebelumnya.<br /><br />Saya
tanya kepadamu, apakah nenek moyangnya ada yang menjadi raja maka saya
katakan (dia) seorang laki-laki yang menuntut kerajaan nenek moyangnya.<br /><br />Saya
bertanya kepadamu, apakah dahulu kamu menuduh ia berdusta sebelum
mengatakan apa (kenabian) yang dikatakannya, lalu kamu menjawab bahwa
tidak, maka saya tahu bawa dia tidak layak meninggalkanmu dusta atas
manusia dan dusta atas Allah.<br /><br />Saya bertanya kepadamu, pengikutnya
orang-orang mulia ataukah orang-orang lemah diantara mereka, lalu kamu
menyebutkan bahwa pengikutnya adalah orang-orang lemah di antara
kaumnya, dan itulah pengikut para rasul. Saya bertanya kepadamu apakah
mereka (pengikut-pengikut) berkurang ataukah bertambah lalu kamu
menyebutkan bahwa mereka bertambah, dan memang demikianlah urusan iman
sehingga sempurna."<br /><br />"Saya bertanya kepadamu apakah ada salah
seorang yang murtad karena benci kepada agamanya setelah ia memasukinya,
lalu kami sebutkan bahwa tidak ada, dan memang demikianlah iman ketika
bercampur dengan kelapangan hati. Saya bertanya kepadamu apakah dia
berkhianat, lal kamu sebutkan tidak, dan memang demianlah para rasul itu
tidak berkhianat.<br /><br />Dan saya bertanya kepadamu dengan apakah ia
menyuruh kamu, lalu kamu menyebutkan bahwa ia menyuruh kamu untuk
menyembah Allah semata dan janganlah mensekutukan-Nya dengan sesuatu.<span style="font-weight: bold;"> Dan ia melarang kamu untuk menyembah berhala dan menyuruh kamu dengan shalat, jujur, dan menjaga diri</span>.
Jika apa yang kamu katakana itu benar maka ia akan menguasai tempat dua
telapak kakiku, dan saya mengetahui dia (Nabi) telah muncul padahal
saya tidak menduga bahwa dia (Nabi) itu dari padamu.<br /><br />Seandainya
saya mengetahui bahwa saya sampai kepadanya niscaya saya senang bertemu
dengannya. Seandainya saya disisinya niscaya saya mencuci telapak
kakinya.<br /><br />Kemudian ia minta didatangkan surat Rasulullah saw. Yang
mana Dihyah diutus ke pembesar Bushro ia menyerahkannya kepada
Heraklius dan dibacanya dan isinya: "Dengan nama Allah Yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyanyang. Dari Muhammad hamba dan utusan Allah
kepada Heraklius pembesar Rumawi. Kesejahteraan atas orang yang
mengikuti petunjuk. Adapun selanjutnya, maka sesungguhnya saya mengajak
kepadamu dengan panggilan Islam. Masuk Islam lah maka kamu selamat,
Allah memberikan pahala kepadamu dua lipat. Jika kamu berpaling maka
atasmu dosa para pengikut. Wahai ahli kitab, marilah kepada kalimat yang
sama antara kami dan kamu bahwa tidak kita sembah selain Allah, dan
tidak kita sekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak pula sebagian kita
menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain dari pada Allah. Jika
mereka berpaling maka katakanlah: "Saksikanlah bahwa kami adalah
orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)".<br /><br />Ia berkata: Abu
Sofyan berkata: "Ketika ia mengatakan apa yang telah dikatakannya itu
dan selesai mebaca surat sehingga ditempatnya, banyak kegaduhan dan
suara-suara keras lalu kami dikeluarkan.<br /><br />Maka kami berkata kepada
teman-temanku: Sungguh urusan Putera Abi Kabsyah (gelar ayah Nabi)
telah menjadi vesar, sesungguhnya ia ditakuti oleh raia Bani Ashfar
(Rumawi) dan saya senantiasa meyakinkan bahwa dia (Nabi) akan menang
sampai Allah memasukkan Islam atas saya.<br /><br />Ibunu Nathur pemilik
(Gubernur) Ilia dan Heraklius sampai pada orang-orang Nashrani di Syam
menceritakan bahwa ketika Heraklius tiba di Ilia menjadi buruk jiwanya,
lalu sebagian penghuninya berkata: "Kami telah mengingkari peri keadaan
tuan". Ibnu Nathur berkata: " Heraklius itu seorang dukun yang
mengarahkan pandanganmu ke bintang-bintang. Ia berkata kepada mereka
ketika mereka bertanya kepadanya: "Sesungguhnya saya tadi malam ketika
saya melihat bintang, saya berpendapat bahwa raja yang berkhitan telah
muncul". Siapakah orang yang berkhitan dari umat ini? Mereka menjawab:
"Yang berkhitan hanyalah orang-orang Yahudi". Urusan mereka janganlah
menggelisahkanmu dan tulislah ke kota-kota kerajaanmu, lalu mereka
membunuh orang-orang Yahudi yang ada di kalangan mereka. Ketika mereka
mengurusi urusan mereka, didatangkan pada Heraklius seorang laki-laki
yang diutus oleh Raja Ghassan yang memberitakan tentang cerita
Rasulullah saw. ketika Heraklius bertanya kepadanya maka ia menjawab:
"Pergilah, dan lihatlah apakah dia berkhitan atau tidak? Maka mereka
melihatnya dan mereka membicarakannya bahwa Rasulullah saw. Berkhiatan.
Dan ia bertanya tentang bangsa Arab, lalu ia menjawab: " Mereka
berkhitan".<br /><br />Lalu Heraklius berkata: "Inilah (Muhammad) raja umat
itu telah muncul". Kemudian Heraklius menulis surat kepada temannya di
Rumiah dan ia adalah orang yang menyamai dalam bidang ilmu. Heraklius
pergi ke Himsha dan ia tidak bermaksud ke Himsha sehingga datang surat
kawannya yang menyetujui pendapat Heraklius atas munculnya Nabi saw. Dan
sesungguhnya dia itu Nabi.<br /><br />Lalu Heraklius memberi ijin kepada
para pembesar Rumawi di istananya di Himsa kemudian ia mengatur
pintu-pintu lalu pintu-pintu itu ditutup dan diapun menampakkan diri
seraya berkata: "Wahai golongan orang-orang Rumawi. Apakah kamu ingin
berbahagia dan mendapat petunjuk serta tetap kerajaanmu, maka baitlah
laki-laki ini (Muhammad)". Maka mereka lari seperti larinya keledai liar
ke pintu-pintu dan mereka dapati pintu-pintunya telah tertutup.<br /><br />Ketika
Heraklius melihat larinya mereka dan putus asa dari iman mereka maka ia
berkata: "Kembalikanlah mereka atasku". Dan ia berkata: "Tadi saya
katakan perkatanku itu untuk menguji kekokohan agamamu, dan saya telah
melihatnya". Lalu merekapun sujud dan senang kepadanya. Itulah akhir
keadaan Heraklius."<br />(HR: Bukhari)<br /><br />Dari Abu Sofyan ibn Harb
bahwa sesungguhnya Heraclius mengutus (utusan) kepadanya bersama kafilah
(30 orang) dari Quraisy kemudian dia (raja Heraclius) berkata kepada
penerjemahnya:"katakanlah kepada mereka bahwa aku hendak bertanya
(mengenai) orang itu (yakni Nabi Muhammad saw). Maka apabila ia (Abu
Sufyan) membohongi aku maka dustakanlah ia (wahai kawan-kawan Abu
Sufyan). Maka perawi menuturkan hadits maka dia (raja) berkata kepada
penerjemah:"Katakanlah kepadanya (Abu Sufyan):"Apabila apa yang kamu
katakana (mengenai sifat-sifat nabi) itu adalah benar, maka dia akan
menguasai(negeri) pijakan dua kakiku ini.<br />(HR: Bukhari)
</span>
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</div>
<div class="post-footer-line post-footer-line-1" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span class="post-author vcard">
<i>Posted by
<span class="fn">Muslim menjawab</span>
</i></span><span class="post-timestamp"><i>
at
<a class="timestamp-link" href="http://answering-ffi.blogspot.com/2008/11/dedengkot-kafir-percaya-muhammad-tidak.html" rel="bookmark" title="permanent link"><abbr class="published" title="2008-11-23T23:57:00+07:00">23:57</abbr></a></i>
</span><span class="post-icons">
</span><span class="post-backlinks post-comment-link">
</span></span>
</div>
</div>HERUSUBROTO (heru aja)http://www.blogger.com/profile/06878836145244969421noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8834700787926802531.post-23529056138297518782011-07-01T01:55:00.000-07:002011-07-01T01:55:20.306-07:00Penjelasan dari Mantan instruktur tenaga dalam akan hakikat kesesatan raga Sukma juga ilmu tenaga dalam dan ilmu metafisika<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-weight: bold;">Assalamualaikum Wr.Wb</span><br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /><br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Raga
sukma trus memecahkan baru besar di depan kita,wah hebat sekali seperti
ilmunya angling dharma aja...Oke friends semua, saya mau coba buka
rekayasa iblis dengan ilmu raga sukma ini:</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> </span><br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">1.Raga Sukma adalah
ilmu sesat yang menghubungkan otak sadar manusia dengan khorin (jin
pengekor manusia) yang disiapkan oleh iblis untuk setiap manusia yang
lahir di dunia."Lihat percakapan iblis saat bertemu Rosul". atau ilmu
pengaktifan jin khorin (pembisik kesesatan) dengan jasad otak manusia.</span></span><span class="fullpost"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">2.Khorin adalah anak buah iblis yang bertugas membisikkan manusia ke lembah kesesatan (liat di Al`qur`an,gue lupa suratnya coy)</span></span></span></div>
<a name='more'></a><span style="font-size: small;"><br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">3.
Jika orang mau untuk melakukan raga sukma, khorin dengan senang hati
memberikan "indra rasa" ke otak yang menjadi tempat jasadnya si khorin.</span><br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">4.
"benang-benang perak" adalah gelombang yang dipancarkan oleh otak
manusia dengan frekuensi yang sama dengan gelombang si khorin karena
khorin sudah menyamakan gelombangnya.</span><br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">5. TD/TM adalah tenaga bantuan dari para jin untuk membantu membantu manusia dalam melakukan hal-hal di luar fitrah manusia.</span><br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">6.
Manusia memiliki Ruh dan jasad(termasuk otak), jika ruh ini memberi
perintah untuk melibatkan khorin sebagai perantara ilmu raga sukma, maka
jasad manusia ini sudah diperankan oleh Ruh itu sendiri dan setengahnya
oleh jin khorin ini sehingga derajat jasad ini sungguh hina karena
sudah menjadi wadah nyata makhluk jin khorin ini.(dalam pewayangan
disebut manusia setengah dewa,dalam islam disebut Musyrikin).</span><br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">7.
Maksud TD/TM membantu proses raga sukma adalah penggunaan bantuan jin
lain yang membantu si khorin dalam mengembara dan hasil pengembaraannya
itu dilaporkan ke otak manusia,apa yang diliat,dirasa,kontak dengan otak
langsung dan seolah-olah kita pelaku sukma itu.</span><br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">8. Pergi ke masa
lalu atau berjalan-jalan disaat sekarang mudah bagi jenis jin yang
tidak terikat ruang dan waktu. tapi untuk masa depan si jin kerepotan
untuk memberikan layar-layar kebohongan(ramalan) yang akan
diinformasikan ke otak.</span><br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">9. Contoh nyata : Ada seorang guru besar
ilmu pernafasan( sebut saja si A )melakukan raga sukma dan menemui
seorang alim ulama. Ternyata di mata alim ulama tersebut terlihat si A
seperti diseret-seret dengan hina oleh 2 jin (2 jin ini adalah TD/TM
yang banyak orang tidak tau) yang membantunya untuk mengembara dengan
raga sukmanya.</span><br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">( Ulama tersebut Alhamdulillah diberi karomah oleh Allah hingga bisa melihat tipu daya jin dalam ilmu meraga sukma.red)</span><br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">10.
dengan ringkas kata ; ilmu raga sukma adalah ilmu
mengaktifkan/penyatuan/membudak diri kepada jin khorin laknatullah untuk
bisa mengembara ke dimensi gama, dan dibantu juga oleh jin-jin lainnya
hasil dari pengolahan tenaga dalam/tenaga metafisik sehingga bisa
menembus batas ruang dan waktu (lalu dan sekarang,masa depan cuma
rekayasa) dengan memberikan gelombang informasi indra ke pusat informasi
di otak.</span><br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">11. Syirik adalah dosa besar seperti mencari semut hitam,dibatu yang hitam,di malam yang kelam.</span><br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">12.
Jadilah Manusia sesuai fitrahnya seperti layaknya Nabi Muhammad dan
para Sahabat dengan bersifat Gagah pemberani/ Gentle/perkasa tanpa
bantuan Jin, Raga Sukma adalah ilmu dengan bantuan Jin. Berhentilah
main-main apalagi dengan ilmu-ilmu seperti ini, tugas kita di dunia cuma
sebentar sebagai khalifah Allah, menegakkan syariat Allah bukan
main-main yg tidak ada gunanya.</span><br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">13. Saya juga seperti anda
dulunya sebagai pelatih dan instruktur ilmu pernafasan dan tenaga dalam.
Tapi Alhamdulillah saya masih dilindungi-Nya dan sudah sadar.</span><br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">14.
Memang kenyataan ini berat bagi anda, anda pikir raga sukma adalah ilmu
fisika dengan penjelasan secara exact dengan paduan kemampuan otak yg
luar biasa. Tapi semua ini pada dasarnya adalh rekayasa iblis dengan
memberikan signal pembenaran bahwa ilmu ini adalah murni kemampuan
manusia.</span><br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">15. Kemampuan otak manusia yg luar biasa adalah
bisa/mampu menghafal buku tebal, menguasai banyak bahasa(menurut Maxwel)
dengan metode (Mind Mapping) menurut Toni Buzan. Ini adalah benar !
tapi kalo bisa pergi ke masa lalu, melihat masa depan ini adalah bisikan
setan.</span><br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Sekian.</span></span><br /></div>HERUSUBROTO (heru aja)http://www.blogger.com/profile/06878836145244969421noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8834700787926802531.post-35832508288904141892011-07-01T01:48:00.000-07:002011-07-01T01:48:32.797-07:00Penipuan Berkedok Spiritual Telan Korban<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><strong>Cilacap (ANTARA News)</strong> - Kasus penipuan berkedok
spritual kembali terjadi, kali ini menimpa sejumlah warga di Kabupaten
Cilacap, Jawa Tengah (Jateng).Tuman Hadi Santosa (58), warga Sumingkir
RT 03 RW 04, Jeruklegi, Cilacap, Kamis (1/3), mengaku telah tertipu oleh
seseorang yang mengaku bernama Joko alias Raden Mas Kussno alias Raden
Mas Kuntorupo Suryoningrat Sejati Noto Nagoro atau yang biasa dipanggil
Paduka, berupa uang sekitar Rp3 juta.Menurut dia, kasus ini dimulai
sejak perkenalannya dengan Paduka melalui seorang kiai bernama Shofi
dari Gandrungmangu (Cilacap) yang merupakan orang kepercayaan
Paduka."Dia (Kussno) mengaku sebagai keturunan Bung Karno dari seorang
istri yang katanya Ratu Laut Selatan.<br /><span class="fullpost"><br />Saya
diajak bergabung bekerja dengannya dan dijanjikan mendapat gaji 171,
tapi saya sendiri bingung dengan angka 171, jutaan atau berapa, meski
demikian saya tertarik," kata dia.Namun sebagai syaratnya, dia harus mau
dimandikan dengan air kembang dan membayar uang sebesar Rp350 ribu, dan
dia pun harus mau mengkoordinir orang-orang yang bersedia
bergabung."Saya bersama istri dan keempat anak saya akhirnya bergabung
dengan membayar uang sejumlah Rp2,1 juta sebagai syaratnya, bahkan
setelah dimandikan, saya mendapat nama baru RM. Amin Hidayat, yang
katanya nama itu dari sana, tapi nggak tahu dari sana mana," kata dia
lagi.<br /><br />Ternyata permintaan Paduka tidak sebatas itu saja, dia
meminta berbagai keperluan termasuk dua ekor kambing kepada Tuman dengan
alasan untuk keperluan selamatan."Saya pun telah memberikan uang
sejumlah Rp1 juta," kata Tuman sambil menunjukan kuitansi pembayaran<br /><br />Menyadari
kalau dirinya ditipu, dia mencoba menanyakan kepada Paduka, tetapi
jawaban yang diterima uang itu akan dilunasi."Saya sudah tak sanggup
lagi karena terus-menerus dimintai uang, akhirnya saya putuskan untuk
keluar dan meninggalkan Paduka," tambah dia.Hal serupa juga dialami
Sutikno (37), warga Jalan Kolonel Sugiono, Cilacap, yang mengaku tertipu
oleh Paduka sekitar Rp3 juta."Saya juga sempat dimandikan dengan
membayar Rp350 ribu dan dijanjikan gaji 171 yang tidak jelas satuannya,
saya pun diberi nama RM Surowijoyo," kata dia.(*)</span></span></div>
</div>HERUSUBROTO (heru aja)http://www.blogger.com/profile/06878836145244969421noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8834700787926802531.post-46234582369498932202011-06-29T10:36:00.000-07:002011-06-29T10:42:17.244-07:00Iblis dan Rasulullah SAW<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<h2>
<a href="http://myrazano.wordpress.com/2011/03/30/iblis-dan-rasulullah-saw/" rel="bookmark" title="Tautan Tetap ke Iblis dan Rasulullah SAW"></a></h2>
<small>30 Maret 2011</small><br />
<div class="entry">
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: navy;">Allah
SWT telah memerintahkan seorang Malaikat menemui Iblis supaya dia
menghadap Rasulullah saw untuk memberitahu segala rahasianya, baik yang
disukai maupun yang dibencinya. Hikmatnya ialah untuk meninggikan
derajat Nabi Muhammad SAW dan juga sebagai peringatan dan perisai kepada
umat manusia.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: navy;">Maka
Malaikat itu pun berjumpa Iblis dan berkata, “Hai Iblis! Bahwa Allah
Yang Maha Mulia dan Maha Besar memberi perintah untuk menghadap
Rasullullah saw. Hendaklah engkau buka segala rahasiamu dan apapun yang
ditanya Rasulullah hendaklah engkau jawab dengan sebenar-benarnya. <b>Jikalau
engkau berdusta walau satu perkataan pun, niscaya akan terputus semua
anggota badanmu, uratmu, serta disiksa dengan azab yang amat keras</b>.”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: navy;">Mendengar
ucapan Malaikat yang dahsyat itu, Iblis sangat ketakutan. Maka
segeralah dia menghadap Rasulullah SAW dengan menyamar sebagai seorang
tua yang buta sebelah matanya dan berjanggut putih 10 helai, panjangnya
seperti ekor lembu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: navy;">Iblis pun
memberi salam, sehingga 3 kali tidak juga dijawab oleh Rasulullah saw.
Maka sambut Iblis (alaihi laknat), “Ya Rasulullah! Mengapa engkau tidak
mejawab salamku? Bukankah salam itu sangat mulia di sisi Allah?”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: navy;">Maka jawab
Nabi dengan marah, “Hai Aduwullah seteru Allah! Kepadaku engkau
menunjukkan kebaikanmu? Janganlah mencoba menipuku sebagaimana kau tipu
Nabi Adam a.s sehingga keluar dari syurga, Habil mati teraniaya
dibunuh Qabil dengan sebab hasutanmu, Nabi Ayub engkau tiup dengan asap
beracun ketika dia sedang sujud sembahyang hingga dia sengsara beberapa
lama, kisah Nabi Daud dengan perempuan Urya, Nabi Sulaiman
meninggalkan kerajaannya karena engkau menyamar sebagai isterinya dan
begitu juga beberapa Anbiya dan pendeta yang telah menanggung sengsara
akibat hasutanmu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: navy;">Hai Iblis!
Sebenarnya salam itu sangat mulia di sisi Allah azza wajalla, cuma
salammu saja aku tidak hendak menjawabnya karena diharamkan Allah. Maka
aku kenal baik-baik engkaulah Iblis, raja segala iblis, syaitan dan
jin yang menyamar diri. Apa kehendakmu datang menemuiku?”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: navy;">Taklimat
Iblis, “Ya Nabi Allah! Janganlah engkau marah. Karena engkau adalah
Khatamul Anbiya maka dapat mengenaliku. Kedatanganku adalah diperintah
Allah untuk memberitahu segala tipu dayaku terhadap umatmu dari zaman
Nabi Adam hingga akhir zaman. Ya Nabi Allah! Setiap apa yang engkau
tanya, aku bersedia menerangkan satu persatu dengan sebenarnya,
tiadalah aku berani menyembunyikannya.”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: navy;">Maka Iblis
pun bersumpah menyebut nama Allah dan berkata, “Ya Rasulullah!
Sekiranya aku berdusta barang sepatah pun niscaya hancur leburlah
badanku menjadi abu.” Apabila mendengar sumpah Iblis itu, Nabi pun
tersenyum dan berkata dalam hatinya, inilah satu peluangku untuk
menyiasati segala perbuatannya agar didengar oleh sekalian sahabat yang
ada di majlis ini dan menjadi perisai kepada seluruh umatku.</span><br />
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: navy;">Pertanyaan Nabi (1):</span><br />
<span style="color: navy;"> <b>“Hai Iblis! Siapakah sebesar-besar musuhmu dan bagaimana aku terhadapmu?”</b></span><br />
<span style="color: navy;"> Jawab Iblis:</span><br />
<span style="color: navy;"> “Ya Nabi Allah! Engkaulah musuhku yang paling besar di antara segala musuhku di muka bumi ini.”</span><br />
<span style="color: navy;"> Maka Nabi pun memandang muka Iblis, dan
Iblis pun menggeletar karena ketakutan. Sambung Iblis, “Ya Khatamul
Anbiya! Ada pun aku dapat merubah diriku seperti sekalian manusia,
binatang dan lain-lain hingga rupa dan suara pun tidak berbeda, kecuali
dirimu saja yang tidak dapat aku tiru karena dicegah oleh Allah.</span><br />
<span style="color: navy;"> Kiranya aku menyerupai dirimu, maka
terbakarlah diriku menjadi abu. Aku cabut iktikad / niat anak Adam
supaya menjadi kafir karena engkau berusaha memberi nasihat dan
pengajaran supaya mereka kuat untuk memeluk agama Islam, begitu jugalah
aku berusaha menarik mereka kepada kafir, murtad atau munafik. Aku
akan menarik seluruh umat Islam dari jalan benar menuju jalan yang
sesat supaya masuk ke dalam neraka dan kekal di dalamnya bersamaku.”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: navy;">Pertanyaan Nabi (2):</span><br />
<span style="color: navy;"> <b>“Hai Iblis! Bagaimana perbuatanmu kepada makhluk Allah?”</b></span><br />
<span style="color: navy;"> Jawab Iblis:</span><br />
<span style="color: navy;"> “Adalah satu kemajuan bagi perempuan yang
merenggangkan kedua pahanya kepada lelaki yang bukan suaminya,
setengahnya hingga mengeluarkan benih yang salah sifatnya. Aku goda
semua manusia supaya meninggalkan sholat, terbuai dengan makan minum,
berbuat durhaka, aku lalaikan dengan harta benda daripada emas, perak
dan permata, rumahnya, tanahnya, ladangnya supaya hasilnya dibelanjakan
ke jalan haram.</span><br />
<span style="color: navy;"> Demikian juga ketika pesta yang bercampur
antara lelaki dan perempuan. Disana aku lepaskan sebesar-besar godaan
supaya hilang peraturan dan minum arak. Apabila terminum arak itu maka
hilanglah akal, fikiran dan malunya. Lalu aku ulurkan tali cinta dan
terbukalah beberapa pintu maksiat yang besar, datang perasaan hasad
dengki hingga kepada pekerjaan zina. Apabila terjadi kasih antara
mereka, terpaksalah mereka mencari uang hingga menjadi penipu, peminjam
dan pencuri.</span><br />
<span style="color: navy;"> Apabila mereka teringat akan salah mereka
lalu hendak bertaubat atau berbuat amal ibadat, aku akan rayu mereka
supaya mereka menangguhkannya. Bertambah keras aku goda supaya
menambahkan maksiat dan mengambil isteri orang. Bila kena goda hatinya,
datanglah rasa ria, takabur, megah, sombong dan melengahkan amalnya.
Bila pada lidahnya, mereka akan gemar berdusta, mencela dan mengumpat.
Demikianlah aku goda mereka setiap saat.”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: navy;">Pertanyaan Nabi (3):</span><br />
<span style="color: navy;"> <b>“Hai Iblis! Mengapa engkau
bersusah payah melakukan pekerjaan yang tidak mendatangkan faedah
bahkan menambahkan laknat yang besar serta siksa yang besar di neraka
yang paling bawah? Hai yang dikutuk Allah! Siapa yang menjadikanmu?
Siapa yang melanjutkan usiamu? Siapa yang menerangkan matamu? Siapa
yang memberi pendengaranmu? Siapa yang memberi kekuatan anggota
badanmu?”</b></span><br />
<span style="color: navy;"> Jawab Iblis:</span><br />
<span style="color: navy;"> “Semuanya itu adalah anugerah daripada
Allah Yang Maha Besar juga. Tetapi hawa nafsu dan takabur membuatku
menjadi jahat sebesar-besarnya. Engkau lebih tahu bahwa Diriku telah
beribu-ribu tahun menjadi ketua seluruh Malaikat dan pangkatku telah
dinaikkan dari satu langit ke satu langit yang tinggi. Kemudian Aku
tinggal di dunia ini beribadat bersama sekalian Malaikat beberapa waktu
lamanya.</span><br />
<span style="color: navy;"> Tiba-tiba datang firman Allah SWT hendak
menjadikan seorang Khalifah di dunia ini, maka akupun membantah. Lalu
Allah menciptakan lelaki (Nabi Adam) lalu dititahkan seluruh Malaikat
memberi hormat kepada lelaki itu, kecuali aku yang ingkar. Oleh karena
itu Allah murka kepadaku dan wajahku yang tampan rupawan dan bercahaya
itu bertukar menjadi keji dan kelam. Aku merasa sakit hati. Kemudian
Allah menjadikan Adam raja di syurga dan dikurniakan seorang permaisuri
(Siti Hawa) yang memerintah seluruh bidadari. Aku bertambah dengki dan
dendam kepada mereka.</span><br />
<span style="color: navy;"> Akhirnya aku berhasil menipu mereka
melalui Siti Hawa yang menyuruh Adam memakan buah Khuldi, lalu keduanya
diusir dari syurga ke dunia. Keduanya berpisah beberapa tahun dan
kemudian dipertemukan Allah (di Padang Arafah), hingga mereka mendapat
beberapa orang anak. Kemudian kami hasut anak lelakinya Qabil supaya
membunuh saudaranya Habil. Itu pun aku masih tidak puas hati dan
berbagai tipu daya aku lakukan hingga Hari Kiamat.</span><br />
<span style="color: navy;"> Sebelum Engkau lahir ke dunia, aku beserta
bala tentaraku dengan mudah dapat naik ke langit untuk mencuri segala
rahasia serta tulisan yang menyuruh manusia berbuat ibadat serta
balasan pahala dan syurga mereka. Kemudian aku turun ke dunia, dan
memberitahu manusia yang lain aripada apa yang sebenarnya aku dapatkan,
dengan berbagai tipu daya hingga tersesat dengan berbagai kitab bid’ah
dan carut-marut.</span><br />
<span style="color: navy;"> Tetapi ketika engkau lahir ke dunia ini,
maka aku tidak dibenarkan oleh Allah untuk naik ke langit serta mencuri
rahasia, kerana banyak Malaikat yang menjaga di setiap lapisan pintu
langit. Jika aku berkeras juga hendak naik, maka Malaikat akan
melontarkan anak panah dari api yang menyala. Sudah banyak bala
tenteraku yang terkena lontaran Malaikat itu dan semuanya terbakar
menjadi abu. Maka besarlah kesusahanku dan bala tentaraku untuk
menjalankan tugas menghasut.”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: navy;">Pertanyaan Nabi (4):</span><br />
<span style="color: navy;"> <b>“Hai Iblis! Apakah yang pertama engkau tipu dari manusia?”</b></span><br />
<span style="color: navy;"> Jawab Iblis:</span><br />
<span style="color: navy;"> “Pertama sekali aku palingkan iktikad /
niatnya, imannya kepada kafir juga ada dari segi perbuatan, perkataan,
kelakuan atau hatinya. Jika tidak berhasil juga, aku akan tarik dengan
cara mengurangi pahala. Lama-kelamaan mereka akan terjerumus mengikut
kemauan jalanku”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: navy;">Pertanyaan Nabi (5):</span><br />
<span style="color: navy;"> <b>“Hai Iblis! Jika umatku sholat karena Allah, bagaimana keadaanmu?”</b></span><br />
<span style="color: navy;"> Jawab Iblis:</span><br />
<span style="color: navy;"> “Sebesar-besarnya kesusahanku. Gementarlah
badanku dan lemah tulang sendiku. Maka aku kerahkan berpuluh-puluh
iblis datang menggoda seorang manusia, pada setiap anggota badannya.</span><br />
<span style="color: navy;"> Setengah-setengahnya datang pada setiap
anggota badannya supaya malas sholat, was-was, terlupa bilangan
rakaatnya, bimbang pada pekerjaan dunia yang ditinggalkannya, sentiasa
hendak cepat habis sholatnya, hilang khusyuknya – matanya sentiasa
menjeling ke kiri kanan, telinganya senantiasa mendengar orang bercakap
serta bunyi-bunyi yang lain. Setengah Iblis duduk di belakang badan
orang yang sembahyang itu supaya dia tidak kuasa sujud berlama-lama,
penat atau duduk tahiyat dan dalam hatinya senantiasa hendak cepat
habis sholatnya, itu semua membawa kepada kurangnya pahala. Jika para
Iblis itu tidak dapat menggoda manusia itu, maka aku sendiri akan
menghukum mereka dengan seberat-berat hukuman.”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: navy;">Pertanyaan Nabi (6):</span><br />
<span style="color: navy;"> <b>“Jika umatku membaca Al-Quran karena Allah, bagaimana perasaanmu?”</b></span><br />
<span style="color: navy;"> Jawab Iblis:</span><br />
<span style="color: navy;"> “Jika mereka membaca Al-Quran karena
Allah, maka rasa terbakarlah tubuhku, putus-putus segala uratku lalu aku
lari daripadanya.”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: navy;">Pertanyaan Nabi (7):</span><br />
<span style="color: navy;"> <b>“Jika umatku mengerjakan haji karena Allah, bagaimana perasaanmu?”</b></span><br />
<span style="color: navy;"> Jawab Iblis:</span><br />
<span style="color: navy;"> “Binasalah diriku, gugurlah daging dan tulangku karena mereka telah mencukupkan rukun Islamnya.”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: navy;">Pertanyaan Nabi (8):</span><br />
<span style="color: navy;"> <b>“Jika umatku berpuasa karena Allah, bagaimana keadaanmu?”</b></span><br />
<span style="color: navy;"> Jawab Iblis:</span><br />
<span style="color: navy;"> “Ya Rasulullah! Inilah bencana yang paling
besar bahayanya kepadaku. Apabila masuk awal bulan Ramadhan, maka
memancarlah cahaya Arasy dan Kursi, bahkan seluruh Malaikat menyambut
dengan suka cita. Bagi orang yang berpuasa, Allah akan mengampunkan
segala dosa yang lalu dan digantikan dengan pahala yang amat besar
serta tidak dicatatkan dosanya selama dia berpuasa. Yang menghancurkan
hatiku ialah segala isi langit dan bumi, yakni Malaikat, bulan,
bintang, burung dan ikan-ikan semuanya siang malam mendoakan ampunan
bagi orang yang berpuasa. Satu lagi kemuliaan orang berpuasa ialah
dimerdekakan pada setiap masa dari azab neraka. Bahkan semua pintu
neraka ditutup manakala semua pintu syurga dibuka seluas-luasnya, serta
dihembuskan angin dari bawah Arasy yang bernama Angin Syirah yang amat
lembut ke dalam syurga. Pada hari umatmu mulai berpuasa, dengan
perintah Allah datanglah sekalian Malaikat dengan garangnya menangkapku
dan tentaraku, jin, syaitan dan ifrit lalu dipasung kaki dan tangan
dengan besi panas dan dirantai serta dimasukkan ke bawah bumi yang amat
dalam. Di sana pula beberapa azab yang lain telah menunggu kami.
Setelah habis umatmu berpuasa barulah aku dilepaskan dengan perintah
agar tidak mengganggu umatmu. Umatmu sendiri telah merasa ketenangan
berpuasa sebagaimana mereka bekerja dan bersahur seorang diri di tengah
malam tanpa rasa takut dibandingkan bulan biasa.”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: navy;">Pertanyaan Nabi (9):</span><br />
<span style="color: navy;"> <b>“Hai Iblis! Bagaimana seluruh sahabatku menurutmu?”</b></span><br />
<span style="color: navy;"> Jawab Iblis:</span><br />
<span style="color: navy;"> “Seluruh sahabatmu juga adalah sebesar –
besar seteruku. Tiada upayaku melawannya dan tiada satu tipu daya yang
dapat masuk kepada mereka. Karena engkau sendiri telah berkata:
“Seluruh sahabatku adalah seperti bintang di langit, jika kamu
mengikuti mereka, maka kamu akan mendapat petunjuk.”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: navy;">Saidina Abu
Bakar al-Siddiq sebelum bersamamu, aku tidak dapat mendekatinya,
apalagi setelah berdampingan denganmu. Dia begitu percaya atas
kebenaranmu hingga dia menjadi wazirul a’zam. Bahkan engkau sendiri
telah mengatakan jika ditimbang seluruh isi dunia ini dengan amal
kebajikan Abu Bakar, maka akan lebih berat amal kebajikan Abu Bakar.
Tambahan pula dia telah menjadi mertuamu karena engkau menikah dengan
anaknya, Saiyidatina Aisyah yang juga banyak menghafadz Hadits-haditsmu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: navy;">Saidina Umar
Al-Khattab pula tidaklah berani aku pandang wajahnya karena dia sangat
keras menjalankan hukum syariat Islam dengan seksama. Jika aku pandang
wajahnya, maka gemetarlah segala tulang sendiku karena sangat takut.
Hal ini karena imannya sangat kuat apalagi engkau telah mengatakan,
“Jikalau adanya Nabi sesudah aku maka Umar boleh menggantikan aku”,
karena dia adalah orang harapanmu serta pandai membedakan antara kafir
dan Islam hingga digelar ‘Al-Faruq’.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: navy;">Saidina
Usman Al-Affan lagi, aku tidak bisa bertemu, karena lidahnya senantiasa
bergerak membaca Al-Quran. Dia penghulu orang sabar, penghulu orang
mati syahid dan menjadi menantumu sebanyak dua kali. Karena taatnya,
banyak Malaikat datang melawat dan memberi hormat kepadanya karena
Malaikat itu sangat malu kepadanya hingga engkau mengatakan, “Barang
siapa menulis Bismillahir rahmanir rahim pada kitab atau kertas-kertas
dengan dakwat merah, nescaya mendapat pahala seperti pahala Usman mati
syahid.”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: navy;">Saidina Ali
Abi Talib pun itu aku sangat takut karena hebatnya dan gagahnya dia di
medan perang, tetapi sangat sopan santun, alim orangnya. Jika iblis,
syaitan dan jin memandang beliau, maka terbakarlah kedua mata mereka
karena dia sangat kuat beribadat serta beliau adalah golongan orang
pertama memeluk agama Islam dan tidak pernah menundukkan kepalanya
kepada sebarang berhala. Bergelar ‘Ali Karamullahu Wajhahu’ –
dimuliakan Allah akan wajahnya dan juga ‘Harimau Allah’ dan engkau
sendiri berkata, “Akulah negeri segala ilmu dan Ali itu pintunya.”
Tambahan pula dia menjadi menantumu, semakin aku ngeri kepadanya.”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: navy;">Pertanyaan Nabi (10):</span><br />
<span style="color: navy;"> <b>“Bagaimana tipu daya engkau kepada umatku?</b></span><br />
<span style="color: navy;"> Jawab Iblis:</span><br />
<span style="color: navy;"> “Umatmu itu ada tiga macam. Yang pertama
seperti hujan dari langit yang menghidupkan segala tumbuhan yaitu ulama
yang memberi nasihat kepada manusia supaya mengerjakan perintah Allah
serta meninggalkan laranganNya seperti kata Jibril a.s, “Ulama itu
adalah pelita dunia dan pelita akhirat.” Yang kedua umat tuan seperti
tanah yaitu orang yang sabar, syukur dan ridha dengan karunia Allah.
Berbuat amal soleh, tawakal dan kebajikan. Yang ketiga umatmu seperti
Firaun; terlampau tamak dengan harta dunia serta dihilangkan amal
akhirat. Maka akupun bersukacita lalu masuk ke dalam badannya, aku
putarkan hatinya ke lautan durhaka dan aku hela ke mana saja mengikuti
kehendakku. Jadi dia senantiasa bimbang kepada dunia dan tidak hendak
menuntut ilmu, tiada masa beramal ibadat, tidak hendak mengeluarkan
zakat, miskin hendak beribadat.</span><br />
<span style="color: navy;"> Lalu aku goda agar minta kaya dulu, dan
apabila diizinkan Allah dia menjadi kaya, maka dilupakan beramal, tidak
berzakat seperti Qarun yang tenggelam dengan istana mahligainya. Bila
umatmu terkena penyakit tidak sabar dan tamak, dia senantiasa bimbang
akan hartanya dan setengahnya asyik hendak merebut dunia harta,
bercakap besar sesama Islam, benci dan menghina kepada yang miskin,
membelanjakan hartanya untuk jalan maksiat, tempat judi dan perempuan
lacur.”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: navy;">Pertanyaan Nabi (11):</span><br />
<span style="color: navy;"> <b>“Siapa yang serupa dengan engkau?”</b></span><br />
<span style="color: navy;"> Jawab Iblis:</span><br />
<span style="color: navy;"> “Orang yang meringankan syariatmu dan membenci orang belajar agama Islam.”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: navy;">Pertanyaan Nabi (12):</span><br />
<span style="color: navy;"> <b>“Siapa yang mencahayakan muka engkau?”</b></span><br />
<span style="color: navy;"> Jawab Iblis:</span><br />
<span style="color: navy;"> “Orang yang berdosa, bersumpah bohong, saksi palsu, pemungkir janji.”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: navy;">Pertanyaan Nabi (13):</span><br />
<span style="color: navy;"> <b>“Apakah rahasia engkau kepada umatku?”</b></span><br />
<span style="color: navy;"> Jawab Iblis:</span><br />
<span style="color: navy;"> “Jika seorang Islam pergi buang air besar
serta tidak membaca doa pelindung syaitan, maka aku gosok-gosokkan
najisnya sendiri ke badannya tanpa dia sadari.”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: navy;">Pertanyaan Nabi (14):</span><br />
<span style="color: navy;"> <b>“Jika umatku bersatu dengan isterinya, bagaimana hal engkau?”</b></span><br />
<span style="color: navy;"> Jawab Iblis:</span><br />
<span style="color: navy;"> “Jika umatmu hendak bersetubuh dengan
isterinya serta membaca doa pelindung syaitan, maka larilah aku dari
mereka. Jika tidak, aku akan bersetubuh dahulu dengan isterinya, dan
bercampurlah benihku dengan benih isterinya. Jika menjadi anak maka
anak itu akan gemar kepada pekerjaan maksiat, malas pada kebaikan,
durhaka. Ini semua karena kealpaan ibu bapaknya sendiri. Begitu juga
jika mereka makan tanpa membaca Bismillah, aku yang dahulu makan
daripadanya. Walaupun mereka makan, tiadalah merasa kenyang.”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: navy;">Pertanyaan Nabi (15):</span><br />
<span style="color: navy;"> <b>“Dengan jalan apa dapat menolak tipu daya engkau?”</b></span><br />
<span style="color: navy;"> Jawab Iblis:</span><br />
<span style="color: navy;"> “Jika dia berbuat dosa, maka dia kembali
bertaubat kepada Allah, menangis menyesal akan perbuatannya. Apabila
marah segeralah mengambil air wudhu’, maka padamlah marahnya.”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: navy;">Pertanyaan Nabi (16):</span><br />
<span style="color: navy;"> <b>“Siapakah orang yang paling engkau lebih sukai?”</b></span><br />
<span style="color: navy;"> Jawab Iblis:</span><br />
<span style="color: navy;"> Lelaki dan perempuan yang tidak mencukur
atau mencabut bulu ketiak atau bulu ari-ari (bulu kemaluan) selama 40
hari. Di situlah aku mengecilkan diri, bersarang, bergantung, berbuai
seperti pijat pada bulu itu.”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: navy;">Pertanyaan Nabi (17):</span><br />
<span style="color: navy;"> <b>“Hai Iblis! Siapakah saudara engkau?”</b></span><br />
<span style="color: navy;"> Jawab Iblis:</span><br />
<span style="color: navy;"> “Orang yang tidur meniarap / telungkup,
orang yang matanya terbuka (mendusin) di waktu subuh tetapi menyambung
tidur lagi. Lalu aku lenakan dia hingga terbit fajar. Demikian jua pada
waktu zuhur, asar, maghrib dan isya’, aku beratkan hatinya untuk
sholat.”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: navy;">Pertanyaan Nabi (18):</span><br />
<span style="color: navy;"> <b>“Apakah jalan yang membinasakan diri engkau?”</b></span><br />
<span style="color: navy;"> Jawab Iblis:</span><br />
<span style="color: navy;"> “Orang yang banyak menyebut nama Allah,
bersedekah dengan tidak diketahui orang, banyak bertaubat, banyak
tadarus Al-Quran dan sholat tengah malam.”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: navy;">Pertanyaan Nabi (19):</span><br />
<span style="color: navy;"> <b>“Hai Iblis! Apakah yang memecahkan mata engkau?”</b></span><br />
<span style="color: navy;"> Jawab Iblis:</span><br />
<span style="color: navy;"> “Orang yang duduk di dalam masjid serta beriktikaf di dalamnya”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: navy;">Pertanyaan Nabi (20):</span><br />
<span style="color: navy;"> <b>“Apa lagi yang memecahkan mata engkau?”</b></span><br />
<span style="color: navy;"> Jawab Iblis:</span><br />
<span style="color: navy;"> “Orang yang taat kepada kedua ibu bapanya,
mendengar kata mereka, membantu makan pakaian mereka selama mereka
hidup, karena engkau telah bersabda, ‘Syurga itu di bawah tapak kaki
ibu’”</span></div>
</div>
</div>HERUSUBROTO (heru aja)http://www.blogger.com/profile/06878836145244969421noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8834700787926802531.post-62291696077075795872011-06-29T10:10:00.000-07:002011-06-29T10:12:11.184-07:00Mesjid Penuh Mu'jizat<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
KeAgungan dan Kebesaran Illahi kembali terlihat di di ujung Banda.
Tsunami menggulung Aceh, namun di setiap musibah ada suatu keajaiban dan
mukjizat Alloh SWT. Salah satunya bangunan-bangunan mesjid yang masih
tetap berdiri meski sekitarnya porak-poranda.<br />
<div align="justify">
<i>"Kami akan memperlihatkan kepada mereka
tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka
sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Quran itu adalah benar.
Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala
sesuatu?" </i>[QS. Al- Fushshilat] <br />
<a name='more'></a></div>
<div align="center">
<img alt="" border="0" hspace="0" src="http://www.dudung.net/images/Mesjid-1.jpg" /></div>
<div align="center">
<img alt="" border="0" hspace="0" src="http://www.dudung.net/images/Mesjid-2.jpg" /></div>
<div align="center">
<img alt="" border="0" hspace="0" src="http://www.dudung.net/images/Mesjid-3.jpg" /></div>
<div align="center">
<img alt="" border="0" hspace="0" src="http://www.dudung.net/images/Mesjid-4.jpg" style="height: 468px; width: 465px;" /></div>
<img alt="" border="0" hspace="0" src="http://www.dudung.net/images/Mesjid-5.jpg" /></div>HERUSUBROTO (heru aja)http://www.blogger.com/profile/06878836145244969421noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8834700787926802531.post-418765285826827012011-06-29T10:04:00.000-07:002011-06-29T10:04:51.248-07:00Ketika Iblis membentangkan sajadah<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Siang menjelang dzuhur. Salah satu Iblis ada di Masjid. Kebetulan hari itu Jum'at,
saat berkumpulnya orang. Iblis sudah ada dalam Masjid. Ia tampak begitu khusyuk.
Orang mulai berdatangan. Iblis menjelma menjadi ratusan bentuk & masuk dari
segala penjuru, lewat jendela, pintu, ventilasi, atau masuk lewat lubang pembuangan
air.
</div>
<div style="text-align: justify;">
Pada setiap orang, Iblis juga masuk lewat telinga, ke dalam syaraf mata, ke
dalam urat nadi, lalu menggerakkan denyut jantung setiap para jamaah yang hadir.
Iblis juga menempel di setiap sajadah. "Hai, Blis!", panggil Kiai,
ketika baru masuk ke Masjid itu. Iblis merasa terusik :</div>
<a name='more'></a> "Kau kerjakan saja
tugasmu, Kiai. Tidak perlu kau larang-larang saya. Ini hak saya untuk menganggu
setiap orang dalam Masjid ini!", jawab Iblis ketus. <br />
<div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
"Ini rumah Tuhan, Blis! Tempat yang suci,Kalau kau mau ganggu, kau bisa
diluar nanti!", Kiai mencoba mengusir. <br />
"Kiai, hari ini, adalah hari uji coba sistem baru". Kiai tercenung.
"Saya sedang menerapkan cara baru, untuk menjerat kaummu". "Dengan
apa?" <br />
"Dengan sajadah!" <br />
"Apa yang bisa kau lakukan dengan sajadah, Blis?" <br />
"Pertama, saya akan masuk ke setiap pemilik saham industri sajadah. Mereka
akan saya jebak dengan mimpi untung besar. Sehingga, mereka akan tega memeras
buruh untuk bekerja dengan upah di bawah UMR, demi keuntungan besar!" </div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
"Ah, itu kan memang cara lama yang sering kau pakai. Tidak ada yang baru,Blis?"
<br />
"Bukan itu saja Kiai..." <br />
"Lalu?" <br />
"Saya juga akan masuk pada setiap desainer sajadah. Saya akan menumbuhkan
gagasan, agar para desainer itu membuat sajadah yang lebar-lebar" <br />
"Untuk apa?" <br />
"Supaya, saya lebih berpeluang untuk menanamkan rasa egois di setiap kaum
yang Kau pimpin, Kiai! Selain itu, Saya akan lebih leluasa, masuk dalam barisan
sholat. Dengan sajadah yang lebar maka barisan shaf akan renggang. Dan saya
ada dalam kerenganggan itu. Di situ Saya bisa ikut membentangkan sajadah".
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Dialog Iblis dan Kiai sesaat terputus. Dua orang datang, dan keduanya membentangkan
sajadah. Keduanya berdampingan. Salah satunya, memiliki sajadah yang lebar.
Sementara, satu lagi, sajadahnya lebih kecil. Orang yang punya sajadah lebar
seenaknya saja membentangkan sajadahnya, tanpa melihat kanan-kirinya. Sementara,
orang yang punya sajadah lebih kecil, tidak enak hati jika harus mendesak jamaah
lain yang sudah lebih dulu datang. Tanpa berpikir panjang, pemilik sajadah kecil
membentangkan saja sajadahnya, sehingga sebagian sajadah yang lebar tertutupi
sepertiganya. </div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Keduanya masih melakukan sholat sunnah. <br />
"Nah, lihat itu Kiai!", Iblis memulai dialog lagi. <br />
"Yang mana?" <br />
"Ada dua orang yang sedang sholat sunnah itu. Mereka punya sajadah yang
berbeda ukuran. Lihat sekarang, aku akan masuk diantara mereka". </div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Iblis lenyap. <br />
Ia sudah masuk ke dalam barisan shaf. <br />
Kiai hanya memperhatikan kedua orang yang sedang melakukan sholat sunah. Kiai
akan melihat kebenaran rencana yang dikatakan Iblis sebelumnya. Pemilik sajadah
lebar, rukuk. Kemudian sujud. Tetapi, sembari bangun dari sujud, ia membuka
sajadahya yang tertumpuk, lalu meletakkan sajadahnya di atas sajadah yang kecil.
Hingga sajadah yang kecil kembali berada di bawahnya. Ia kemudian berdiri. Sementara,
pemilik sajadah yang lebih kecil, melakukan hal serupa. </div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Ia juga membuka sajadahnya, karena sajadahnya ditumpuk oleh sajadah yang lebar.
Itu berjalan sampai akhir sholat. Bahkan, pada saat sholat wajib juga, kejadian-kejadian
itu beberapa kali terihat di beberapa masjid. Orang lebih memilih menjadi di
atas, ketimbang menerima di bawah. Di atas sajadah, orang sudah berebut kekuasaan
atas lainnya. Siapa yang memiliki sajadah lebar, maka, ia akan meletakkan sajadahnya
diatas sajadah yang kecil. Sajadah sudah dijadikan Iblis sebagai pembedaan kelas.
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Pemilik sajadah lebar, diindentikan sebagai para pemilik kekayaan, yang setiap
saat harus lebih di atas dari pada yang lain. Dan pemilik sajadah kecil, adalah
kelas bawah yang setiap saat akan selalu menjadi sub-ordinat dari orang yang
berkuasa. </div>
<div style="text-align: justify;">
Di atas sajadah, Iblis telah mengajari orang supaya selalu menguasai orang
lain. <br />
<em>"Astaghfirullahal adziiiim "</em>, ujar sang Kiai pelan. </div>
</div>HERUSUBROTO (heru aja)http://www.blogger.com/profile/06878836145244969421noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8834700787926802531.post-9406124599421557072011-06-29T09:57:00.000-07:002011-06-29T09:57:16.307-07:00Hukum Melubangi Daun Telinga atau Hidung<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Yang benar dalam masalah ini, kata Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin t, tidak
apa-apa melubangi daun telinga anak perempuan, karena hal ini dalam
rangka berhias dengan sesuatu yang mubah. Telah datang berita yang pasti
tentang para wanita dari kalangan shahabat di mana mereka mengenakan
anting-anting di telinga mereka. Perbuatan melubangi telinga ini meski
ada unsur menyakiti namun sifatnya ringan. Bila seorang anak dilubangi
telinganya sejak kecil maka akan sembuh dengan segera. <br />Adapun
melubangi ujung hidung, maka aku tidak ingat ada ucapan ulama tentang
masalah ini, akan tetapi perbuatan seperti ini ada unsur mencacati dan
menjelekkan hidung dalam pandangan kami, mungkin selain kami tidak
memandang demikian. Bila memang wanita tersebut berada di negeri yang
terbiasa meletakkan perhiasan pada hidung maka tidak apa-apa ia
melubangi ujung hidungnya untuk menggantungkan perhiasan padanya.
(Majmu’ Fatawa wa Rasail, 4/137)</div>
</div>HERUSUBROTO (heru aja)http://www.blogger.com/profile/06878836145244969421noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8834700787926802531.post-73392740331339301702011-06-29T09:43:00.000-07:002011-06-29T09:46:56.560-07:00BEROBAT DALAM TINJAUAN SYARIAT<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">الْحَمْدُ لِلهِ عَلَى فَضْلِهِ وَإِحْسَانِهِ، أَمَرَ بِالتَّوَكُّلِ
عَلَيْهِ مَعَ الْأَخْذِ بِالْأَسْبَابِ النَّافِعَةِ، وَنَهَى عَنِ
الْإِعْتِمَادِ عَلَى غَيْرِهِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ
وَأَتْبَاعِهِ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ، أَمَّا بَعْدُ؛</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">أَيُّهَا النَّاسُ، اتَّقُوْااللهَ تَعَالَى فِيْ السَّرَّاءِ
وَالضَّرَّاءِ فَإِنَّ التَّقْوَى سَبَبٌ لِتَفْرِيْجِ الْكُرُوْبِ
وَمَحْوِ الذُّنُوْبِ</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Jama’ah Jum’ah rahimakumullah,</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Marilah kita senantiasa bertakwa kepada Allah l dalam keadaan apapun.
Sesungguhnya dengan bertakwa kepada-Nyalah, seseorang akan dikeluarkan
oleh Allah l dari berbagai kesulitan yang dihadapinya.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br />
<a name='more'></a><br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Hadirin rahimakumullah,</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Kita semua adalah makhluk yang lemah dan senantiasa membutuhkan
pertolongan Allah l. Maka janganlah orang yang sehat dan kuat tertipu
dengan kekuatannya, sehingga merasa dirinya bisa melakukan apa saja yang
dikehendakinya tanpa memohon pertolongan Rabb-nya. Sebaliknya, jangan
pula orang yang tertimpa musibah atau dalam kondisi lemah berputus asa
dari rahmat-Nya. Ingatlah bahwa putus asa adalah sifat yang sangat
tercela. Orang yang berputus asa sama artinya telah berburuk sangka
kepada Rabb-nya, serta menganggap bahwa rahmat Allah l itu sangat
sedikit terhadap hamba-hamba-Nya. Allah l telah menyebutkan dalam
firman-Nya ketika mengabarkan perkataan Nabi-Nya Ibrahim q:</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">“Telah berkata (Ibrahim q): ‘Tidak ada orang yang berputus asa dari
rahmat Rabb-nya, kecuali orang-orang yang sesat’.” (Al-Hijr: 56)</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Hadirin rahimakumullah,</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Marilah kita senantiasa mencontoh akhlak para nabi, yang senantiasa
yakin akan pertolongan Allah l. Di antaranya Allah l sebutkan tentang
Nabi-Nya, Ibrahim q yang berkata:</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">“Dan apabila aku sakit, Dialah (Allah) yang menyembuhkan aku.” (Asy-Syu’ara: 80)</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Begitu pula tentang Nabi-Nya, Ayyub q:</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">“Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia berdoa kepada Rabb-Nya:
‘Sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang
Maha Penyayang di antara semua yang penyayang’.” (Al-Anbiya’: 83)</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Hadirin rahimakumullah,</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Demikianlah keadaan sosok orang-orang yang mengenal Allah l dengan
pengenalan yang sebenar-benarnya. Sehingga dengan sebab itu, mereka
menjadi orang-orang yang senantiasa yakin akan pertolongan Allah l dan
senantiasa berprasangka baik kepada-Nya. Begitu pula, dengan sebab
keimanan mereka kepada Allah l yang kokoh menancap di dalam hatinya,
mereka menjadi orang yang yakin bahwa Allah l Mahakuasa untuk melakukan
apa yang dikehendaki-Nya dan bahwasanya Allah l sangat luas rahmat-Nya
serta sangat besar kebaikan dan keutamaan-Nya kepada hamba-hamba-Nya.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Dalam kehidupannya di dunia, setiap orang tentu sangat mungkin untuk
jatuh sakit. Bahkan terkadang dalam satu waktu seseorang bisa terkena
beberapa jenis penyakit. Maka perlu kiranya kita ingatkan, bahwa orang
yang sedang sakit disyariatkan baginya untuk memerhatikan dua perkara,
yaitu:</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Yang pertama: Tidak mengucapkan kata-kata atau melakukan perbuatan
yang menunjukkan ketidaksabaran terhadap ketetapan Allah l atas dirinya.
Namun dia harus bersabar atas ketetapan Allah l pada dirinya. Karena
kesabaran seorang muslim menandakan keimanan dirinya, sebagaimana
disebutkan oleh Nabi n dalam sabdanya:</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ، إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ
ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ
فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا
لَه</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">“Sungguh menakjubkan keadaan seorang muslim, (karena) sesungguhnya
semua urusannya berakibat baik (baginya), dan yang demikian ini tidak
didapatkan kecuali pada diri seorang muslim, (yaitu) apabila mendapat
nikmat dia bersyukur sehingga akibatnya baik baginya dan apabila
tertimpa musibah dia bersabar dan akibatnya (juga) baik baginya.” (HR.
Muslim dan yang lainnya)</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Begitu pula hendaknya orang yang sakit juga melakukan introspeksi
diri dari kesalahan-kesalahannya. Karena musibah yang menimpa seseorang
merupakan akibat dari kesalahannya, sebagaimana Allah l sebutkan di
dalam firman-Nya:</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu adalah disebabkan perbuatan
tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari
kesalahan-kesalahanmu).” (Asy-Syura: 30)</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Sehingga dengan kesabarannya dan upaya mengintrospeksi diri tersebut akan menjadi sebab terhapuskan dosa-dosanya.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Hadirin rahimakumullah,</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Adapun perkara kedua yang perlu diperhatikan oleh orang yang sakit
adalah berobat dengan pengobatan yang bermanfaat. Tidak boleh baginya
untuk mencari bentuk pengobatan yang menyelisihi syariat. Hal ini karena
Allah l telah menetapkan bahwa segala penyakit itu ada obatnya. Maka
hendaknya yang dia lakukan adalah berusaha untuk mencari tahu tentang
obat atau tatacara pengobatannya, karena tidak setiap orang
mengetahuinya. Al-Imam Muslim t di dalam kitab Shahih-nya menyebutkan
dalam salah satu hadits yang beliau riwayatkan dengan sanadnya melalui
jalan sahabat Jabir bin ‘Abdillah z, dari Nabi n, bahwasanya beliau n
bersabda:</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ فَإِذَا أُصِيْبَ دَوَاءُ الدَّاءِ بَرَأَ بإِذْنِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">“Setiap penyakit ada obatnya, apabila obat penyakit tersebut mengenai
(orang yang sakit) maka dia akan sembuh atas izin Allah k.” (HR.
Muslim)</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Hadits tersebut dan yang semisalnya menunjukkan bahwa orang yang
sakit tidak dilarang untuk berobat. Begitu pula berobatnya orang yang
sakit tidaklah berarti menentang ketetapan Allah l serta tidak pula
bertentangan dengan kewajiban bertawakkal kepada-Nya. Bahkan orang yang
berobat ibarat orang yang berusaha menghilangkan rasa lapar dan hausnya
dengan makan dan minum. Tentunya hal tersebut sebagaimana telah kita
ketahui bersama merupakan perkara yang tidak terlarang. Bahkan berobat
selama menggunakan cara yang tidak bertentangan dengan syariat merupakan
salah satu bentuk usaha yang menunjukkan benarnya tawakkal seseorang.
Di samping itu, telah menjadi sunnatullah bahwa segala sesuatu telah
ditetapkan sebab untuk mendapatkannya. Sehingga justru dengan berobat
akan menjadi sebab semakin sempurnanya tauhid seseorang.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Ketahuilah bahwa berobat yang sesuai dengan syariat secara umum bisa
dilakukan dengan dua cara. Cara yang pertama adalah berobat dengan
menggunakan ayat-ayat Al-Qur’an atau dengan doa-doa yang diajarkan oleh
Nabi n. Yaitu dengan cara dibacakan ayat dan doa tersebut dengan
diniatkan untuk mengobati pada bagian yang terkena sakit. Pengobatan
cara seperti ini disebut dengan istilah ruqyah. Cara ini, dengan izin
Allah l, akan menjadi sebab sembuhnya orang yang terkena penyakit.
Karena Allah l telah memberitakan kepada kita bahwa kalam-Nya adalah
obat. Sebagaimana pula telah disebutkan dalam banyak hadits yang
menunjukkan disyariatkannya pengobatan dengan cara ini. Di antaranya
disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim t dalam
Shahih-nya:</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">أَنَّ النَّبِيَّ n كَانَ إِذَا اشْتَكَى يَقْرَأُ عَلَى نَفْسِهِ بِالمُعَوِّذَاتِ</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">“Bahwasanya Nabi n dahulu apabila terkena sakit beliau membaca untuk
(mengobati) dirinya dengan mu’awwidzat (yaitu surat Al-Ikhlas, Al-Falaq,
dan An-Nas).” (HR. Muslim)</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Adapun cara yang kedua adalah berobat dengan menggunakan pengobatan
yang bermanfaat dan diperbolehkan secara syariat. Adapun obat-obatan
yang terbuat dari sesuatu yang diharamkan oleh Allah l maka tidak boleh
dijadikan sebagai obat. Hal ini sebagaimana disebutkan Nabi n dalam
sabdanya, ketika ada salah seorang sahabat yaitu Thariq bin Suwaid z
menanyakan tentang khamr, yaitu sesuatu yang memabukkan, untuk dijadikan
sebagai obat. Maka beliau menjawab:</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">إِنَّهُ لَيْسَ بِدَوَاءٍ وَلَكِنَّهُ دَاءٍ</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">“Sesungguhnya (khamr) itu bukan obat bahkan (khamr)itu adalah penyakit.” (HR. Muslim)</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Hadirin rahimakumullah,</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Termasuk pengobatan yang tidak diperbolehkan adalah pengobatan dengan
sesuatu yang tidak ada kaitannya dengan penyakit. Misalnya dengan
mengikatkan benang di leher atau di tangan, dengan maksud untuk
menghilangkan penyakit yang mengenainya atau untuk mencegah datangnya
penyakit. Perbuatan ini bahkan dikategorikan sebagai perbuatan syirik
yang bisa mengurangi kesempurnaan iman, bahkan bisa menghilangkannya.
Oleh karena itu, apa yang dilakukan sebagian orangtua dengan
mengalungkan benang di leher atau di tangan anaknya ketika ingin
mengobatinya dari penyakit panas atau yang semisalnya adalah cara
pengobatan yang dilarang dalam syariat. Karena benang atau semisalnya
yang dikalungkan itu tidak ada kaitannya secara langsung untuk
mengurangi atau menghilangkan penyakit. Oleh karena itu disebutkan dalam
hadits, bahwa Nabi n ketika mendapatkan ada sahabatnya yang mengenakan
sejenis logam di lengannya untuk menghilangkan sakit pada lengannya
tersebut, beliau n mengatakan:</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">انْزِعْهَا فَإِنَّهَا لاَ تَزِيْدُكَ إِلاَّ وَهْنًا، فَإِنَّكَ لَوْ مُتَّ وَهُوَ عَلَيْكَ مَا أَفْلَحْتَ أَبَدًا</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">“Lepaskan dan buanglah (logam yang engkau lingkarkan di tanganmu),
karena sesungguhnya (apa yang kamu lingkarkan di tanganmu itu) tidak
akan membuat engkau kecuali semakin lemah. Seandainya engkau mati dalam
keadaan masih memakainya, sungguh engkau tidak akan mendapatkan
keberuntungan selamanya.” (HR. Ahmad dengan sanad yang dikatakan baik
oleh sebagian para ulama)</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Hadirin rahimakumullah,</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Akhirnya, marilah kita senantiasa berhati-hati dalam masalah yang
berkaitan dengan pengobatan dan tatacaranya. Jangan sampai keinginan
untuk mendapatkan kesembuhan baik untuk diri kita, keluarga kita, atau
yang lainnya, membuat kita tidak memerhatikan aturan yang telah
disyariatkan. Ingatlah bahwa sakit yang menimpa seseorang itu tidaklah
seberapa dibandingkan siksa Allah l di akhirat kelak. Maka janganlah
kita mengorbankan agama kita dengan terjatuh pada pelanggaran dan
menyalahi syariat-Nya, terkhusus dalam masalah berobat. Begitu juga
dalam masalah yang lainnya. Mudah-mudahan Allah l senantiasa menjaga dan
menunjuki kita semua ke jalan yang diridhai-Nya. Wallahu a’lamu
bish-shawab. Walhamdulillahi rabbil ’alamin.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Khutbah Kedua</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَلاَ عُدْوَانَ إِلاَّ عَلَى
الظَّالِمِيْنَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ
شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا
كَثِيْرًا، أَمَّا بَعْدُ:</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Marilah kita berusaha untuk mengenal Rabb kita dengan
sebenar-benarnya. Semakin mengenal-Nya, maka kita akan semakin mengerti
apa yang harus kita lakukan dalam kehidupan di dunia ini. Seseorang yang
mengetahui Allah l adalah Rabb yang memiliki sifat hikmah dan Maha
Mengetahui apa yang terbaik bagi hamba-hamba-Nya, tentu akan bersabar
dan tetap istiqamah di atas syariat-Nya. Karena dia mengerti bahwa di
balik datangnya musibah itu ada hikmah yang Allah l kehendaki. Di
antaranya adalah sebagai ujian bagi hamba-hamba-Nya yang beriman.
Sehingga dengan ujian tersebut terbedakanlah antara orang yang bersabar
dengan yang tidak bersabar. Oleh karena itu, seseorang yang telah
mengenal Rabbnya tidak akan melanggar syariat-Nya tatkala dirinya
ditimpa musibah. Termasuk dalam hal ini adalah yang berkaitan dengan
masalah berobat. Seorang muslim tentu tidak akan mengorbankan agamanya,
dengan melakukan pengobatan yang diharamkan oleh Allah l.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Hadirin rahimakumullah,</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Termasuk dari cara berobat yang diharamkan oleh Allah l adalah cara
pengobatan dengan mendatangi para dukun atau yang semisalnya. Bahkan
para ulama telah menghukumi para dukun atau tukang ramal sebagai
orang-orang kafir. Karena mereka dalam praktik pengobatannya menggunakan
bantuan dan beribadah kepada setan. Begitu pula, karena mereka adalah
orang-orang yang terang-terangan atau sembunyi-sembunyi mengaku bahwa
dirinya bisa mengetahui perkara yang ghaib. Maka tidak boleh bagi orang
yang menderita sakit untuk mendatangi dukun atau orang-orang yang
dianggap bisa meramal nasib atau mengetahui apa yang akan terjadi di
masa datang. Begitu pula tidak boleh bagi kaum muslimin untuk
membenarkan berita yang datang dari mereka.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Hadirin rahimakumullah,</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Di dalam Shahihnya, Al-Imam Muslim t meriwayatkan bahwa Nabi n bersabda:</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِيْنَ لَيْلَةً</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">“Barangsiapa mendatangi dukun dan menanyakan sesuatu (kepadanya) maka
tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh hari.” (HR. Muslim)</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Dalam hadits lainnya disebutkan:</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">مَنْ أَتَى عَرَّافًا أَوْ كَاهِنًا وَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُوْلُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">“Barangsiapa mendatangi dukun dan membenarkan ucapannya maka dia
telah mengingkari wahyu yang diturunkan kepada Muhammad.” (HR. Muslim)</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Kedua hadits tersebut dan hadits-hadits lainnya yang semakna
menunjukkan larangan dan ancaman yang sangat keras bagi orang yang
mendatangi serta membenarkan berita dari dukun dan yang semisalnya.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Hadirin rahimakumullah,</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Perlu diketahui bahwa pada masa sekarang banyak praktik perdukunan
yang dikemas dalam bentuk praktik pengobatan. Oleh karena itu, jangan
sampai kita tertipu dengan istilah-istilah yang mereka pakai untuk
mengaburkan keadaan mereka yang sesungguhnya. Janganlah kita tertipu
dengan istilah ruqyah, pengobatan alternatif, atau yang semisalnya yang
mereka gunakan dalam praktik perdukunan mereka. Janganlah kita tertipu
ayat-ayat Al-Qur’an yang mereka gunakan. Karena mereka menggunakannya
tidak sebagaimana mestinya. Begitu pula janganlah kita tertipu dengan
penamaan diri mereka dengan sebutan paranormal, orang pintar, tabib,
bahkan kyai atau ustadz sekalipun. Berhati-hatilah dalam perkara ini
dengan bertanya kepada para ulama atau penuntut ilmu yang kokoh di atas
agama Allah l agar kita tidak melanggar syariat-Nya. Sungguh mereka
adalah orang-orang yang sangat berbahaya dan tidak ada kebaikannya.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Maka sudah semestinya bagi kaum muslimin untuk tidak mendatangi
praktik-praktik perdukunan yang mereka lakukan, serta tidak menyaksikan
pertunjukan-pertunjukan yang menggunakan bantuan setan yang mereka
peragakan. Sebagaimana pula hendaknya pemerintah melarang praktik dan
pertunjukan tersebut. Karena semua itu bertentangan dengan syariat Allah
l. Mudah-mudahan Allah l senantiasa memberikan hidayah-Nya kepada kita
dan para pemimpin bangsa kita sehingga bisa menjalankan syariat-Nya.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. اللَّهُمَّ أَعِزَّ
اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ.
وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّينِ، وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِينَ،
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمينَ فِي كُلِّ مَكَانٍ،
اللَّهُمَّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا مُطْمَئِنًّا وَسَائِرَ بِلاَدِ
الْمُسْلِمِيْنَ، اللَّهُمَّ احْفَظْ وُلاَةَ أُمُوْرِ الْمُسْلِمِيْنَ
وَوَفِّقْهُمْ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ مِنَ الْأَقْوَالِ
وَالْأَفْعَالِ، يَا حَيُّ، يَا قَيُّوْمُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا
حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ
رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ
وَالْحَمدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">oleh: Al-Ustadz Saifudin Zuhri, Lc.</span></div>
</div>HERUSUBROTO (heru aja)http://www.blogger.com/profile/06878836145244969421noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8834700787926802531.post-64210547434315882082011-06-29T09:33:00.009-07:002011-06-29T10:40:41.176-07:00Dukun Sahabat Setan (Manhaji edisi 52)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table class="contentpaneopen" style="margin-left: 0px; margin-right: 0px; text-align: left;"><tbody>
<tr><td class="contentheading" width="100%"></td><td align="right" class="buttonheading" width="100%"><br /></td><td align="right" class="buttonheading" width="100%"><br /></td>
<td align="right" class="buttonheading" width="100%"><a href="http://www.asysyariah.com/component/mailto/?tmpl=component&link=aHR0cDovL3d3dy5hc3lzeWFyaWFoLmNvbS9zeWFyaWFoL21hbmhhamkvNDg5LWR1a3VuLXNhaGFiYXQtc2V0YW4tbWFuaGFqaS1lZGlzaS01Mi5odG1s" title="E-mail"><br /></a> </td>
</tr>
</tbody></table>
<div>
</div>
<table class="contentpaneopen" style="margin-left: 0px; margin-right: 0px; text-align: left;"><tbody>
<tr>
<td valign="top"><span class="small">
Written by Al-Ustadz Abulfaruq Ayip Syafrudin </span>
</td>
</tr>
<tr>
<td class="createdate" valign="top"></td></tr>
<tr><td valign="top"><b>Dukun Sahabat Setan</b><br />
(ditulis oleh: Al-Ustadz Abulfaruq Ayip Syafrudin)<br />
<br />
<br />
Perdukunan ada di mana-mana. Dalam tumbuh kembangnya, dunia
perdukunan (termasuk paranormal) hadir tak semata di tingkat akar rumput
yang rata-rata berpendidikan rendah. Pun tak semata di area yang dihuni
rakyat jelata yang miskin, papa dan hidup terbelakang. Dunia perdukunan
menyentuh juga manusia yang hidup dalam kawasan elite, prestisius
bahkan borjuis. Perdukunan merambah kemana pun. Menyeruak, masuk ke alam
kehidupan semua strata dan latar belakang manusia, kecuali orang-orang
yang dirahmati-Nya.<br />
Hasil penelitian ilmiah pada masyarakat Bugis-Makasar, diperoleh
beragam keahlian sanro (sebuah istilah paling populer untuk dukun).
Kelompok sanro pappamole, sanro pabballe, atau sanro tomalasa, yaitu
dukun yang ahli mengobati orang sakit atau yang berusaha menyembuhkan
penyakit. Sanro puru, dukun yang biasa mengobati orang yang berpenyakit
puru atau sarampa (cacar). Sanro pattiro-tiro atau sanro paccini-cini
atau sanro patontong, yaitu dukun peramal. <br />
<a name='more'></a>Misal, menentukan letak
barang yang hilang atau dicuri, menyebutkan pelaku atau ciri-ciri
pencurinya, dan sebagainya. Dukun ini suka meramal nasib atau masa depan
orang, melihat sifat dan tabiat seseorang meski sang dukun hanya tahu
nama orangnya, meramal hari atau waktu yang baik seumpama hendak
bepergian atau melakukan hajat tertentu. Sanro sehere (dukun sihir) yang
memelihara jin yang bisa disuruh membawa guna-guna dan memasukkannya ke
tubuh seseorang.<br />
Di Aceh, terkait masalah kekuatan ghaib ini disebut eleumee. Cara
untuk memperoleh eleumee disebut dengan amalan eleumee. Beberapa macam
eleumee yang tersebar di sebagian masyarakat Aceh seperti eleumee
keubay, yaitu ilmu kebal yang menjadikan kebal terhadap tusukan senjata
tajam. Termasuk dalam ilmu kebal ini antara lain eleumee ma’rifat beusoe
(ilmu ma’rifat besi), eleumee rante but (ilmu rantai perbuatan). Ada
juga eleumee tuba yaitu ilmu untuk membuat racun dan penawarnya.
Jenisnya banyak, seperti eleumee kulat yang terkenal berasal dari Lam
Teuba, untuk membuat racun dari jamur tertentu. Juga ada yang disebut
eleumee burong, ilmu bersahabat dengan makhluk halus. Eleumee pari, di
mana burong (burung) yang dipelihara digunakan untuk menjaga tuannya
dari serangan ghaib. Adapun eleumee sandrung yaitu ilmu untuk memanggil
makhluk halus dan memasukkannya ke dalam tubuh manusia. Ada pula yang
disebut eleumee akhirat atau lebih dikenal dengan kramat. Kekuatan
kramat bersifat umum, seperti mengobati yang sakit, mengusir setan,
melancarkan usaha mencari rezeki, dan pergi shalat Jumat ke Makkah.
Kisah tentang ureueng kramat (orang kramat) selalu berkisar di dayah
(pesantren) dan alim ulama, karena eleumee ini senantiasa disandingkan
dengan nilai-nilai agama. Namun, dalam batas tertentu hal itu menjadi
kabur. Karena, seseorang yang menginginkan kedudukan kramat nyatanya
menghendaki menjadi orang yang memiliki kesaktian, melakukan amalan yang
tidak bersumber pada nilai-nilai agama yang benar, bahkan justru
melakukan perbuatan bid’ah. Praktik yang sering dilakukan ureueng kramat
maupun yang memiliki eleumee, yaitu dengan memberi ajemmat. Ajemmat
adalah secarik kertas yang ditulisi atau digambari huruf Arab. Isinya
beragam, ada berupa tulisan kutipan ayat suci, ada pula hanya huruf yang
tidak dipahami maknanya. Secarik kertas tersebut lantas disimpan dalam
saku, ikat pinggang atau dibakar lantas abunya digosokkan pada badan
atau dimasukkan ke air di gelas lalu diminum airnya. Mirip ajemmat,
dikenal pula tangkay. Yaitu sebuah benda yang dianggap mempunyai
kekuatan yang bersifat melindungi pemiliknya. Benda-benda yang dipakai
sebagai tangkay seperti batu akik, daun-daunan, benang warna-warni, dan
lain-lain. (Dukun, Mantra dan Kepercayaan Masyarakat, T. Sianipar,
Al-Wisol, Munawir Yusuf, hal. 17-19 dan 147-149)<br />
Dalam kehidupan masyarakat Jawa juga tumbuh pemahaman tentang
perdukunan. Dukun perewangan, yaitu dukun yang bertindak sebagai
mediator dalam masalah mistik. Dukun wiwit, yaitu yang melakukan upacara
panen. Dukun temanten, yang mengatur prosesi upacara pengantin agar
tidak terganggu. Dukun ramal. Dukun sihir. Dukun susuk, dukun yang
menangani peristiwa-peristiwa alam, seperti menahan hujan atau membantu
agar barang-barang yang ada tidak hilang dicuri. Masih banyak lagi ragam
dukun yang ada dalam kehidupan masyarakat Jawa.<br />
Maka, dari beberapa bentuk aktivitas dukun di atas, ada beberapa
kategori yang menjadikan sebagian masyarakat meminta bantuan kepada
dukun. Di antaranya, masyarakat datang kepada seorang dukun lantaran
terkait masalah kesehatan, penyakit, masalah karir jabatan, masalah
ekonomi, bisnis atau sejenisnya, masalah jodoh, hubungan suami istri,
dan masalah keselamatan secara umum.<br />
Dukun menurut Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan hafizhahullah, adalah
seseorang yang mengaku mengetahui hal-hal ghaib. Seperti, dirinya
mengaku mengetahui peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di muka bumi
ini. Mengaku mengetahui pula tempat barang-barang yang raib. Ini semua
bisa dilakukan lantaran sang dukun meminta bantuan para setan yang
mencuri dengar (menyadap) berita dari langit. Allah l berfirman:<br />
“Apakah akan Aku beritakan kepadamu, kepada siapa setan-setan itu
turun? Mereka turun kepada tiap-tiap pendusta lagi yang banyak dosa,
mereka menghadapkan pendengaran (kepada setan) itu, dan kebanyakan
mereka adalah orang-orang pendusta.” (Asy-Syu’ara: 221-223)<br />
Setan mencuri pendengaran dari pernyataan-pernyataan malaikat, lantas
oleh setan perkataan tersebut disampaikan ke telinga dukun. Kemudian
sang dukun pun menambahi dengan seratus kedustaan bersama kalimat
tersebut. Maka manusia pun membenarkan apa yang dikatakan sang dukun
dengan sebab perkataan yang telah didengar setan dari langit. (‘Aqidatut
Tauhid, hal. 126)<br />
Adapun menurut Asy-Syaikh Shalih bin Abdul ‘Aziz Alu Asy-Syaikh,
hakikat perbuatan dukun adalah dia meminta bantuan kepada jin untuk
(mengetahui) berita-berita yang terkait perkara-perkara ghaib pada masa
lalu atau masa yang akan datang. Yang tentu saja, perkara yang akan
datang ini tidak ada yang mengetahui kecuali hanya Allah Jalla wa ‘Ala.
(Syarhu Kitab At-Tauhid, hal. 250)<br />
Nampak keterkaitan antara dukun dengan jin. Praktik dukun yang
menggunakan cara-cara magis tidak lepas dari bantuan jin. Rasulullah n
pernah ditanya perihal dukun. Aisyah x berkata:<br />
سَأَلَ أُنَاسٌ النَّبِيَّ n عَنِ الْكُهَّانِ فَقَالَ: إِنَّهُمْ
لَيْسُوا بِشَيْءٍ. فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، فَإِنَّهُمْ
يُحَدِّثُونَ بِالشَّيْءِ يَكُونُ حَقًّا؟ فَقَالَ النَّبِيُّ n: تِلْكَ
الْكَلِمَةُ مِنَ الْحَقِّ يَخْطَفُهَا الْجِنِّيُّ فَيُقَرْقِرُهَا فِي
أُذُنِ وَلِيِّهِ كَقَرْقَرَةِ الدَّجَّاجَةِ فَيَخْلِطُونَ فِيْهِ
أَكْثَرَ مِنْ مِائَةِ كَذْبَةٍ<br />
“Orang-orang bertanya kepada Nabi n perihal dukun. Maka beliau n
menjawab, ‘Sungguh mereka itu bukanlah suatu apapun.’ Lantas orang-orang
berkata, ‘Mereka (para dukun) itu mengatakan sesuatu bisa jadi benar.’
Maka Nabi n bersabda, ‘Kalimat (perkataan) itu dari yang benar, lantas
jin menyambarnya, lalu disampaikan kepada telinga walinya seperti suara
ayam berkotek. Tercampurlah di dalamnya dengan seratus lebih
kedustaan’.” (HR. Al-Bukhari no. 7561)<br />
Sungguh para dukun mendapat tempat yang leluasa sebelum Islam ada.
Akan tetapi, setelah kedatangan Islam penjagaan langit makin diperketat.
Jadilah ruang gerak dukun semakin kecil. Allah l mengabarkan terkait
keberadaan setan:<br />
“Dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit,
maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah
api, dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di
langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi sekarang
barangsiapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan
menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya).” (Al-Jin: 8-9)<br />
Allah l berfirman:<br />
“Kecuali setan yang mencuri-curi (berita) yang dapat didengar (dari
malaikat) lalu dia dikejar oleh semburan api yang terang.” (Al-Hijr: 18)<br />
Itulah hakikat dukun yang tidak bisa dilepaskan dari keterikatan
dengan jin (setan). Sebagaimana disebutkan Asy-Syaikh Shalih bin Abdul
‘Aziz Alu Asy-Syaikh hafizhahullah, bahwa masalah dukun masuk dalam
pembahasan Kitabut Tauhid, lantaran dukun meminta pelayanan (bantuan)
kepada jin. Sedangkan meminta bantuan pada jin merupakan kekufuran dan
termasuk syirik yang paling besar terhadap Allah Jalla wa ‘Ala. Sungguh,
meminta bantuan kepada jin dalam beberapa perkara tidaklah akan bisa
terjadi kecuali dengan cara taqarrub (mendekatkan diri) kepada jin
tersebut dengan sesuatu yang termasuk peribadatan. Bagi para dukun
adalah satu kemestian –agar jin membantu menyebutkan perkara-perkara
ghaib kepada mereka– melakukan upaya taqarrub kepada jin melalui prosesi
peribadatan. Prosesi peribadatan tersebut di antaranya dalam bentuk
penyembelihan (hewan), melakukan istighatsah, mengkufuri Allah Jalla wa
‘Ala dengan bentuk perilaku menghinakan mushaf (Al-Qur’an), mencela
Allah l, atau melalui perbuatan-perbuatan syirik dan kufur lainnya.
(Syarhu Kitabi At-Tauhid, hal. 250-251)<br />
Karenanya tidak mengherankan bila dalam praktik perdukunan, sang
dukun minta disediakan ayam dengan warna tertentu, kambing dengan
ketentuan tertentu, kemenyan, telur, bunga dengan berbagai rupa, dan
lainnya. Semua permintaan tersebut kelak dijadikan sebagai sesaji atau
tumbal. Semua perbuatan tersebut merupakan bentuk perbuatan syirik
karena termasuk upaya mendekatkan diri (taqarrub) kepada setan sebagai
wujud rasa takut mereka. Penyembelihan hewan yang dilakukan merupakan
bentuk penyembelihan kepada selain Allah l. Bentuk kurban bagi jin.
Padahal Rasulullah n pernah bersabda sebagaimana dalam hadits Ali bin
Abi Thalib z:<br />
لَعَنَ اللهُ مَنْ ذَبَحَ لِغَيْرِ اللهِ<br />
“Allah telah melaknat orang yang menyembelih karena selain Allah.” (HR. Muslim no. 4978)<br />
Asy-Syaikh Muhammad bin Abdillah Al-Imam hafizhahullah memasukkan
dukun dalam kategori tukang sihir. Kata beliau, penyihir meliputi tukang
ramal, dukun, ‘arraf (orang yang mengaku bisa mengetahui keberadaan
barang yang hilang). Kebanyakan dari keempat golongan ini, yaitu
penyihir, tukang ramal, dukun, dan ‘arraf adalah orang-orang yang
menghambakan diri kepada jin dan para setan mereka. Allah l berfirman:<br />
“Hanya setan-setan itulah yang kafir (mengerjakan sihir).” (Al-Baqarah: 102)<br />
Firman-Nya:<br />
“Apakah akan Aku beritakan kepadamu, kepada siapa setan-setan itu
turun? Mereka turun kepada tiap-tiap pendusta lagi yang banyak dosa,
mereka menghadapkan pendengaran (kepada setan) itu, dan kebanyakan
mereka adalah orang-orang pendusta.” (Asy-Syu’ara: 221-223)<br />
Juga firman Allah l:<br />
“Sesungguhnya setan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu.” (Al-An’am: 121)<br />
Barangsiapa, dari keempat macam orang tersebut, yang (mengatakan)
tidak mendapat berita dari para setan dan jin, maka dia itu dajjal,
pendusta yang melakukan praktik sihir dengan cara menyampaikan perkataan
dusta, menipu demi meraup harta duniawi. (Irsyadun Nazhir ila Ma’rifati
‘Alamat As-Sahir, hal. 10)<br />
Disebutkan pula bahwa ‘arraf adalah juga dukun. Dua nama namun
menunjukkan sesuatu yang satu. Dinyatakan oleh Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyah t bahwa al-’arraf adalah nama bagi dukun, tukang nujum, dan
rammal (orang yang meramal dengan cara memukulkan kerikil dan menggaris
di pasir). (Syarhu Kitabit Tauhid, hal. 255-256)<br />
Sebagai agama yang membawa rahmat, Islam melarang keras keberadaan
dukun dan praktik perdukunan. Islam melarang seseorang mendatangi dukun.
Sebagaimana hadits Mu’awiyah bin Al-Hakam As-Sulami z yang menyatakan,
“Wahai Rasulullah, sungguh seorang dari kami mendatangi dukun.” Kata
Rasulullah n:<br />
فَلَا تَأْتِهِمْ<br />
“Jangan engkau mendatangi mereka.” (HR. Muslim no.537)<br />
Juga berdasar hadits dari Shafiyyah x, dari sebagian istri Nabi n, dari Nabi n, beliau bersabda:<br />
مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلَاةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً<br />
“Barangsiapa yang mendatangi dukun, lantas dia bertanya tentang
sesuatu kemudian membenarkan apa yang diucapkan dukun tersebut, tidaklah
diterima shalatnya selama 40 malam.” (HR. Muslim no. 2231, tanpa lafadz
فَصَدَّقَ بِهِ. Tambahan lafadz tersebut tertera dalam hadits yang
diriwayatkan Al-Imam Ahmad dalam Musnad-nya, 4/28, 5/380)<br />
Secara zhahir hadits, sekadar bertanya kepada dukun merupakan bakal
tidak diterimanya shalat selama 40 malam. Akan tetapi, yang demikian ini
tidaklah bersifat mutlak. Perlu ada rincian. Ini sebagaimana dinyatakan
As-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin t. Terkait bertanya kepada
dukun ini, beliau t merinci menjadi empat bagian:<br />
1.<span style="white-space: pre;"> </span>Semata-mata bertanya, maka yang seperti ini haram hukumnya. Berdasarkan sabda Nabi n:<br />
مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلَاةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً<br />
“Barangsiapa yang mendatangi dukun, lantas dia bertanya tentang
sesuatu kemudian membenarkan apa yang diucapkan dukun tersebut, tidaklah
diterima shalatnya selama 40 malam.”<br />
Penetapan sanksi atas orang yang bertanya kepada dukun menunjukkan
atas keharamannya. Ini berarti bahwa tidaklah ada sanksi kecuali atas
perbuatan yang diharamkan.<br />
2.<span style="white-space: pre;"> </span>Bertanya lalu membenarkan
apa yang dikatakan dukun tersebut. Yang seperti ini menjadikan pelakunya
kufur lantaran dia membenarkan dalam perkara yang ghaib dan mendustakan
Al-Qur’an, yaitu firman Allah l:<br />
“Katakanlah: ‘Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah’.” (An-Naml: 65)<br />
3.<span style="white-space: pre;"> </span>Pertanyaan yang diajukan
kepada dukun dalam rangka menguji dukun tersebut, apakah dia seorang
yang jujur atau pendusta. Tidak dalam rangka mengambil perkataannya.
Yang semisal ini tidak mengapa dan tidak masuk dalam kategori hadits di
atas. Nabi n pernah bertanya kepada Ibnu Shayyad:<br />
مَا ذَا خَبَأْتُ لَكَ؟ قَاَلَ: الدُّخُّ. فَقَالَ: اخْسَأْ فَلَنْ تَعْدُوَ قَدْرَكَ<br />
“Apakah yang aku sembunyikan darimu?” Jawab Ibnu Shayyad: “Asap.”
Kata Nabi n: “Diamlah. Maka, sekali-kali kamu tidak akan melampaui (apa
yang telah Allah l) takdirkan padamu.”<br />
Maka, Nabi n menyembunyikan sesuatu dari Ibnu Shayyad dalam rangka mengujinya. (HR. Al-Bukhari no. 3055)<br />
4.<span style="white-space: pre;"> </span>Bertanya dalam rangka
menampakkan kelemahan dan kedustaan dukun. Ini diuji dengan
perkara-perkara yang akan memperjelas bahwa dia adalah lemah dan dusta.
Yang demikian ini dituntut. Bahkan terkadang bisa menjadi wajib
hukumnya. Sebab, menunjukkan kebatilan perkataan dukun, tidak diragukan
lagi sebagai perkara yang dituntut adanya, bahkan bisa menjadi sesuatu
yang wajib. (Al-Qaulul Mufid ‘ala Kitabit Tauhid, hal. 341)<br />
<br />
Bagaimana hukum membantu dukun yang menggunakan sihir? Asy-Syaikh
Muhammad Al-Imam hafizhahullah menyatakan bahwa termasuk sebesar-besar
dosa yang paling besar adalah melakukan tolong-menolong dengan tukang
sihir. Allah l berfirman:<br />
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa,
dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.”
(Al-Ma’idah: 2)<br />
Firman-Nya:<br />
“Dan janganlah kamu berdebat (untuk membela) orang-orang yang
mengkhianati dirinya. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
selalu berkhianat lagi bergelimang dosa, mereka bersembunyi dari
manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah
beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan
rahasia yang Allah tidak ridhai. Dan adalah Allah Maha meliputi
(ilmu-Nya) terhadap apa yang mereka kerjakan. Beginilah kamu, kamu
sekalian adalah orang-orang yang berdebat untuk (membela) mereka dalam
kehidupan dunia ini. Maka siapakah yang akan mendebat Allah untuk
(membela) mereka pada hari kiamat? Atau siapakah yang jadi pelindung
mereka (terhadap siksa Allah)?” (An-Nisa’: 107-109)<br />
Rasulullah n bersabda:<br />
لَعَنَ اللهُ مَنْ لَعَنَ وَالِدَيْهِ، وَلَعَنَ اللهُ مَنْ آوَى مُحْدِثًا<br />
“Allah melaknat orang yang melaknat kedua orangtuanya, dan Allah
melaknat terhadap orang yang melindungi orang yang jahat (kriminal).”
(HR. Muslim no. 1978, dari Ali bin Abi Thalib z)<br />
Kata Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam hafizhahullah, termasuk memberi
perlindungan kepada pelaku bid’ah atau kriminal, yaitu membiarkan ia
tinggal bersama keluarganya, atau tinggal di kampungnya, di kotanya,
atau di perkampungan muslim. Termasuk pula memberi perlindungan kepada
pelaku sihir adalah dengan mereka dipungut uang lalu dilepaskan bebas.
Sehingga dia bisa melangsungkan tindak kriminal. Tidak ada upaya untuk
menjebloskannya ke penjara hingga nampak sikap penyesalan dan taubat
pada diri dukun atau tukang sihir ini. Tentunya, dengan taubat yang
sebenarnya. Akan tetapi, kenyataan yang ada justru dia diberi tempat
untuk menyembunyikan dirinya.<br />
Karenanya, Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam menasihatkan, hendaknya wajib
atas negara muslim untuk menegakkan hukum kepada para tukang sihir
(termasuk dukun, tukang ramal, dan lainnya, pen.) jika mereka belum
menampakkan taubat yang sebenar-benarnya. Jika tukang sihir tersebut
telah kafir maka dia dibunuh karena telah murtad dari Islam. Jika dia
belum kafir, hanya melakukan salah satu dosa terbesar dari dosa-dosa
yang paling besar, maka dihukum ta’zir (hukuman yang bukan had, tidak
ditentukan kadarnya oleh syariat). Lain halnya bila dia ternyata telah
membunuh seseorang dengan sihirnya, maka dia dihukum mati. Hendaknya
pula masyarakat bahu-membahu, saling menolong dengan pihak pemerintah
dalam hal tersebut. Menegakkan hukum terhadap pelaku sihir termasuk
sebesar-besar upaya untuk melindungi masyarakat muslimin dari hal-hal
yang menyebabkan kekufuran dan kesyirikan. (Irsyadun Nazhir ila
Ma’rifati ‘Alamat As-Sahir, hal. 83 dan 94)<br />
Adapun kepada tukang sihir, dukun, tukang nujum, dan lainnya,
hendaklah bertaubat kepada Allah l dengan sebenar-benarnya, dengan
menunaikan perintah Allah l Yang Maha Esa dan Maha Kuasa. Allah l
berfirman:<br />
“Katakanlah: ‘Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri
mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah
Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada
Rabbmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu
kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi). Dan ikutilah sebaik-baik apa
yang telah diturunkan kepadamu dari Rabbmu sebelum datang azab kepadamu
dengan tiba-tiba, sedang kamu tidak menyadarinya’.” (Az-Zumar: 53-55)<br />
Maka, bagi orang yang memerhatikan ayat-ayat Al-Qur’an, dia akan
melihat bahwa Allah l telah menjanjikan maghfirah (ampunan) dan rahmah
bagi hamba-hamba-Nya. (Irsyadun Nazhir, hal. 103)<br />
Wallahu a’lam.</td></tr>
</tbody></table>
</div>HERUSUBROTO (heru aja)http://www.blogger.com/profile/06878836145244969421noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8834700787926802531.post-15661494626336896092011-06-29T09:33:00.007-07:002011-06-29T09:33:46.796-07:00Dukun Sahabat Setan (Manhaji edisi 52)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table class="contentpaneopen" style="margin-left: 0px; margin-right: 0px; text-align: left;"><tbody>
<tr><td class="contentheading" width="100%"></td><td align="right" class="buttonheading" width="100%"><br /></td><td align="right" class="buttonheading" width="100%"><br /></td>
<td align="right" class="buttonheading" width="100%"><a href="http://www.asysyariah.com/component/mailto/?tmpl=component&link=aHR0cDovL3d3dy5hc3lzeWFyaWFoLmNvbS9zeWFyaWFoL21hbmhhamkvNDg5LWR1a3VuLXNhaGFiYXQtc2V0YW4tbWFuaGFqaS1lZGlzaS01Mi5odG1s" title="E-mail"><br /></a> </td>
</tr>
</tbody></table>
<div>
</div>
<table class="contentpaneopen" style="margin-left: 0px; margin-right: 0px; text-align: left;"><tbody>
<tr>
<td valign="top"><span class="small">
Written by Al-Ustadz Abulfaruq Ayip Syafrudin </span>
</td>
</tr>
<tr>
<td class="createdate" valign="top"></td></tr>
<tr><td valign="top"><b>Dukun Sahabat Setan</b><br />
(ditulis oleh: Al-Ustadz Abulfaruq Ayip Syafrudin)<br />
<br />
<br />
Perdukunan ada di mana-mana. Dalam tumbuh kembangnya, dunia
perdukunan (termasuk paranormal) hadir tak semata di tingkat akar rumput
yang rata-rata berpendidikan rendah. Pun tak semata di area yang dihuni
rakyat jelata yang miskin, papa dan hidup terbelakang. Dunia perdukunan
menyentuh juga manusia yang hidup dalam kawasan elite, prestisius
bahkan borjuis. Perdukunan merambah kemana pun. Menyeruak, masuk ke alam
kehidupan semua strata dan latar belakang manusia, kecuali orang-orang
yang dirahmati-Nya.<br />
Hasil penelitian ilmiah pada masyarakat Bugis-Makasar, diperoleh
beragam keahlian sanro (sebuah istilah paling populer untuk dukun).
Kelompok sanro pappamole, sanro pabballe, atau sanro tomalasa, yaitu
dukun yang ahli mengobati orang sakit atau yang berusaha menyembuhkan
penyakit. Sanro puru, dukun yang biasa mengobati orang yang berpenyakit
puru atau sarampa (cacar). Sanro pattiro-tiro atau sanro paccini-cini
atau sanro patontong, yaitu dukun peramal. <br />
<a name='more'></a>Misal, menentukan letak
barang yang hilang atau dicuri, menyebutkan pelaku atau ciri-ciri
pencurinya, dan sebagainya. Dukun ini suka meramal nasib atau masa depan
orang, melihat sifat dan tabiat seseorang meski sang dukun hanya tahu
nama orangnya, meramal hari atau waktu yang baik seumpama hendak
bepergian atau melakukan hajat tertentu. Sanro sehere (dukun sihir) yang
memelihara jin yang bisa disuruh membawa guna-guna dan memasukkannya ke
tubuh seseorang.<br />
Di Aceh, terkait masalah kekuatan ghaib ini disebut eleumee. Cara
untuk memperoleh eleumee disebut dengan amalan eleumee. Beberapa macam
eleumee yang tersebar di sebagian masyarakat Aceh seperti eleumee
keubay, yaitu ilmu kebal yang menjadikan kebal terhadap tusukan senjata
tajam. Termasuk dalam ilmu kebal ini antara lain eleumee ma’rifat beusoe
(ilmu ma’rifat besi), eleumee rante but (ilmu rantai perbuatan). Ada
juga eleumee tuba yaitu ilmu untuk membuat racun dan penawarnya.
Jenisnya banyak, seperti eleumee kulat yang terkenal berasal dari Lam
Teuba, untuk membuat racun dari jamur tertentu. Juga ada yang disebut
eleumee burong, ilmu bersahabat dengan makhluk halus. Eleumee pari, di
mana burong (burung) yang dipelihara digunakan untuk menjaga tuannya
dari serangan ghaib. Adapun eleumee sandrung yaitu ilmu untuk memanggil
makhluk halus dan memasukkannya ke dalam tubuh manusia. Ada pula yang
disebut eleumee akhirat atau lebih dikenal dengan kramat. Kekuatan
kramat bersifat umum, seperti mengobati yang sakit, mengusir setan,
melancarkan usaha mencari rezeki, dan pergi shalat Jumat ke Makkah.
Kisah tentang ureueng kramat (orang kramat) selalu berkisar di dayah
(pesantren) dan alim ulama, karena eleumee ini senantiasa disandingkan
dengan nilai-nilai agama. Namun, dalam batas tertentu hal itu menjadi
kabur. Karena, seseorang yang menginginkan kedudukan kramat nyatanya
menghendaki menjadi orang yang memiliki kesaktian, melakukan amalan yang
tidak bersumber pada nilai-nilai agama yang benar, bahkan justru
melakukan perbuatan bid’ah. Praktik yang sering dilakukan ureueng kramat
maupun yang memiliki eleumee, yaitu dengan memberi ajemmat. Ajemmat
adalah secarik kertas yang ditulisi atau digambari huruf Arab. Isinya
beragam, ada berupa tulisan kutipan ayat suci, ada pula hanya huruf yang
tidak dipahami maknanya. Secarik kertas tersebut lantas disimpan dalam
saku, ikat pinggang atau dibakar lantas abunya digosokkan pada badan
atau dimasukkan ke air di gelas lalu diminum airnya. Mirip ajemmat,
dikenal pula tangkay. Yaitu sebuah benda yang dianggap mempunyai
kekuatan yang bersifat melindungi pemiliknya. Benda-benda yang dipakai
sebagai tangkay seperti batu akik, daun-daunan, benang warna-warni, dan
lain-lain. (Dukun, Mantra dan Kepercayaan Masyarakat, T. Sianipar,
Al-Wisol, Munawir Yusuf, hal. 17-19 dan 147-149)<br />
Dalam kehidupan masyarakat Jawa juga tumbuh pemahaman tentang
perdukunan. Dukun perewangan, yaitu dukun yang bertindak sebagai
mediator dalam masalah mistik. Dukun wiwit, yaitu yang melakukan upacara
panen. Dukun temanten, yang mengatur prosesi upacara pengantin agar
tidak terganggu. Dukun ramal. Dukun sihir. Dukun susuk, dukun yang
menangani peristiwa-peristiwa alam, seperti menahan hujan atau membantu
agar barang-barang yang ada tidak hilang dicuri. Masih banyak lagi ragam
dukun yang ada dalam kehidupan masyarakat Jawa.<br />
Maka, dari beberapa bentuk aktivitas dukun di atas, ada beberapa
kategori yang menjadikan sebagian masyarakat meminta bantuan kepada
dukun. Di antaranya, masyarakat datang kepada seorang dukun lantaran
terkait masalah kesehatan, penyakit, masalah karir jabatan, masalah
ekonomi, bisnis atau sejenisnya, masalah jodoh, hubungan suami istri,
dan masalah keselamatan secara umum.<br />
Dukun menurut Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan hafizhahullah, adalah
seseorang yang mengaku mengetahui hal-hal ghaib. Seperti, dirinya
mengaku mengetahui peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di muka bumi
ini. Mengaku mengetahui pula tempat barang-barang yang raib. Ini semua
bisa dilakukan lantaran sang dukun meminta bantuan para setan yang
mencuri dengar (menyadap) berita dari langit. Allah l berfirman:<br />
“Apakah akan Aku beritakan kepadamu, kepada siapa setan-setan itu
turun? Mereka turun kepada tiap-tiap pendusta lagi yang banyak dosa,
mereka menghadapkan pendengaran (kepada setan) itu, dan kebanyakan
mereka adalah orang-orang pendusta.” (Asy-Syu’ara: 221-223)<br />
Setan mencuri pendengaran dari pernyataan-pernyataan malaikat, lantas
oleh setan perkataan tersebut disampaikan ke telinga dukun. Kemudian
sang dukun pun menambahi dengan seratus kedustaan bersama kalimat
tersebut. Maka manusia pun membenarkan apa yang dikatakan sang dukun
dengan sebab perkataan yang telah didengar setan dari langit. (‘Aqidatut
Tauhid, hal. 126)<br />
Adapun menurut Asy-Syaikh Shalih bin Abdul ‘Aziz Alu Asy-Syaikh,
hakikat perbuatan dukun adalah dia meminta bantuan kepada jin untuk
(mengetahui) berita-berita yang terkait perkara-perkara ghaib pada masa
lalu atau masa yang akan datang. Yang tentu saja, perkara yang akan
datang ini tidak ada yang mengetahui kecuali hanya Allah Jalla wa ‘Ala.
(Syarhu Kitab At-Tauhid, hal. 250)<br />
Nampak keterkaitan antara dukun dengan jin. Praktik dukun yang
menggunakan cara-cara magis tidak lepas dari bantuan jin. Rasulullah n
pernah ditanya perihal dukun. Aisyah x berkata:<br />
سَأَلَ أُنَاسٌ النَّبِيَّ n عَنِ الْكُهَّانِ فَقَالَ: إِنَّهُمْ
لَيْسُوا بِشَيْءٍ. فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، فَإِنَّهُمْ
يُحَدِّثُونَ بِالشَّيْءِ يَكُونُ حَقًّا؟ فَقَالَ النَّبِيُّ n: تِلْكَ
الْكَلِمَةُ مِنَ الْحَقِّ يَخْطَفُهَا الْجِنِّيُّ فَيُقَرْقِرُهَا فِي
أُذُنِ وَلِيِّهِ كَقَرْقَرَةِ الدَّجَّاجَةِ فَيَخْلِطُونَ فِيْهِ
أَكْثَرَ مِنْ مِائَةِ كَذْبَةٍ<br />
“Orang-orang bertanya kepada Nabi n perihal dukun. Maka beliau n
menjawab, ‘Sungguh mereka itu bukanlah suatu apapun.’ Lantas orang-orang
berkata, ‘Mereka (para dukun) itu mengatakan sesuatu bisa jadi benar.’
Maka Nabi n bersabda, ‘Kalimat (perkataan) itu dari yang benar, lantas
jin menyambarnya, lalu disampaikan kepada telinga walinya seperti suara
ayam berkotek. Tercampurlah di dalamnya dengan seratus lebih
kedustaan’.” (HR. Al-Bukhari no. 7561)<br />
Sungguh para dukun mendapat tempat yang leluasa sebelum Islam ada.
Akan tetapi, setelah kedatangan Islam penjagaan langit makin diperketat.
Jadilah ruang gerak dukun semakin kecil. Allah l mengabarkan terkait
keberadaan setan:<br />
“Dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit,
maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah
api, dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di
langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi sekarang
barangsiapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan
menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya).” (Al-Jin: 8-9)<br />
Allah l berfirman:<br />
“Kecuali setan yang mencuri-curi (berita) yang dapat didengar (dari
malaikat) lalu dia dikejar oleh semburan api yang terang.” (Al-Hijr: 18)<br />
Itulah hakikat dukun yang tidak bisa dilepaskan dari keterikatan
dengan jin (setan). Sebagaimana disebutkan Asy-Syaikh Shalih bin Abdul
‘Aziz Alu Asy-Syaikh hafizhahullah, bahwa masalah dukun masuk dalam
pembahasan Kitabut Tauhid, lantaran dukun meminta pelayanan (bantuan)
kepada jin. Sedangkan meminta bantuan pada jin merupakan kekufuran dan
termasuk syirik yang paling besar terhadap Allah Jalla wa ‘Ala. Sungguh,
meminta bantuan kepada jin dalam beberapa perkara tidaklah akan bisa
terjadi kecuali dengan cara taqarrub (mendekatkan diri) kepada jin
tersebut dengan sesuatu yang termasuk peribadatan. Bagi para dukun
adalah satu kemestian –agar jin membantu menyebutkan perkara-perkara
ghaib kepada mereka– melakukan upaya taqarrub kepada jin melalui prosesi
peribadatan. Prosesi peribadatan tersebut di antaranya dalam bentuk
penyembelihan (hewan), melakukan istighatsah, mengkufuri Allah Jalla wa
‘Ala dengan bentuk perilaku menghinakan mushaf (Al-Qur’an), mencela
Allah l, atau melalui perbuatan-perbuatan syirik dan kufur lainnya.
(Syarhu Kitabi At-Tauhid, hal. 250-251)<br />
Karenanya tidak mengherankan bila dalam praktik perdukunan, sang
dukun minta disediakan ayam dengan warna tertentu, kambing dengan
ketentuan tertentu, kemenyan, telur, bunga dengan berbagai rupa, dan
lainnya. Semua permintaan tersebut kelak dijadikan sebagai sesaji atau
tumbal. Semua perbuatan tersebut merupakan bentuk perbuatan syirik
karena termasuk upaya mendekatkan diri (taqarrub) kepada setan sebagai
wujud rasa takut mereka. Penyembelihan hewan yang dilakukan merupakan
bentuk penyembelihan kepada selain Allah l. Bentuk kurban bagi jin.
Padahal Rasulullah n pernah bersabda sebagaimana dalam hadits Ali bin
Abi Thalib z:<br />
لَعَنَ اللهُ مَنْ ذَبَحَ لِغَيْرِ اللهِ<br />
“Allah telah melaknat orang yang menyembelih karena selain Allah.” (HR. Muslim no. 4978)<br />
Asy-Syaikh Muhammad bin Abdillah Al-Imam hafizhahullah memasukkan
dukun dalam kategori tukang sihir. Kata beliau, penyihir meliputi tukang
ramal, dukun, ‘arraf (orang yang mengaku bisa mengetahui keberadaan
barang yang hilang). Kebanyakan dari keempat golongan ini, yaitu
penyihir, tukang ramal, dukun, dan ‘arraf adalah orang-orang yang
menghambakan diri kepada jin dan para setan mereka. Allah l berfirman:<br />
“Hanya setan-setan itulah yang kafir (mengerjakan sihir).” (Al-Baqarah: 102)<br />
Firman-Nya:<br />
“Apakah akan Aku beritakan kepadamu, kepada siapa setan-setan itu
turun? Mereka turun kepada tiap-tiap pendusta lagi yang banyak dosa,
mereka menghadapkan pendengaran (kepada setan) itu, dan kebanyakan
mereka adalah orang-orang pendusta.” (Asy-Syu’ara: 221-223)<br />
Juga firman Allah l:<br />
“Sesungguhnya setan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu.” (Al-An’am: 121)<br />
Barangsiapa, dari keempat macam orang tersebut, yang (mengatakan)
tidak mendapat berita dari para setan dan jin, maka dia itu dajjal,
pendusta yang melakukan praktik sihir dengan cara menyampaikan perkataan
dusta, menipu demi meraup harta duniawi. (Irsyadun Nazhir ila Ma’rifati
‘Alamat As-Sahir, hal. 10)<br />
Disebutkan pula bahwa ‘arraf adalah juga dukun. Dua nama namun
menunjukkan sesuatu yang satu. Dinyatakan oleh Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyah t bahwa al-’arraf adalah nama bagi dukun, tukang nujum, dan
rammal (orang yang meramal dengan cara memukulkan kerikil dan menggaris
di pasir). (Syarhu Kitabit Tauhid, hal. 255-256)<br />
Sebagai agama yang membawa rahmat, Islam melarang keras keberadaan
dukun dan praktik perdukunan. Islam melarang seseorang mendatangi dukun.
Sebagaimana hadits Mu’awiyah bin Al-Hakam As-Sulami z yang menyatakan,
“Wahai Rasulullah, sungguh seorang dari kami mendatangi dukun.” Kata
Rasulullah n:<br />
فَلَا تَأْتِهِمْ<br />
“Jangan engkau mendatangi mereka.” (HR. Muslim no.537)<br />
Juga berdasar hadits dari Shafiyyah x, dari sebagian istri Nabi n, dari Nabi n, beliau bersabda:<br />
مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلَاةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً<br />
“Barangsiapa yang mendatangi dukun, lantas dia bertanya tentang
sesuatu kemudian membenarkan apa yang diucapkan dukun tersebut, tidaklah
diterima shalatnya selama 40 malam.” (HR. Muslim no. 2231, tanpa lafadz
فَصَدَّقَ بِهِ. Tambahan lafadz tersebut tertera dalam hadits yang
diriwayatkan Al-Imam Ahmad dalam Musnad-nya, 4/28, 5/380)<br />
Secara zhahir hadits, sekadar bertanya kepada dukun merupakan bakal
tidak diterimanya shalat selama 40 malam. Akan tetapi, yang demikian ini
tidaklah bersifat mutlak. Perlu ada rincian. Ini sebagaimana dinyatakan
As-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin t. Terkait bertanya kepada
dukun ini, beliau t merinci menjadi empat bagian:<br />
1.<span style="white-space: pre;"> </span>Semata-mata bertanya, maka yang seperti ini haram hukumnya. Berdasarkan sabda Nabi n:<br />
مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلَاةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً<br />
“Barangsiapa yang mendatangi dukun, lantas dia bertanya tentang
sesuatu kemudian membenarkan apa yang diucapkan dukun tersebut, tidaklah
diterima shalatnya selama 40 malam.”<br />
Penetapan sanksi atas orang yang bertanya kepada dukun menunjukkan
atas keharamannya. Ini berarti bahwa tidaklah ada sanksi kecuali atas
perbuatan yang diharamkan.<br />
2.<span style="white-space: pre;"> </span>Bertanya lalu membenarkan
apa yang dikatakan dukun tersebut. Yang seperti ini menjadikan pelakunya
kufur lantaran dia membenarkan dalam perkara yang ghaib dan mendustakan
Al-Qur’an, yaitu firman Allah l:<br />
“Katakanlah: ‘Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah’.” (An-Naml: 65)<br />
3.<span style="white-space: pre;"> </span>Pertanyaan yang diajukan
kepada dukun dalam rangka menguji dukun tersebut, apakah dia seorang
yang jujur atau pendusta. Tidak dalam rangka mengambil perkataannya.
Yang semisal ini tidak mengapa dan tidak masuk dalam kategori hadits di
atas. Nabi n pernah bertanya kepada Ibnu Shayyad:<br />
مَا ذَا خَبَأْتُ لَكَ؟ قَاَلَ: الدُّخُّ. فَقَالَ: اخْسَأْ فَلَنْ تَعْدُوَ قَدْرَكَ<br />
“Apakah yang aku sembunyikan darimu?” Jawab Ibnu Shayyad: “Asap.”
Kata Nabi n: “Diamlah. Maka, sekali-kali kamu tidak akan melampaui (apa
yang telah Allah l) takdirkan padamu.”<br />
Maka, Nabi n menyembunyikan sesuatu dari Ibnu Shayyad dalam rangka mengujinya. (HR. Al-Bukhari no. 3055)<br />
4.<span style="white-space: pre;"> </span>Bertanya dalam rangka
menampakkan kelemahan dan kedustaan dukun. Ini diuji dengan
perkara-perkara yang akan memperjelas bahwa dia adalah lemah dan dusta.
Yang demikian ini dituntut. Bahkan terkadang bisa menjadi wajib
hukumnya. Sebab, menunjukkan kebatilan perkataan dukun, tidak diragukan
lagi sebagai perkara yang dituntut adanya, bahkan bisa menjadi sesuatu
yang wajib. (Al-Qaulul Mufid ‘ala Kitabit Tauhid, hal. 341)<br />
<br />
Bagaimana hukum membantu dukun yang menggunakan sihir? Asy-Syaikh
Muhammad Al-Imam hafizhahullah menyatakan bahwa termasuk sebesar-besar
dosa yang paling besar adalah melakukan tolong-menolong dengan tukang
sihir. Allah l berfirman:<br />
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa,
dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.”
(Al-Ma’idah: 2)<br />
Firman-Nya:<br />
“Dan janganlah kamu berdebat (untuk membela) orang-orang yang
mengkhianati dirinya. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
selalu berkhianat lagi bergelimang dosa, mereka bersembunyi dari
manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah
beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan
rahasia yang Allah tidak ridhai. Dan adalah Allah Maha meliputi
(ilmu-Nya) terhadap apa yang mereka kerjakan. Beginilah kamu, kamu
sekalian adalah orang-orang yang berdebat untuk (membela) mereka dalam
kehidupan dunia ini. Maka siapakah yang akan mendebat Allah untuk
(membela) mereka pada hari kiamat? Atau siapakah yang jadi pelindung
mereka (terhadap siksa Allah)?” (An-Nisa’: 107-109)<br />
Rasulullah n bersabda:<br />
لَعَنَ اللهُ مَنْ لَعَنَ وَالِدَيْهِ، وَلَعَنَ اللهُ مَنْ آوَى مُحْدِثًا<br />
“Allah melaknat orang yang melaknat kedua orangtuanya, dan Allah
melaknat terhadap orang yang melindungi orang yang jahat (kriminal).”
(HR. Muslim no. 1978, dari Ali bin Abi Thalib z)<br />
Kata Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam hafizhahullah, termasuk memberi
perlindungan kepada pelaku bid’ah atau kriminal, yaitu membiarkan ia
tinggal bersama keluarganya, atau tinggal di kampungnya, di kotanya,
atau di perkampungan muslim. Termasuk pula memberi perlindungan kepada
pelaku sihir adalah dengan mereka dipungut uang lalu dilepaskan bebas.
Sehingga dia bisa melangsungkan tindak kriminal. Tidak ada upaya untuk
menjebloskannya ke penjara hingga nampak sikap penyesalan dan taubat
pada diri dukun atau tukang sihir ini. Tentunya, dengan taubat yang
sebenarnya. Akan tetapi, kenyataan yang ada justru dia diberi tempat
untuk menyembunyikan dirinya.<br />
Karenanya, Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam menasihatkan, hendaknya wajib
atas negara muslim untuk menegakkan hukum kepada para tukang sihir
(termasuk dukun, tukang ramal, dan lainnya, pen.) jika mereka belum
menampakkan taubat yang sebenar-benarnya. Jika tukang sihir tersebut
telah kafir maka dia dibunuh karena telah murtad dari Islam. Jika dia
belum kafir, hanya melakukan salah satu dosa terbesar dari dosa-dosa
yang paling besar, maka dihukum ta’zir (hukuman yang bukan had, tidak
ditentukan kadarnya oleh syariat). Lain halnya bila dia ternyata telah
membunuh seseorang dengan sihirnya, maka dia dihukum mati. Hendaknya
pula masyarakat bahu-membahu, saling menolong dengan pihak pemerintah
dalam hal tersebut. Menegakkan hukum terhadap pelaku sihir termasuk
sebesar-besar upaya untuk melindungi masyarakat muslimin dari hal-hal
yang menyebabkan kekufuran dan kesyirikan. (Irsyadun Nazhir ila
Ma’rifati ‘Alamat As-Sahir, hal. 83 dan 94)<br />
Adapun kepada tukang sihir, dukun, tukang nujum, dan lainnya,
hendaklah bertaubat kepada Allah l dengan sebenar-benarnya, dengan
menunaikan perintah Allah l Yang Maha Esa dan Maha Kuasa. Allah l
berfirman:<br />
“Katakanlah: ‘Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri
mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah
Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada
Rabbmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu
kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi). Dan ikutilah sebaik-baik apa
yang telah diturunkan kepadamu dari Rabbmu sebelum datang azab kepadamu
dengan tiba-tiba, sedang kamu tidak menyadarinya’.” (Az-Zumar: 53-55)<br />
Maka, bagi orang yang memerhatikan ayat-ayat Al-Qur’an, dia akan
melihat bahwa Allah l telah menjanjikan maghfirah (ampunan) dan rahmah
bagi hamba-hamba-Nya. (Irsyadun Nazhir, hal. 103)<br />
Wallahu a’lam.</td></tr>
</tbody></table>
</div>HERUSUBROTO (heru aja)http://www.blogger.com/profile/06878836145244969421noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8834700787926802531.post-15322285801610353282011-06-29T09:33:00.005-07:002011-06-29T10:40:41.186-07:00Dukun Sahabat Setan (Manhaji edisi 52)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table class="contentpaneopen" style="margin-left: 0px; margin-right: 0px; text-align: left;"><tbody>
<tr><td class="contentheading" width="100%"></td><td align="right" class="buttonheading" width="100%"><br /></td><td align="right" class="buttonheading" width="100%"><br /></td>
<td align="right" class="buttonheading" width="100%"><a href="http://www.asysyariah.com/component/mailto/?tmpl=component&link=aHR0cDovL3d3dy5hc3lzeWFyaWFoLmNvbS9zeWFyaWFoL21hbmhhamkvNDg5LWR1a3VuLXNhaGFiYXQtc2V0YW4tbWFuaGFqaS1lZGlzaS01Mi5odG1s" title="E-mail"><br /></a> </td>
</tr>
</tbody></table>
<div>
</div>
<table class="contentpaneopen" style="margin-left: 0px; margin-right: 0px; text-align: left;"><tbody>
<tr>
<td valign="top"><span class="small">
Written by Al-Ustadz Abulfaruq Ayip Syafrudin </span>
</td>
</tr>
<tr>
<td class="createdate" valign="top"></td></tr>
<tr><td valign="top"><b>Dukun Sahabat Setan</b><br />
(ditulis oleh: Al-Ustadz Abulfaruq Ayip Syafrudin)<br />
<br />
<br />
Perdukunan ada di mana-mana. Dalam tumbuh kembangnya, dunia
perdukunan (termasuk paranormal) hadir tak semata di tingkat akar rumput
yang rata-rata berpendidikan rendah. Pun tak semata di area yang dihuni
rakyat jelata yang miskin, papa dan hidup terbelakang. Dunia perdukunan
menyentuh juga manusia yang hidup dalam kawasan elite, prestisius
bahkan borjuis. Perdukunan merambah kemana pun. Menyeruak, masuk ke alam
kehidupan semua strata dan latar belakang manusia, kecuali orang-orang
yang dirahmati-Nya.<br />
Hasil penelitian ilmiah pada masyarakat Bugis-Makasar, diperoleh
beragam keahlian sanro (sebuah istilah paling populer untuk dukun).
Kelompok sanro pappamole, sanro pabballe, atau sanro tomalasa, yaitu
dukun yang ahli mengobati orang sakit atau yang berusaha menyembuhkan
penyakit. Sanro puru, dukun yang biasa mengobati orang yang berpenyakit
puru atau sarampa (cacar). Sanro pattiro-tiro atau sanro paccini-cini
atau sanro patontong, yaitu dukun peramal. <br />
<a name='more'></a>Misal, menentukan letak
barang yang hilang atau dicuri, menyebutkan pelaku atau ciri-ciri
pencurinya, dan sebagainya. Dukun ini suka meramal nasib atau masa depan
orang, melihat sifat dan tabiat seseorang meski sang dukun hanya tahu
nama orangnya, meramal hari atau waktu yang baik seumpama hendak
bepergian atau melakukan hajat tertentu. Sanro sehere (dukun sihir) yang
memelihara jin yang bisa disuruh membawa guna-guna dan memasukkannya ke
tubuh seseorang.<br />
Di Aceh, terkait masalah kekuatan ghaib ini disebut eleumee. Cara
untuk memperoleh eleumee disebut dengan amalan eleumee. Beberapa macam
eleumee yang tersebar di sebagian masyarakat Aceh seperti eleumee
keubay, yaitu ilmu kebal yang menjadikan kebal terhadap tusukan senjata
tajam. Termasuk dalam ilmu kebal ini antara lain eleumee ma’rifat beusoe
(ilmu ma’rifat besi), eleumee rante but (ilmu rantai perbuatan). Ada
juga eleumee tuba yaitu ilmu untuk membuat racun dan penawarnya.
Jenisnya banyak, seperti eleumee kulat yang terkenal berasal dari Lam
Teuba, untuk membuat racun dari jamur tertentu. Juga ada yang disebut
eleumee burong, ilmu bersahabat dengan makhluk halus. Eleumee pari, di
mana burong (burung) yang dipelihara digunakan untuk menjaga tuannya
dari serangan ghaib. Adapun eleumee sandrung yaitu ilmu untuk memanggil
makhluk halus dan memasukkannya ke dalam tubuh manusia. Ada pula yang
disebut eleumee akhirat atau lebih dikenal dengan kramat. Kekuatan
kramat bersifat umum, seperti mengobati yang sakit, mengusir setan,
melancarkan usaha mencari rezeki, dan pergi shalat Jumat ke Makkah.
Kisah tentang ureueng kramat (orang kramat) selalu berkisar di dayah
(pesantren) dan alim ulama, karena eleumee ini senantiasa disandingkan
dengan nilai-nilai agama. Namun, dalam batas tertentu hal itu menjadi
kabur. Karena, seseorang yang menginginkan kedudukan kramat nyatanya
menghendaki menjadi orang yang memiliki kesaktian, melakukan amalan yang
tidak bersumber pada nilai-nilai agama yang benar, bahkan justru
melakukan perbuatan bid’ah. Praktik yang sering dilakukan ureueng kramat
maupun yang memiliki eleumee, yaitu dengan memberi ajemmat. Ajemmat
adalah secarik kertas yang ditulisi atau digambari huruf Arab. Isinya
beragam, ada berupa tulisan kutipan ayat suci, ada pula hanya huruf yang
tidak dipahami maknanya. Secarik kertas tersebut lantas disimpan dalam
saku, ikat pinggang atau dibakar lantas abunya digosokkan pada badan
atau dimasukkan ke air di gelas lalu diminum airnya. Mirip ajemmat,
dikenal pula tangkay. Yaitu sebuah benda yang dianggap mempunyai
kekuatan yang bersifat melindungi pemiliknya. Benda-benda yang dipakai
sebagai tangkay seperti batu akik, daun-daunan, benang warna-warni, dan
lain-lain. (Dukun, Mantra dan Kepercayaan Masyarakat, T. Sianipar,
Al-Wisol, Munawir Yusuf, hal. 17-19 dan 147-149)<br />
Dalam kehidupan masyarakat Jawa juga tumbuh pemahaman tentang
perdukunan. Dukun perewangan, yaitu dukun yang bertindak sebagai
mediator dalam masalah mistik. Dukun wiwit, yaitu yang melakukan upacara
panen. Dukun temanten, yang mengatur prosesi upacara pengantin agar
tidak terganggu. Dukun ramal. Dukun sihir. Dukun susuk, dukun yang
menangani peristiwa-peristiwa alam, seperti menahan hujan atau membantu
agar barang-barang yang ada tidak hilang dicuri. Masih banyak lagi ragam
dukun yang ada dalam kehidupan masyarakat Jawa.<br />
Maka, dari beberapa bentuk aktivitas dukun di atas, ada beberapa
kategori yang menjadikan sebagian masyarakat meminta bantuan kepada
dukun. Di antaranya, masyarakat datang kepada seorang dukun lantaran
terkait masalah kesehatan, penyakit, masalah karir jabatan, masalah
ekonomi, bisnis atau sejenisnya, masalah jodoh, hubungan suami istri,
dan masalah keselamatan secara umum.<br />
Dukun menurut Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan hafizhahullah, adalah
seseorang yang mengaku mengetahui hal-hal ghaib. Seperti, dirinya
mengaku mengetahui peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di muka bumi
ini. Mengaku mengetahui pula tempat barang-barang yang raib. Ini semua
bisa dilakukan lantaran sang dukun meminta bantuan para setan yang
mencuri dengar (menyadap) berita dari langit. Allah l berfirman:<br />
“Apakah akan Aku beritakan kepadamu, kepada siapa setan-setan itu
turun? Mereka turun kepada tiap-tiap pendusta lagi yang banyak dosa,
mereka menghadapkan pendengaran (kepada setan) itu, dan kebanyakan
mereka adalah orang-orang pendusta.” (Asy-Syu’ara: 221-223)<br />
Setan mencuri pendengaran dari pernyataan-pernyataan malaikat, lantas
oleh setan perkataan tersebut disampaikan ke telinga dukun. Kemudian
sang dukun pun menambahi dengan seratus kedustaan bersama kalimat
tersebut. Maka manusia pun membenarkan apa yang dikatakan sang dukun
dengan sebab perkataan yang telah didengar setan dari langit. (‘Aqidatut
Tauhid, hal. 126)<br />
Adapun menurut Asy-Syaikh Shalih bin Abdul ‘Aziz Alu Asy-Syaikh,
hakikat perbuatan dukun adalah dia meminta bantuan kepada jin untuk
(mengetahui) berita-berita yang terkait perkara-perkara ghaib pada masa
lalu atau masa yang akan datang. Yang tentu saja, perkara yang akan
datang ini tidak ada yang mengetahui kecuali hanya Allah Jalla wa ‘Ala.
(Syarhu Kitab At-Tauhid, hal. 250)<br />
Nampak keterkaitan antara dukun dengan jin. Praktik dukun yang
menggunakan cara-cara magis tidak lepas dari bantuan jin. Rasulullah n
pernah ditanya perihal dukun. Aisyah x berkata:<br />
سَأَلَ أُنَاسٌ النَّبِيَّ n عَنِ الْكُهَّانِ فَقَالَ: إِنَّهُمْ
لَيْسُوا بِشَيْءٍ. فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، فَإِنَّهُمْ
يُحَدِّثُونَ بِالشَّيْءِ يَكُونُ حَقًّا؟ فَقَالَ النَّبِيُّ n: تِلْكَ
الْكَلِمَةُ مِنَ الْحَقِّ يَخْطَفُهَا الْجِنِّيُّ فَيُقَرْقِرُهَا فِي
أُذُنِ وَلِيِّهِ كَقَرْقَرَةِ الدَّجَّاجَةِ فَيَخْلِطُونَ فِيْهِ
أَكْثَرَ مِنْ مِائَةِ كَذْبَةٍ<br />
“Orang-orang bertanya kepada Nabi n perihal dukun. Maka beliau n
menjawab, ‘Sungguh mereka itu bukanlah suatu apapun.’ Lantas orang-orang
berkata, ‘Mereka (para dukun) itu mengatakan sesuatu bisa jadi benar.’
Maka Nabi n bersabda, ‘Kalimat (perkataan) itu dari yang benar, lantas
jin menyambarnya, lalu disampaikan kepada telinga walinya seperti suara
ayam berkotek. Tercampurlah di dalamnya dengan seratus lebih
kedustaan’.” (HR. Al-Bukhari no. 7561)<br />
Sungguh para dukun mendapat tempat yang leluasa sebelum Islam ada.
Akan tetapi, setelah kedatangan Islam penjagaan langit makin diperketat.
Jadilah ruang gerak dukun semakin kecil. Allah l mengabarkan terkait
keberadaan setan:<br />
“Dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit,
maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah
api, dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di
langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi sekarang
barangsiapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan
menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya).” (Al-Jin: 8-9)<br />
Allah l berfirman:<br />
“Kecuali setan yang mencuri-curi (berita) yang dapat didengar (dari
malaikat) lalu dia dikejar oleh semburan api yang terang.” (Al-Hijr: 18)<br />
Itulah hakikat dukun yang tidak bisa dilepaskan dari keterikatan
dengan jin (setan). Sebagaimana disebutkan Asy-Syaikh Shalih bin Abdul
‘Aziz Alu Asy-Syaikh hafizhahullah, bahwa masalah dukun masuk dalam
pembahasan Kitabut Tauhid, lantaran dukun meminta pelayanan (bantuan)
kepada jin. Sedangkan meminta bantuan pada jin merupakan kekufuran dan
termasuk syirik yang paling besar terhadap Allah Jalla wa ‘Ala. Sungguh,
meminta bantuan kepada jin dalam beberapa perkara tidaklah akan bisa
terjadi kecuali dengan cara taqarrub (mendekatkan diri) kepada jin
tersebut dengan sesuatu yang termasuk peribadatan. Bagi para dukun
adalah satu kemestian –agar jin membantu menyebutkan perkara-perkara
ghaib kepada mereka– melakukan upaya taqarrub kepada jin melalui prosesi
peribadatan. Prosesi peribadatan tersebut di antaranya dalam bentuk
penyembelihan (hewan), melakukan istighatsah, mengkufuri Allah Jalla wa
‘Ala dengan bentuk perilaku menghinakan mushaf (Al-Qur’an), mencela
Allah l, atau melalui perbuatan-perbuatan syirik dan kufur lainnya.
(Syarhu Kitabi At-Tauhid, hal. 250-251)<br />
Karenanya tidak mengherankan bila dalam praktik perdukunan, sang
dukun minta disediakan ayam dengan warna tertentu, kambing dengan
ketentuan tertentu, kemenyan, telur, bunga dengan berbagai rupa, dan
lainnya. Semua permintaan tersebut kelak dijadikan sebagai sesaji atau
tumbal. Semua perbuatan tersebut merupakan bentuk perbuatan syirik
karena termasuk upaya mendekatkan diri (taqarrub) kepada setan sebagai
wujud rasa takut mereka. Penyembelihan hewan yang dilakukan merupakan
bentuk penyembelihan kepada selain Allah l. Bentuk kurban bagi jin.
Padahal Rasulullah n pernah bersabda sebagaimana dalam hadits Ali bin
Abi Thalib z:<br />
لَعَنَ اللهُ مَنْ ذَبَحَ لِغَيْرِ اللهِ<br />
“Allah telah melaknat orang yang menyembelih karena selain Allah.” (HR. Muslim no. 4978)<br />
Asy-Syaikh Muhammad bin Abdillah Al-Imam hafizhahullah memasukkan
dukun dalam kategori tukang sihir. Kata beliau, penyihir meliputi tukang
ramal, dukun, ‘arraf (orang yang mengaku bisa mengetahui keberadaan
barang yang hilang). Kebanyakan dari keempat golongan ini, yaitu
penyihir, tukang ramal, dukun, dan ‘arraf adalah orang-orang yang
menghambakan diri kepada jin dan para setan mereka. Allah l berfirman:<br />
“Hanya setan-setan itulah yang kafir (mengerjakan sihir).” (Al-Baqarah: 102)<br />
Firman-Nya:<br />
“Apakah akan Aku beritakan kepadamu, kepada siapa setan-setan itu
turun? Mereka turun kepada tiap-tiap pendusta lagi yang banyak dosa,
mereka menghadapkan pendengaran (kepada setan) itu, dan kebanyakan
mereka adalah orang-orang pendusta.” (Asy-Syu’ara: 221-223)<br />
Juga firman Allah l:<br />
“Sesungguhnya setan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu.” (Al-An’am: 121)<br />
Barangsiapa, dari keempat macam orang tersebut, yang (mengatakan)
tidak mendapat berita dari para setan dan jin, maka dia itu dajjal,
pendusta yang melakukan praktik sihir dengan cara menyampaikan perkataan
dusta, menipu demi meraup harta duniawi. (Irsyadun Nazhir ila Ma’rifati
‘Alamat As-Sahir, hal. 10)<br />
Disebutkan pula bahwa ‘arraf adalah juga dukun. Dua nama namun
menunjukkan sesuatu yang satu. Dinyatakan oleh Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyah t bahwa al-’arraf adalah nama bagi dukun, tukang nujum, dan
rammal (orang yang meramal dengan cara memukulkan kerikil dan menggaris
di pasir). (Syarhu Kitabit Tauhid, hal. 255-256)<br />
Sebagai agama yang membawa rahmat, Islam melarang keras keberadaan
dukun dan praktik perdukunan. Islam melarang seseorang mendatangi dukun.
Sebagaimana hadits Mu’awiyah bin Al-Hakam As-Sulami z yang menyatakan,
“Wahai Rasulullah, sungguh seorang dari kami mendatangi dukun.” Kata
Rasulullah n:<br />
فَلَا تَأْتِهِمْ<br />
“Jangan engkau mendatangi mereka.” (HR. Muslim no.537)<br />
Juga berdasar hadits dari Shafiyyah x, dari sebagian istri Nabi n, dari Nabi n, beliau bersabda:<br />
مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلَاةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً<br />
“Barangsiapa yang mendatangi dukun, lantas dia bertanya tentang
sesuatu kemudian membenarkan apa yang diucapkan dukun tersebut, tidaklah
diterima shalatnya selama 40 malam.” (HR. Muslim no. 2231, tanpa lafadz
فَصَدَّقَ بِهِ. Tambahan lafadz tersebut tertera dalam hadits yang
diriwayatkan Al-Imam Ahmad dalam Musnad-nya, 4/28, 5/380)<br />
Secara zhahir hadits, sekadar bertanya kepada dukun merupakan bakal
tidak diterimanya shalat selama 40 malam. Akan tetapi, yang demikian ini
tidaklah bersifat mutlak. Perlu ada rincian. Ini sebagaimana dinyatakan
As-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin t. Terkait bertanya kepada
dukun ini, beliau t merinci menjadi empat bagian:<br />
1.<span style="white-space: pre;"> </span>Semata-mata bertanya, maka yang seperti ini haram hukumnya. Berdasarkan sabda Nabi n:<br />
مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلَاةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً<br />
“Barangsiapa yang mendatangi dukun, lantas dia bertanya tentang
sesuatu kemudian membenarkan apa yang diucapkan dukun tersebut, tidaklah
diterima shalatnya selama 40 malam.”<br />
Penetapan sanksi atas orang yang bertanya kepada dukun menunjukkan
atas keharamannya. Ini berarti bahwa tidaklah ada sanksi kecuali atas
perbuatan yang diharamkan.<br />
2.<span style="white-space: pre;"> </span>Bertanya lalu membenarkan
apa yang dikatakan dukun tersebut. Yang seperti ini menjadikan pelakunya
kufur lantaran dia membenarkan dalam perkara yang ghaib dan mendustakan
Al-Qur’an, yaitu firman Allah l:<br />
“Katakanlah: ‘Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah’.” (An-Naml: 65)<br />
3.<span style="white-space: pre;"> </span>Pertanyaan yang diajukan
kepada dukun dalam rangka menguji dukun tersebut, apakah dia seorang
yang jujur atau pendusta. Tidak dalam rangka mengambil perkataannya.
Yang semisal ini tidak mengapa dan tidak masuk dalam kategori hadits di
atas. Nabi n pernah bertanya kepada Ibnu Shayyad:<br />
مَا ذَا خَبَأْتُ لَكَ؟ قَاَلَ: الدُّخُّ. فَقَالَ: اخْسَأْ فَلَنْ تَعْدُوَ قَدْرَكَ<br />
“Apakah yang aku sembunyikan darimu?” Jawab Ibnu Shayyad: “Asap.”
Kata Nabi n: “Diamlah. Maka, sekali-kali kamu tidak akan melampaui (apa
yang telah Allah l) takdirkan padamu.”<br />
Maka, Nabi n menyembunyikan sesuatu dari Ibnu Shayyad dalam rangka mengujinya. (HR. Al-Bukhari no. 3055)<br />
4.<span style="white-space: pre;"> </span>Bertanya dalam rangka
menampakkan kelemahan dan kedustaan dukun. Ini diuji dengan
perkara-perkara yang akan memperjelas bahwa dia adalah lemah dan dusta.
Yang demikian ini dituntut. Bahkan terkadang bisa menjadi wajib
hukumnya. Sebab, menunjukkan kebatilan perkataan dukun, tidak diragukan
lagi sebagai perkara yang dituntut adanya, bahkan bisa menjadi sesuatu
yang wajib. (Al-Qaulul Mufid ‘ala Kitabit Tauhid, hal. 341)<br />
<br />
Bagaimana hukum membantu dukun yang menggunakan sihir? Asy-Syaikh
Muhammad Al-Imam hafizhahullah menyatakan bahwa termasuk sebesar-besar
dosa yang paling besar adalah melakukan tolong-menolong dengan tukang
sihir. Allah l berfirman:<br />
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa,
dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.”
(Al-Ma’idah: 2)<br />
Firman-Nya:<br />
“Dan janganlah kamu berdebat (untuk membela) orang-orang yang
mengkhianati dirinya. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
selalu berkhianat lagi bergelimang dosa, mereka bersembunyi dari
manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah
beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan
rahasia yang Allah tidak ridhai. Dan adalah Allah Maha meliputi
(ilmu-Nya) terhadap apa yang mereka kerjakan. Beginilah kamu, kamu
sekalian adalah orang-orang yang berdebat untuk (membela) mereka dalam
kehidupan dunia ini. Maka siapakah yang akan mendebat Allah untuk
(membela) mereka pada hari kiamat? Atau siapakah yang jadi pelindung
mereka (terhadap siksa Allah)?” (An-Nisa’: 107-109)<br />
Rasulullah n bersabda:<br />
لَعَنَ اللهُ مَنْ لَعَنَ وَالِدَيْهِ، وَلَعَنَ اللهُ مَنْ آوَى مُحْدِثًا<br />
“Allah melaknat orang yang melaknat kedua orangtuanya, dan Allah
melaknat terhadap orang yang melindungi orang yang jahat (kriminal).”
(HR. Muslim no. 1978, dari Ali bin Abi Thalib z)<br />
Kata Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam hafizhahullah, termasuk memberi
perlindungan kepada pelaku bid’ah atau kriminal, yaitu membiarkan ia
tinggal bersama keluarganya, atau tinggal di kampungnya, di kotanya,
atau di perkampungan muslim. Termasuk pula memberi perlindungan kepada
pelaku sihir adalah dengan mereka dipungut uang lalu dilepaskan bebas.
Sehingga dia bisa melangsungkan tindak kriminal. Tidak ada upaya untuk
menjebloskannya ke penjara hingga nampak sikap penyesalan dan taubat
pada diri dukun atau tukang sihir ini. Tentunya, dengan taubat yang
sebenarnya. Akan tetapi, kenyataan yang ada justru dia diberi tempat
untuk menyembunyikan dirinya.<br />
Karenanya, Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam menasihatkan, hendaknya wajib
atas negara muslim untuk menegakkan hukum kepada para tukang sihir
(termasuk dukun, tukang ramal, dan lainnya, pen.) jika mereka belum
menampakkan taubat yang sebenar-benarnya. Jika tukang sihir tersebut
telah kafir maka dia dibunuh karena telah murtad dari Islam. Jika dia
belum kafir, hanya melakukan salah satu dosa terbesar dari dosa-dosa
yang paling besar, maka dihukum ta’zir (hukuman yang bukan had, tidak
ditentukan kadarnya oleh syariat). Lain halnya bila dia ternyata telah
membunuh seseorang dengan sihirnya, maka dia dihukum mati. Hendaknya
pula masyarakat bahu-membahu, saling menolong dengan pihak pemerintah
dalam hal tersebut. Menegakkan hukum terhadap pelaku sihir termasuk
sebesar-besar upaya untuk melindungi masyarakat muslimin dari hal-hal
yang menyebabkan kekufuran dan kesyirikan. (Irsyadun Nazhir ila
Ma’rifati ‘Alamat As-Sahir, hal. 83 dan 94)<br />
Adapun kepada tukang sihir, dukun, tukang nujum, dan lainnya,
hendaklah bertaubat kepada Allah l dengan sebenar-benarnya, dengan
menunaikan perintah Allah l Yang Maha Esa dan Maha Kuasa. Allah l
berfirman:<br />
“Katakanlah: ‘Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri
mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah
Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada
Rabbmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu
kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi). Dan ikutilah sebaik-baik apa
yang telah diturunkan kepadamu dari Rabbmu sebelum datang azab kepadamu
dengan tiba-tiba, sedang kamu tidak menyadarinya’.” (Az-Zumar: 53-55)<br />
Maka, bagi orang yang memerhatikan ayat-ayat Al-Qur’an, dia akan
melihat bahwa Allah l telah menjanjikan maghfirah (ampunan) dan rahmah
bagi hamba-hamba-Nya. (Irsyadun Nazhir, hal. 103)<br />
Wallahu a’lam.</td></tr>
</tbody></table>
</div>HERUSUBROTO (heru aja)http://www.blogger.com/profile/06878836145244969421noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8834700787926802531.post-18664751656015816322011-06-29T09:33:00.003-07:002011-06-29T10:40:41.199-07:00Dukun Sahabat Setan (Manhaji edisi 52)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table class="contentpaneopen" style="margin-left: 0px; margin-right: 0px; text-align: left;"><tbody>
<tr><td class="contentheading" width="100%"></td><td align="right" class="buttonheading" width="100%"><br /></td><td align="right" class="buttonheading" width="100%"><br /></td>
<td align="right" class="buttonheading" width="100%"><a href="http://www.asysyariah.com/component/mailto/?tmpl=component&link=aHR0cDovL3d3dy5hc3lzeWFyaWFoLmNvbS9zeWFyaWFoL21hbmhhamkvNDg5LWR1a3VuLXNhaGFiYXQtc2V0YW4tbWFuaGFqaS1lZGlzaS01Mi5odG1s" title="E-mail"><br /></a> </td>
</tr>
</tbody></table>
<div>
</div>
<table class="contentpaneopen" style="margin-left: 0px; margin-right: 0px; text-align: left;"><tbody>
<tr>
<td valign="top"><span class="small">
Written by Al-Ustadz Abulfaruq Ayip Syafrudin </span>
</td>
</tr>
<tr>
<td class="createdate" valign="top"></td></tr>
<tr><td valign="top"><b>Dukun Sahabat Setan</b><br />
(ditulis oleh: Al-Ustadz Abulfaruq Ayip Syafrudin)<br />
<br />
<br />
Perdukunan ada di mana-mana. Dalam tumbuh kembangnya, dunia
perdukunan (termasuk paranormal) hadir tak semata di tingkat akar rumput
yang rata-rata berpendidikan rendah. Pun tak semata di area yang dihuni
rakyat jelata yang miskin, papa dan hidup terbelakang. Dunia perdukunan
menyentuh juga manusia yang hidup dalam kawasan elite, prestisius
bahkan borjuis. Perdukunan merambah kemana pun. Menyeruak, masuk ke alam
kehidupan semua strata dan latar belakang manusia, kecuali orang-orang
yang dirahmati-Nya.<br />
Hasil penelitian ilmiah pada masyarakat Bugis-Makasar, diperoleh
beragam keahlian sanro (sebuah istilah paling populer untuk dukun).
Kelompok sanro pappamole, sanro pabballe, atau sanro tomalasa, yaitu
dukun yang ahli mengobati orang sakit atau yang berusaha menyembuhkan
penyakit. Sanro puru, dukun yang biasa mengobati orang yang berpenyakit
puru atau sarampa (cacar). Sanro pattiro-tiro atau sanro paccini-cini
atau sanro patontong, yaitu dukun peramal. Misal, menentukan letak
barang yang hilang atau dicuri, menyebutkan pelaku atau ciri-ciri
pencurinya, dan sebagainya. Dukun ini suka meramal nasib atau masa depan
orang, melihat sifat dan tabiat seseorang meski sang dukun hanya tahu
nama orangnya, meramal hari atau waktu yang baik seumpama hendak
bepergian atau melakukan hajat tertentu. Sanro sehere (dukun sihir) yang
memelihara jin yang bisa disuruh membawa guna-guna dan memasukkannya ke
tubuh seseorang.<br />
Di Aceh, terkait masalah kekuatan ghaib ini disebut eleumee. Cara
untuk memperoleh eleumee disebut dengan amalan eleumee. Beberapa macam
eleumee yang tersebar di sebagian masyarakat Aceh seperti eleumee
keubay, yaitu ilmu kebal yang menjadikan kebal terhadap tusukan senjata
tajam. Termasuk dalam ilmu kebal ini antara lain eleumee ma’rifat beusoe
(ilmu ma’rifat besi), eleumee rante but (ilmu rantai perbuatan). Ada
juga eleumee tuba yaitu ilmu untuk membuat racun dan penawarnya.
Jenisnya banyak, seperti eleumee kulat yang terkenal berasal dari Lam
Teuba, untuk membuat racun dari jamur tertentu. Juga ada yang disebut
eleumee burong, ilmu bersahabat dengan makhluk halus. Eleumee pari, di
mana burong (burung) yang dipelihara digunakan untuk menjaga tuannya
dari serangan ghaib. Adapun eleumee sandrung yaitu ilmu untuk memanggil
makhluk halus dan memasukkannya ke dalam tubuh manusia. Ada pula yang
disebut eleumee akhirat atau lebih dikenal dengan kramat. Kekuatan
kramat bersifat umum, seperti mengobati yang sakit, mengusir setan,
melancarkan usaha mencari rezeki, dan pergi shalat Jumat ke Makkah.
Kisah tentang ureueng kramat (orang kramat) selalu berkisar di dayah
(pesantren) dan alim ulama, karena eleumee ini senantiasa disandingkan
dengan nilai-nilai agama. Namun, dalam batas tertentu hal itu menjadi
kabur. Karena, seseorang yang menginginkan kedudukan kramat nyatanya
menghendaki menjadi orang yang memiliki kesaktian, melakukan amalan yang
tidak bersumber pada nilai-nilai agama yang benar, bahkan justru
melakukan perbuatan bid’ah. Praktik yang sering dilakukan ureueng kramat
maupun yang memiliki eleumee, yaitu dengan memberi ajemmat. Ajemmat
adalah secarik kertas yang ditulisi atau digambari huruf Arab. Isinya
beragam, ada berupa tulisan kutipan ayat suci, ada pula hanya huruf yang
tidak dipahami maknanya. Secarik kertas tersebut lantas disimpan dalam
saku, ikat pinggang atau dibakar lantas abunya digosokkan pada badan
atau dimasukkan ke air di gelas lalu diminum airnya. Mirip ajemmat,
dikenal pula tangkay. Yaitu sebuah benda yang dianggap mempunyai
kekuatan yang bersifat melindungi pemiliknya. Benda-benda yang dipakai
sebagai tangkay seperti batu akik, daun-daunan, benang warna-warni, dan
lain-lain. (Dukun, Mantra dan Kepercayaan Masyarakat, T. Sianipar,
Al-Wisol, Munawir Yusuf, hal. 17-19 dan 147-149)<br />
Dalam kehidupan masyarakat Jawa juga tumbuh pemahaman tentang
perdukunan. Dukun perewangan, yaitu dukun yang bertindak sebagai
mediator dalam masalah mistik. Dukun wiwit, yaitu yang melakukan upacara
panen. Dukun temanten, yang mengatur prosesi upacara pengantin agar
tidak terganggu. Dukun ramal. Dukun sihir. Dukun susuk, dukun yang
menangani peristiwa-peristiwa alam, seperti menahan hujan atau membantu
agar barang-barang yang ada tidak hilang dicuri. Masih banyak lagi ragam
dukun yang ada dalam kehidupan masyarakat Jawa.<br />
Maka, dari beberapa bentuk aktivitas dukun di atas, ada beberapa
kategori yang menjadikan sebagian masyarakat meminta bantuan kepada
dukun. Di antaranya, masyarakat datang kepada seorang dukun lantaran
terkait masalah kesehatan, penyakit, masalah karir jabatan, masalah
ekonomi, bisnis atau sejenisnya, masalah jodoh, hubungan suami istri,
dan masalah keselamatan secara umum.<br />
Dukun menurut Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan hafizhahullah, adalah
seseorang yang mengaku mengetahui hal-hal ghaib. Seperti, dirinya
mengaku mengetahui peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di muka bumi
ini. Mengaku mengetahui pula tempat barang-barang yang raib. Ini semua
bisa dilakukan lantaran sang dukun meminta bantuan para setan yang
mencuri dengar (menyadap) berita dari langit. Allah l berfirman:<br />
“Apakah akan Aku beritakan kepadamu, kepada siapa setan-setan itu
turun? Mereka turun kepada tiap-tiap pendusta lagi yang banyak dosa,
mereka menghadapkan pendengaran (kepada setan) itu, dan kebanyakan
mereka adalah orang-orang pendusta.” (Asy-Syu’ara: 221-223)<br />
Setan mencuri pendengaran dari pernyataan-pernyataan malaikat, lantas
oleh setan perkataan tersebut disampaikan ke telinga dukun. Kemudian
sang dukun pun menambahi dengan seratus kedustaan bersama kalimat
tersebut. Maka manusia pun membenarkan apa yang dikatakan sang dukun
dengan sebab perkataan yang telah didengar setan dari langit. (‘Aqidatut
Tauhid, hal. 126)<br />
Adapun menurut Asy-Syaikh Shalih bin Abdul ‘Aziz Alu Asy-Syaikh,
hakikat perbuatan dukun adalah dia meminta bantuan kepada jin untuk
(mengetahui) berita-berita yang terkait perkara-perkara ghaib pada masa
lalu atau masa yang akan datang. Yang tentu saja, perkara yang akan
datang ini tidak ada yang mengetahui kecuali hanya Allah Jalla wa ‘Ala.
(Syarhu Kitab At-Tauhid, hal. 250)<br />
Nampak keterkaitan antara dukun dengan jin. Praktik dukun yang
menggunakan cara-cara magis tidak lepas dari bantuan jin. Rasulullah n
pernah ditanya perihal dukun. Aisyah x berkata:<br />
سَأَلَ أُنَاسٌ النَّبِيَّ n عَنِ الْكُهَّانِ فَقَالَ: إِنَّهُمْ
لَيْسُوا بِشَيْءٍ. فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، فَإِنَّهُمْ
يُحَدِّثُونَ بِالشَّيْءِ يَكُونُ حَقًّا؟ فَقَالَ النَّبِيُّ n: تِلْكَ
الْكَلِمَةُ مِنَ الْحَقِّ يَخْطَفُهَا الْجِنِّيُّ فَيُقَرْقِرُهَا فِي
أُذُنِ وَلِيِّهِ كَقَرْقَرَةِ الدَّجَّاجَةِ فَيَخْلِطُونَ فِيْهِ
أَكْثَرَ مِنْ مِائَةِ كَذْبَةٍ<br />
“Orang-orang bertanya kepada Nabi n perihal dukun. Maka beliau n
menjawab, ‘Sungguh mereka itu bukanlah suatu apapun.’ Lantas orang-orang
berkata, ‘Mereka (para dukun) itu mengatakan sesuatu bisa jadi benar.’
Maka Nabi n bersabda, ‘Kalimat (perkataan) itu dari yang benar, lantas
jin menyambarnya, lalu disampaikan kepada telinga walinya seperti suara
ayam berkotek. Tercampurlah di dalamnya dengan seratus lebih
kedustaan’.” (HR. Al-Bukhari no. 7561)<br />
Sungguh para dukun mendapat tempat yang leluasa sebelum Islam ada.
Akan tetapi, setelah kedatangan Islam penjagaan langit makin diperketat.
Jadilah ruang gerak dukun semakin kecil. Allah l mengabarkan terkait
keberadaan setan:<br />
“Dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit,
maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah
api, dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di
langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi sekarang
barangsiapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan
menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya).” (Al-Jin: 8-9)<br />
Allah l berfirman:<br />
“Kecuali setan yang mencuri-curi (berita) yang dapat didengar (dari
malaikat) lalu dia dikejar oleh semburan api yang terang.” (Al-Hijr: 18)<br />
Itulah hakikat dukun yang tidak bisa dilepaskan dari keterikatan
dengan jin (setan). Sebagaimana disebutkan Asy-Syaikh Shalih bin Abdul
‘Aziz Alu Asy-Syaikh hafizhahullah, bahwa masalah dukun masuk dalam
pembahasan Kitabut Tauhid, lantaran dukun meminta pelayanan (bantuan)
kepada jin. Sedangkan meminta bantuan pada jin merupakan kekufuran dan
termasuk syirik yang paling besar terhadap Allah Jalla wa ‘Ala. Sungguh,
meminta bantuan kepada jin dalam beberapa perkara tidaklah akan bisa
terjadi kecuali dengan cara taqarrub (mendekatkan diri) kepada jin
tersebut dengan sesuatu yang termasuk peribadatan. Bagi para dukun
adalah satu kemestian –agar jin membantu menyebutkan perkara-perkara
ghaib kepada mereka– melakukan upaya taqarrub kepada jin melalui prosesi
peribadatan. Prosesi peribadatan tersebut di antaranya dalam bentuk
penyembelihan (hewan), melakukan istighatsah, mengkufuri Allah Jalla wa
‘Ala dengan bentuk perilaku menghinakan mushaf (Al-Qur’an), mencela
Allah l, atau melalui perbuatan-perbuatan syirik dan kufur lainnya.
(Syarhu Kitabi At-Tauhid, hal. 250-251)<br />
Karenanya tidak mengherankan bila dalam praktik perdukunan, sang
dukun minta disediakan ayam dengan warna tertentu, kambing dengan
ketentuan tertentu, kemenyan, telur, bunga dengan berbagai rupa, dan
lainnya. Semua permintaan tersebut kelak dijadikan sebagai sesaji atau
tumbal. Semua perbuatan tersebut merupakan bentuk perbuatan syirik
karena termasuk upaya mendekatkan diri (taqarrub) kepada setan sebagai
wujud rasa takut mereka. Penyembelihan hewan yang dilakukan merupakan
bentuk penyembelihan kepada selain Allah l. Bentuk kurban bagi jin.
Padahal Rasulullah n pernah bersabda sebagaimana dalam hadits Ali bin
Abi Thalib z:<br />
لَعَنَ اللهُ مَنْ ذَبَحَ لِغَيْرِ اللهِ<br />
“Allah telah melaknat orang yang menyembelih karena selain Allah.” (HR. Muslim no. 4978)<br />
Asy-Syaikh Muhammad bin Abdillah Al-Imam hafizhahullah memasukkan
dukun dalam kategori tukang sihir. Kata beliau, penyihir meliputi tukang
ramal, dukun, ‘arraf (orang yang mengaku bisa mengetahui keberadaan
barang yang hilang). Kebanyakan dari keempat golongan ini, yaitu
penyihir, tukang ramal, dukun, dan ‘arraf adalah orang-orang yang
menghambakan diri kepada jin dan para setan mereka. Allah l berfirman:<br />
“Hanya setan-setan itulah yang kafir (mengerjakan sihir).” (Al-Baqarah: 102)<br />
Firman-Nya:<br />
“Apakah akan Aku beritakan kepadamu, kepada siapa setan-setan itu
turun? Mereka turun kepada tiap-tiap pendusta lagi yang banyak dosa,
mereka menghadapkan pendengaran (kepada setan) itu, dan kebanyakan
mereka adalah orang-orang pendusta.” (Asy-Syu’ara: 221-223)<br />
Juga firman Allah l:<br />
“Sesungguhnya setan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu.” (Al-An’am: 121)<br />
Barangsiapa, dari keempat macam orang tersebut, yang (mengatakan)
tidak mendapat berita dari para setan dan jin, maka dia itu dajjal,
pendusta yang melakukan praktik sihir dengan cara menyampaikan perkataan
dusta, menipu demi meraup harta duniawi. (Irsyadun Nazhir ila Ma’rifati
‘Alamat As-Sahir, hal. 10)<br />
Disebutkan pula bahwa ‘arraf adalah juga dukun. Dua nama namun
menunjukkan sesuatu yang satu. Dinyatakan oleh Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyah t bahwa al-’arraf adalah nama bagi dukun, tukang nujum, dan
rammal (orang yang meramal dengan cara memukulkan kerikil dan menggaris
di pasir). (Syarhu Kitabit Tauhid, hal. 255-256)<br />
Sebagai agama yang membawa rahmat, Islam melarang keras keberadaan
dukun dan praktik perdukunan. Islam melarang seseorang mendatangi dukun.
Sebagaimana hadits Mu’awiyah bin Al-Hakam As-Sulami z yang menyatakan,
“Wahai Rasulullah, sungguh seorang dari kami mendatangi dukun.” Kata
Rasulullah n:<br />
فَلَا تَأْتِهِمْ<br />
“Jangan engkau mendatangi mereka.” (HR. Muslim no.537)<br />
Juga berdasar hadits dari Shafiyyah x, dari sebagian istri Nabi n, dari Nabi n, beliau bersabda:<br />
مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلَاةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً<br />
“Barangsiapa yang mendatangi dukun, lantas dia bertanya tentang
sesuatu kemudian membenarkan apa yang diucapkan dukun tersebut, tidaklah
diterima shalatnya selama 40 malam.” (HR. Muslim no. 2231, tanpa lafadz
فَصَدَّقَ بِهِ. Tambahan lafadz tersebut tertera dalam hadits yang
diriwayatkan Al-Imam Ahmad dalam Musnad-nya, 4/28, 5/380)<br />
Secara zhahir hadits, sekadar bertanya kepada dukun merupakan bakal
tidak diterimanya shalat selama 40 malam. Akan tetapi, yang demikian ini
tidaklah bersifat mutlak. Perlu ada rincian. Ini sebagaimana dinyatakan
As-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin t. Terkait bertanya kepada
dukun ini, beliau t merinci menjadi empat bagian:<br />
1.<span style="white-space: pre;"> </span>Semata-mata bertanya, maka yang seperti ini haram hukumnya. Berdasarkan sabda Nabi n:<br />
مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلَاةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً<br />
“Barangsiapa yang mendatangi dukun, lantas dia bertanya tentang
sesuatu kemudian membenarkan apa yang diucapkan dukun tersebut, tidaklah
diterima shalatnya selama 40 malam.”<br />
Penetapan sanksi atas orang yang bertanya kepada dukun menunjukkan
atas keharamannya. Ini berarti bahwa tidaklah ada sanksi kecuali atas
perbuatan yang diharamkan.<br />
2.<span style="white-space: pre;"> </span>Bertanya lalu membenarkan
apa yang dikatakan dukun tersebut. Yang seperti ini menjadikan pelakunya
kufur lantaran dia membenarkan dalam perkara yang ghaib dan mendustakan
Al-Qur’an, yaitu firman Allah l:<br />
“Katakanlah: ‘Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah’.” (An-Naml: 65)<br />
3.<span style="white-space: pre;"> </span>Pertanyaan yang diajukan
kepada dukun dalam rangka menguji dukun tersebut, apakah dia seorang
yang jujur atau pendusta. Tidak dalam rangka mengambil perkataannya.
Yang semisal ini tidak mengapa dan tidak masuk dalam kategori hadits di
atas. Nabi n pernah bertanya kepada Ibnu Shayyad:<br />
مَا ذَا خَبَأْتُ لَكَ؟ قَاَلَ: الدُّخُّ. فَقَالَ: اخْسَأْ فَلَنْ تَعْدُوَ قَدْرَكَ<br />
“Apakah yang aku sembunyikan darimu?” Jawab Ibnu Shayyad: “Asap.”
Kata Nabi n: “Diamlah. Maka, sekali-kali kamu tidak akan melampaui (apa
yang telah Allah l) takdirkan padamu.”<br />
Maka, Nabi n menyembunyikan sesuatu dari Ibnu Shayyad dalam rangka mengujinya. (HR. Al-Bukhari no. 3055)<br />
4.<span style="white-space: pre;"> </span>Bertanya dalam rangka
menampakkan kelemahan dan kedustaan dukun. Ini diuji dengan
perkara-perkara yang akan memperjelas bahwa dia adalah lemah dan dusta.
Yang demikian ini dituntut. Bahkan terkadang bisa menjadi wajib
hukumnya. Sebab, menunjukkan kebatilan perkataan dukun, tidak diragukan
lagi sebagai perkara yang dituntut adanya, bahkan bisa menjadi sesuatu
yang wajib. (Al-Qaulul Mufid ‘ala Kitabit Tauhid, hal. 341)<br />
<br />
Bagaimana hukum membantu dukun yang menggunakan sihir? Asy-Syaikh
Muhammad Al-Imam hafizhahullah menyatakan bahwa termasuk sebesar-besar
dosa yang paling besar adalah melakukan tolong-menolong dengan tukang
sihir. Allah l berfirman:<br />
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa,
dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.”
(Al-Ma’idah: 2)<br />
Firman-Nya:<br />
“Dan janganlah kamu berdebat (untuk membela) orang-orang yang
mengkhianati dirinya. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
selalu berkhianat lagi bergelimang dosa, mereka bersembunyi dari
manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah
beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan
rahasia yang Allah tidak ridhai. Dan adalah Allah Maha meliputi
(ilmu-Nya) terhadap apa yang mereka kerjakan. Beginilah kamu, kamu
sekalian adalah orang-orang yang berdebat untuk (membela) mereka dalam
kehidupan dunia ini. Maka siapakah yang akan mendebat Allah untuk
(membela) mereka pada hari kiamat? Atau siapakah yang jadi pelindung
mereka (terhadap siksa Allah)?” (An-Nisa’: 107-109)<br />
Rasulullah n bersabda:<br />
لَعَنَ اللهُ مَنْ لَعَنَ وَالِدَيْهِ، وَلَعَنَ اللهُ مَنْ آوَى مُحْدِثًا<br />
“Allah melaknat orang yang melaknat kedua orangtuanya, dan Allah
melaknat terhadap orang yang melindungi orang yang jahat (kriminal).”
(HR. Muslim no. 1978, dari Ali bin Abi Thalib z)<br />
Kata Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam hafizhahullah, termasuk memberi
perlindungan kepada pelaku bid’ah atau kriminal, yaitu membiarkan ia
tinggal bersama keluarganya, atau tinggal di kampungnya, di kotanya,
atau di perkampungan muslim. Termasuk pula memberi perlindungan kepada
pelaku sihir adalah dengan mereka dipungut uang lalu dilepaskan bebas.
Sehingga dia bisa melangsungkan tindak kriminal. Tidak ada upaya untuk
menjebloskannya ke penjara hingga nampak sikap penyesalan dan taubat
pada diri dukun atau tukang sihir ini. Tentunya, dengan taubat yang
sebenarnya. Akan tetapi, kenyataan yang ada justru dia diberi tempat
untuk menyembunyikan dirinya.<br />
Karenanya, Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam menasihatkan, hendaknya wajib
atas negara muslim untuk menegakkan hukum kepada para tukang sihir
(termasuk dukun, tukang ramal, dan lainnya, pen.) jika mereka belum
menampakkan taubat yang sebenar-benarnya. Jika tukang sihir tersebut
telah kafir maka dia dibunuh karena telah murtad dari Islam. Jika dia
belum kafir, hanya melakukan salah satu dosa terbesar dari dosa-dosa
yang paling besar, maka dihukum ta’zir (hukuman yang bukan had, tidak
ditentukan kadarnya oleh syariat). Lain halnya bila dia ternyata telah
membunuh seseorang dengan sihirnya, maka dia dihukum mati. Hendaknya
pula masyarakat bahu-membahu, saling menolong dengan pihak pemerintah
dalam hal tersebut. Menegakkan hukum terhadap pelaku sihir termasuk
sebesar-besar upaya untuk melindungi masyarakat muslimin dari hal-hal
yang menyebabkan kekufuran dan kesyirikan. (Irsyadun Nazhir ila
Ma’rifati ‘Alamat As-Sahir, hal. 83 dan 94)<br />
Adapun kepada tukang sihir, dukun, tukang nujum, dan lainnya,
hendaklah bertaubat kepada Allah l dengan sebenar-benarnya, dengan
menunaikan perintah Allah l Yang Maha Esa dan Maha Kuasa. Allah l
berfirman:<br />
“Katakanlah: ‘Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri
mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah
Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada
Rabbmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu
kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi). Dan ikutilah sebaik-baik apa
yang telah diturunkan kepadamu dari Rabbmu sebelum datang azab kepadamu
dengan tiba-tiba, sedang kamu tidak menyadarinya’.” (Az-Zumar: 53-55)<br />
Maka, bagi orang yang memerhatikan ayat-ayat Al-Qur’an, dia akan
melihat bahwa Allah l telah menjanjikan maghfirah (ampunan) dan rahmah
bagi hamba-hamba-Nya. (Irsyadun Nazhir, hal. 103)<br />
Wallahu a’lam.</td></tr>
</tbody></table>
</div>HERUSUBROTO (heru aja)http://www.blogger.com/profile/06878836145244969421noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8834700787926802531.post-44698162380514029672011-06-29T09:33:00.001-07:002011-06-29T10:40:41.215-07:00Dukun Sahabat Setan (Manhaji edisi 52)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table class="contentpaneopen" style="margin-left: 0px; margin-right: 0px; text-align: left;"><tbody>
<tr><td class="contentheading" width="100%"></td><td align="right" class="buttonheading" width="100%"><br /></td><td align="right" class="buttonheading" width="100%"><br /></td>
<td align="right" class="buttonheading" width="100%"><a href="http://www.asysyariah.com/component/mailto/?tmpl=component&link=aHR0cDovL3d3dy5hc3lzeWFyaWFoLmNvbS9zeWFyaWFoL21hbmhhamkvNDg5LWR1a3VuLXNhaGFiYXQtc2V0YW4tbWFuaGFqaS1lZGlzaS01Mi5odG1s" title="E-mail"><br /></a> </td>
</tr>
</tbody></table>
<div>
</div>
<table class="contentpaneopen" style="margin-left: 0px; margin-right: 0px; text-align: left;"><tbody>
<tr>
<td valign="top"><span class="small">
Written by Al-Ustadz Abulfaruq Ayip Syafrudin </span>
</td>
</tr>
<tr>
<td class="createdate" valign="top"></td></tr>
<tr><td valign="top"><b>Dukun Sahabat Setan</b><br />
(ditulis oleh: Al-Ustadz Abulfaruq Ayip Syafrudin)<br />
<br />
<br />
Perdukunan ada di mana-mana. Dalam tumbuh kembangnya, dunia
perdukunan (termasuk paranormal) hadir tak semata di tingkat akar rumput
yang rata-rata berpendidikan rendah. Pun tak semata di area yang dihuni
rakyat jelata yang miskin, papa dan hidup terbelakang. Dunia perdukunan
menyentuh juga manusia yang hidup dalam kawasan elite, prestisius
bahkan borjuis. Perdukunan merambah kemana pun. Menyeruak, masuk ke alam
kehidupan semua strata dan latar belakang manusia, kecuali orang-orang
yang dirahmati-Nya.<br />
Hasil penelitian ilmiah pada masyarakat Bugis-Makasar, diperoleh
beragam keahlian sanro (sebuah istilah paling populer untuk dukun).
Kelompok sanro pappamole, sanro pabballe, atau sanro tomalasa, yaitu
dukun yang ahli mengobati orang sakit atau yang berusaha menyembuhkan
penyakit. Sanro puru, dukun yang biasa mengobati orang yang berpenyakit
puru atau sarampa (cacar). Sanro pattiro-tiro atau sanro paccini-cini
atau sanro patontong, yaitu dukun peramal. Misal, menentukan letak
barang yang hilang atau dicuri, menyebutkan pelaku atau ciri-ciri
pencurinya, dan sebagainya. Dukun ini suka meramal nasib atau masa depan
orang, melihat sifat dan tabiat seseorang meski sang dukun hanya tahu
nama orangnya, meramal hari atau waktu yang baik seumpama hendak
bepergian atau melakukan hajat tertentu. Sanro sehere (dukun sihir) yang
memelihara jin yang bisa disuruh membawa guna-guna dan memasukkannya ke
tubuh seseorang.<br />
Di Aceh, terkait masalah kekuatan ghaib ini disebut eleumee. Cara
untuk memperoleh eleumee disebut dengan amalan eleumee. Beberapa macam
eleumee yang tersebar di sebagian masyarakat Aceh seperti eleumee
keubay, yaitu ilmu kebal yang menjadikan kebal terhadap tusukan senjata
tajam. Termasuk dalam ilmu kebal ini antara lain eleumee ma’rifat beusoe
(ilmu ma’rifat besi), eleumee rante but (ilmu rantai perbuatan). Ada
juga eleumee tuba yaitu ilmu untuk membuat racun dan penawarnya.
Jenisnya banyak, seperti eleumee kulat yang terkenal berasal dari Lam
Teuba, untuk membuat racun dari jamur tertentu. Juga ada yang disebut
eleumee burong, ilmu bersahabat dengan makhluk halus. Eleumee pari, di
mana burong (burung) yang dipelihara digunakan untuk menjaga tuannya
dari serangan ghaib. Adapun eleumee sandrung yaitu ilmu untuk memanggil
makhluk halus dan memasukkannya ke dalam tubuh manusia. Ada pula yang
disebut eleumee akhirat atau lebih dikenal dengan kramat. Kekuatan
kramat bersifat umum, seperti mengobati yang sakit, mengusir setan,
melancarkan usaha mencari rezeki, dan pergi shalat Jumat ke Makkah.
Kisah tentang ureueng kramat (orang kramat) selalu berkisar di dayah
(pesantren) dan alim ulama, karena eleumee ini senantiasa disandingkan
dengan nilai-nilai agama. Namun, dalam batas tertentu hal itu menjadi
kabur. Karena, seseorang yang menginginkan kedudukan kramat nyatanya
menghendaki menjadi orang yang memiliki kesaktian, melakukan amalan yang
tidak bersumber pada nilai-nilai agama yang benar, bahkan justru
melakukan perbuatan bid’ah. Praktik yang sering dilakukan ureueng kramat
maupun yang memiliki eleumee, yaitu dengan memberi ajemmat. Ajemmat
adalah secarik kertas yang ditulisi atau digambari huruf Arab. Isinya
beragam, ada berupa tulisan kutipan ayat suci, ada pula hanya huruf yang
tidak dipahami maknanya. Secarik kertas tersebut lantas disimpan dalam
saku, ikat pinggang atau dibakar lantas abunya digosokkan pada badan
atau dimasukkan ke air di gelas lalu diminum airnya. Mirip ajemmat,
dikenal pula tangkay. Yaitu sebuah benda yang dianggap mempunyai
kekuatan yang bersifat melindungi pemiliknya. Benda-benda yang dipakai
sebagai tangkay seperti batu akik, daun-daunan, benang warna-warni, dan
lain-lain. (Dukun, Mantra dan Kepercayaan Masyarakat, T. Sianipar,
Al-Wisol, Munawir Yusuf, hal. 17-19 dan 147-149)<br />
Dalam kehidupan masyarakat Jawa juga tumbuh pemahaman tentang
perdukunan. Dukun perewangan, yaitu dukun yang bertindak sebagai
mediator dalam masalah mistik. Dukun wiwit, yaitu yang melakukan upacara
panen. Dukun temanten, yang mengatur prosesi upacara pengantin agar
tidak terganggu. Dukun ramal. Dukun sihir. Dukun susuk, dukun yang
menangani peristiwa-peristiwa alam, seperti menahan hujan atau membantu
agar barang-barang yang ada tidak hilang dicuri. Masih banyak lagi ragam
dukun yang ada dalam kehidupan masyarakat Jawa.<br />
Maka, dari beberapa bentuk aktivitas dukun di atas, ada beberapa
kategori yang menjadikan sebagian masyarakat meminta bantuan kepada
dukun. Di antaranya, masyarakat datang kepada seorang dukun lantaran
terkait masalah kesehatan, penyakit, masalah karir jabatan, masalah
ekonomi, bisnis atau sejenisnya, masalah jodoh, hubungan suami istri,
dan masalah keselamatan secara umum.<br />
Dukun menurut Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan hafizhahullah, adalah
seseorang yang mengaku mengetahui hal-hal ghaib. Seperti, dirinya
mengaku mengetahui peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di muka bumi
ini. Mengaku mengetahui pula tempat barang-barang yang raib. Ini semua
bisa dilakukan lantaran sang dukun meminta bantuan para setan yang
mencuri dengar (menyadap) berita dari langit. Allah l berfirman:<br />
“Apakah akan Aku beritakan kepadamu, kepada siapa setan-setan itu
turun? Mereka turun kepada tiap-tiap pendusta lagi yang banyak dosa,
mereka menghadapkan pendengaran (kepada setan) itu, dan kebanyakan
mereka adalah orang-orang pendusta.” (Asy-Syu’ara: 221-223)<br />
Setan mencuri pendengaran dari pernyataan-pernyataan malaikat, lantas
oleh setan perkataan tersebut disampaikan ke telinga dukun. Kemudian
sang dukun pun menambahi dengan seratus kedustaan bersama kalimat
tersebut. Maka manusia pun membenarkan apa yang dikatakan sang dukun
dengan sebab perkataan yang telah didengar setan dari langit. (‘Aqidatut
Tauhid, hal. 126)<br />
Adapun menurut Asy-Syaikh Shalih bin Abdul ‘Aziz Alu Asy-Syaikh,
hakikat perbuatan dukun adalah dia meminta bantuan kepada jin untuk
(mengetahui) berita-berita yang terkait perkara-perkara ghaib pada masa
lalu atau masa yang akan datang. Yang tentu saja, perkara yang akan
datang ini tidak ada yang mengetahui kecuali hanya Allah Jalla wa ‘Ala.
(Syarhu Kitab At-Tauhid, hal. 250)<br />
Nampak keterkaitan antara dukun dengan jin. Praktik dukun yang
menggunakan cara-cara magis tidak lepas dari bantuan jin. Rasulullah n
pernah ditanya perihal dukun. Aisyah x berkata:<br />
سَأَلَ أُنَاسٌ النَّبِيَّ n عَنِ الْكُهَّانِ فَقَالَ: إِنَّهُمْ
لَيْسُوا بِشَيْءٍ. فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، فَإِنَّهُمْ
يُحَدِّثُونَ بِالشَّيْءِ يَكُونُ حَقًّا؟ فَقَالَ النَّبِيُّ n: تِلْكَ
الْكَلِمَةُ مِنَ الْحَقِّ يَخْطَفُهَا الْجِنِّيُّ فَيُقَرْقِرُهَا فِي
أُذُنِ وَلِيِّهِ كَقَرْقَرَةِ الدَّجَّاجَةِ فَيَخْلِطُونَ فِيْهِ
أَكْثَرَ مِنْ مِائَةِ كَذْبَةٍ<br />
“Orang-orang bertanya kepada Nabi n perihal dukun. Maka beliau n
menjawab, ‘Sungguh mereka itu bukanlah suatu apapun.’ Lantas orang-orang
berkata, ‘Mereka (para dukun) itu mengatakan sesuatu bisa jadi benar.’
Maka Nabi n bersabda, ‘Kalimat (perkataan) itu dari yang benar, lantas
jin menyambarnya, lalu disampaikan kepada telinga walinya seperti suara
ayam berkotek. Tercampurlah di dalamnya dengan seratus lebih
kedustaan’.” (HR. Al-Bukhari no. 7561)<br />
Sungguh para dukun mendapat tempat yang leluasa sebelum Islam ada.
Akan tetapi, setelah kedatangan Islam penjagaan langit makin diperketat.
Jadilah ruang gerak dukun semakin kecil. Allah l mengabarkan terkait
keberadaan setan:<br />
“Dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit,
maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah
api, dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di
langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi sekarang
barangsiapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan
menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya).” (Al-Jin: 8-9)<br />
Allah l berfirman:<br />
“Kecuali setan yang mencuri-curi (berita) yang dapat didengar (dari
malaikat) lalu dia dikejar oleh semburan api yang terang.” (Al-Hijr: 18)<br />
Itulah hakikat dukun yang tidak bisa dilepaskan dari keterikatan
dengan jin (setan). Sebagaimana disebutkan Asy-Syaikh Shalih bin Abdul
‘Aziz Alu Asy-Syaikh hafizhahullah, bahwa masalah dukun masuk dalam
pembahasan Kitabut Tauhid, lantaran dukun meminta pelayanan (bantuan)
kepada jin. Sedangkan meminta bantuan pada jin merupakan kekufuran dan
termasuk syirik yang paling besar terhadap Allah Jalla wa ‘Ala. Sungguh,
meminta bantuan kepada jin dalam beberapa perkara tidaklah akan bisa
terjadi kecuali dengan cara taqarrub (mendekatkan diri) kepada jin
tersebut dengan sesuatu yang termasuk peribadatan. Bagi para dukun
adalah satu kemestian –agar jin membantu menyebutkan perkara-perkara
ghaib kepada mereka– melakukan upaya taqarrub kepada jin melalui prosesi
peribadatan. Prosesi peribadatan tersebut di antaranya dalam bentuk
penyembelihan (hewan), melakukan istighatsah, mengkufuri Allah Jalla wa
‘Ala dengan bentuk perilaku menghinakan mushaf (Al-Qur’an), mencela
Allah l, atau melalui perbuatan-perbuatan syirik dan kufur lainnya.
(Syarhu Kitabi At-Tauhid, hal. 250-251)<br />
Karenanya tidak mengherankan bila dalam praktik perdukunan, sang
dukun minta disediakan ayam dengan warna tertentu, kambing dengan
ketentuan tertentu, kemenyan, telur, bunga dengan berbagai rupa, dan
lainnya. Semua permintaan tersebut kelak dijadikan sebagai sesaji atau
tumbal. Semua perbuatan tersebut merupakan bentuk perbuatan syirik
karena termasuk upaya mendekatkan diri (taqarrub) kepada setan sebagai
wujud rasa takut mereka. Penyembelihan hewan yang dilakukan merupakan
bentuk penyembelihan kepada selain Allah l. Bentuk kurban bagi jin.
Padahal Rasulullah n pernah bersabda sebagaimana dalam hadits Ali bin
Abi Thalib z:<br />
لَعَنَ اللهُ مَنْ ذَبَحَ لِغَيْرِ اللهِ<br />
“Allah telah melaknat orang yang menyembelih karena selain Allah.” (HR. Muslim no. 4978)<br />
Asy-Syaikh Muhammad bin Abdillah Al-Imam hafizhahullah memasukkan
dukun dalam kategori tukang sihir. Kata beliau, penyihir meliputi tukang
ramal, dukun, ‘arraf (orang yang mengaku bisa mengetahui keberadaan
barang yang hilang). Kebanyakan dari keempat golongan ini, yaitu
penyihir, tukang ramal, dukun, dan ‘arraf adalah orang-orang yang
menghambakan diri kepada jin dan para setan mereka. Allah l berfirman:<br />
“Hanya setan-setan itulah yang kafir (mengerjakan sihir).” (Al-Baqarah: 102)<br />
Firman-Nya:<br />
“Apakah akan Aku beritakan kepadamu, kepada siapa setan-setan itu
turun? Mereka turun kepada tiap-tiap pendusta lagi yang banyak dosa,
mereka menghadapkan pendengaran (kepada setan) itu, dan kebanyakan
mereka adalah orang-orang pendusta.” (Asy-Syu’ara: 221-223)<br />
Juga firman Allah l:<br />
“Sesungguhnya setan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu.” (Al-An’am: 121)<br />
Barangsiapa, dari keempat macam orang tersebut, yang (mengatakan)
tidak mendapat berita dari para setan dan jin, maka dia itu dajjal,
pendusta yang melakukan praktik sihir dengan cara menyampaikan perkataan
dusta, menipu demi meraup harta duniawi. (Irsyadun Nazhir ila Ma’rifati
‘Alamat As-Sahir, hal. 10)<br />
Disebutkan pula bahwa ‘arraf adalah juga dukun. Dua nama namun
menunjukkan sesuatu yang satu. Dinyatakan oleh Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyah t bahwa al-’arraf adalah nama bagi dukun, tukang nujum, dan
rammal (orang yang meramal dengan cara memukulkan kerikil dan menggaris
di pasir). (Syarhu Kitabit Tauhid, hal. 255-256)<br />
Sebagai agama yang membawa rahmat, Islam melarang keras keberadaan
dukun dan praktik perdukunan. Islam melarang seseorang mendatangi dukun.
Sebagaimana hadits Mu’awiyah bin Al-Hakam As-Sulami z yang menyatakan,
“Wahai Rasulullah, sungguh seorang dari kami mendatangi dukun.” Kata
Rasulullah n:<br />
فَلَا تَأْتِهِمْ<br />
“Jangan engkau mendatangi mereka.” (HR. Muslim no.537)<br />
Juga berdasar hadits dari Shafiyyah x, dari sebagian istri Nabi n, dari Nabi n, beliau bersabda:<br />
مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلَاةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً<br />
“Barangsiapa yang mendatangi dukun, lantas dia bertanya tentang
sesuatu kemudian membenarkan apa yang diucapkan dukun tersebut, tidaklah
diterima shalatnya selama 40 malam.” (HR. Muslim no. 2231, tanpa lafadz
فَصَدَّقَ بِهِ. Tambahan lafadz tersebut tertera dalam hadits yang
diriwayatkan Al-Imam Ahmad dalam Musnad-nya, 4/28, 5/380)<br />
Secara zhahir hadits, sekadar bertanya kepada dukun merupakan bakal
tidak diterimanya shalat selama 40 malam. Akan tetapi, yang demikian ini
tidaklah bersifat mutlak. Perlu ada rincian. Ini sebagaimana dinyatakan
As-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin t. Terkait bertanya kepada
dukun ini, beliau t merinci menjadi empat bagian:<br />
1.<span style="white-space: pre;"> </span>Semata-mata bertanya, maka yang seperti ini haram hukumnya. Berdasarkan sabda Nabi n:<br />
مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلَاةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً<br />
“Barangsiapa yang mendatangi dukun, lantas dia bertanya tentang
sesuatu kemudian membenarkan apa yang diucapkan dukun tersebut, tidaklah
diterima shalatnya selama 40 malam.”<br />
Penetapan sanksi atas orang yang bertanya kepada dukun menunjukkan
atas keharamannya. Ini berarti bahwa tidaklah ada sanksi kecuali atas
perbuatan yang diharamkan.<br />
2.<span style="white-space: pre;"> </span>Bertanya lalu membenarkan
apa yang dikatakan dukun tersebut. Yang seperti ini menjadikan pelakunya
kufur lantaran dia membenarkan dalam perkara yang ghaib dan mendustakan
Al-Qur’an, yaitu firman Allah l:<br />
“Katakanlah: ‘Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah’.” (An-Naml: 65)<br />
3.<span style="white-space: pre;"> </span>Pertanyaan yang diajukan
kepada dukun dalam rangka menguji dukun tersebut, apakah dia seorang
yang jujur atau pendusta. Tidak dalam rangka mengambil perkataannya.
Yang semisal ini tidak mengapa dan tidak masuk dalam kategori hadits di
atas. Nabi n pernah bertanya kepada Ibnu Shayyad:<br />
مَا ذَا خَبَأْتُ لَكَ؟ قَاَلَ: الدُّخُّ. فَقَالَ: اخْسَأْ فَلَنْ تَعْدُوَ قَدْرَكَ<br />
“Apakah yang aku sembunyikan darimu?” Jawab Ibnu Shayyad: “Asap.”
Kata Nabi n: “Diamlah. Maka, sekali-kali kamu tidak akan melampaui (apa
yang telah Allah l) takdirkan padamu.”<br />
Maka, Nabi n menyembunyikan sesuatu dari Ibnu Shayyad dalam rangka mengujinya. (HR. Al-Bukhari no. 3055)<br />
4.<span style="white-space: pre;"> </span>Bertanya dalam rangka
menampakkan kelemahan dan kedustaan dukun. Ini diuji dengan
perkara-perkara yang akan memperjelas bahwa dia adalah lemah dan dusta.
Yang demikian ini dituntut. Bahkan terkadang bisa menjadi wajib
hukumnya. Sebab, menunjukkan kebatilan perkataan dukun, tidak diragukan
lagi sebagai perkara yang dituntut adanya, bahkan bisa menjadi sesuatu
yang wajib. (Al-Qaulul Mufid ‘ala Kitabit Tauhid, hal. 341)<br />
<br />
Bagaimana hukum membantu dukun yang menggunakan sihir? Asy-Syaikh
Muhammad Al-Imam hafizhahullah menyatakan bahwa termasuk sebesar-besar
dosa yang paling besar adalah melakukan tolong-menolong dengan tukang
sihir. Allah l berfirman:<br />
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa,
dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.”
(Al-Ma’idah: 2)<br />
Firman-Nya:<br />
“Dan janganlah kamu berdebat (untuk membela) orang-orang yang
mengkhianati dirinya. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
selalu berkhianat lagi bergelimang dosa, mereka bersembunyi dari
manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah
beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan
rahasia yang Allah tidak ridhai. Dan adalah Allah Maha meliputi
(ilmu-Nya) terhadap apa yang mereka kerjakan. Beginilah kamu, kamu
sekalian adalah orang-orang yang berdebat untuk (membela) mereka dalam
kehidupan dunia ini. Maka siapakah yang akan mendebat Allah untuk
(membela) mereka pada hari kiamat? Atau siapakah yang jadi pelindung
mereka (terhadap siksa Allah)?” (An-Nisa’: 107-109)<br />
Rasulullah n bersabda:<br />
لَعَنَ اللهُ مَنْ لَعَنَ وَالِدَيْهِ، وَلَعَنَ اللهُ مَنْ آوَى مُحْدِثًا<br />
“Allah melaknat orang yang melaknat kedua orangtuanya, dan Allah
melaknat terhadap orang yang melindungi orang yang jahat (kriminal).”
(HR. Muslim no. 1978, dari Ali bin Abi Thalib z)<br />
Kata Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam hafizhahullah, termasuk memberi
perlindungan kepada pelaku bid’ah atau kriminal, yaitu membiarkan ia
tinggal bersama keluarganya, atau tinggal di kampungnya, di kotanya,
atau di perkampungan muslim. Termasuk pula memberi perlindungan kepada
pelaku sihir adalah dengan mereka dipungut uang lalu dilepaskan bebas.
Sehingga dia bisa melangsungkan tindak kriminal. Tidak ada upaya untuk
menjebloskannya ke penjara hingga nampak sikap penyesalan dan taubat
pada diri dukun atau tukang sihir ini. Tentunya, dengan taubat yang
sebenarnya. Akan tetapi, kenyataan yang ada justru dia diberi tempat
untuk menyembunyikan dirinya.<br />
Karenanya, Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam menasihatkan, hendaknya wajib
atas negara muslim untuk menegakkan hukum kepada para tukang sihir
(termasuk dukun, tukang ramal, dan lainnya, pen.) jika mereka belum
menampakkan taubat yang sebenar-benarnya. Jika tukang sihir tersebut
telah kafir maka dia dibunuh karena telah murtad dari Islam. Jika dia
belum kafir, hanya melakukan salah satu dosa terbesar dari dosa-dosa
yang paling besar, maka dihukum ta’zir (hukuman yang bukan had, tidak
ditentukan kadarnya oleh syariat). Lain halnya bila dia ternyata telah
membunuh seseorang dengan sihirnya, maka dia dihukum mati. Hendaknya
pula masyarakat bahu-membahu, saling menolong dengan pihak pemerintah
dalam hal tersebut. Menegakkan hukum terhadap pelaku sihir termasuk
sebesar-besar upaya untuk melindungi masyarakat muslimin dari hal-hal
yang menyebabkan kekufuran dan kesyirikan. (Irsyadun Nazhir ila
Ma’rifati ‘Alamat As-Sahir, hal. 83 dan 94)<br />
Adapun kepada tukang sihir, dukun, tukang nujum, dan lainnya,
hendaklah bertaubat kepada Allah l dengan sebenar-benarnya, dengan
menunaikan perintah Allah l Yang Maha Esa dan Maha Kuasa. Allah l
berfirman:<br />
“Katakanlah: ‘Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri
mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah
Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada
Rabbmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu
kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi). Dan ikutilah sebaik-baik apa
yang telah diturunkan kepadamu dari Rabbmu sebelum datang azab kepadamu
dengan tiba-tiba, sedang kamu tidak menyadarinya’.” (Az-Zumar: 53-55)<br />
Maka, bagi orang yang memerhatikan ayat-ayat Al-Qur’an, dia akan
melihat bahwa Allah l telah menjanjikan maghfirah (ampunan) dan rahmah
bagi hamba-hamba-Nya. (Irsyadun Nazhir, hal. 103)<br />
Wallahu a’lam.</td></tr>
</tbody></table>
</div>HERUSUBROTO (heru aja)http://www.blogger.com/profile/06878836145244969421noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8834700787926802531.post-90847438395845012192011-06-29T02:57:00.000-07:002011-06-29T02:57:07.934-07:00,,,memberi hadiah hantu dalam botol<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(204, 204, 204); float: right; font-size: 11px; text-align: justify; width: 300px;">
</div>
<div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
Perkenalan dengannya secara kebetulan.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Yayasan
menugaskan menghadiri perhelatan satu karyawan yang menikah di Cibuaya
di Selatan Jawa Barat. Dari informasi ada satu hotel di dekat muara
Sungai Cibuaya — informasi tambahan bahwa memang muara sungai itu
dulunya tempat komunitas buaya. Bahkan kalau beruntung adakalanya sampai
saat kini pun terkadang ditemukan buaya berjemur di tepian yang berbatu
granit itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;">Hotelnya
bersih tetapi sepi — konon dulu memang ada hotel-chain yang membuat
kerjasama dengan hotel ini — keistimewaannya menyaksikan matahari
terbenam di Lautan Hindia itu. Tetapi wanti-wanti dilarang
potret-potretan , apalagi ke arah matahari terbenam. Pasti tidak jadi,
termasuk seluruh shooting lainnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<a href="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2011/02/129836839037476977_300x450.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="129836839037476977" border="0" class="aligncenter size-medium wp-image-90692" height="200" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2011/02/129836839037476977_300x450.jpg" title="129836839037476977" width="133" /></a><span style="font-size: 11pt;">Di
perhelatan mendapat tambahan informasi tentang daerah wisata itu,
terutama hotel di atas bukit itu — ketika pulang malam sungai yang
tadinya berliku-liku dan muaranya terlihat — kini gelap gulita, begitu
juga latar ke barat. Gelap gulita.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;">Malam ini ada pertunjukan wayang golek, tetapi tidak berminat — lebih baik membaca dan menulis.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Hotel itu hanya berpenghuni tamu dua orang — tadinya juga ada seorang satpam, kini tidak terlihat. Apakah dia menonton wayang ?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;">Di beranda terlihat sosok wanita duduk sendirian, ia memandang ke arah barat — selendang nya tersampir di tangan kursi.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Terdengar ia bernyanyi — suaranya terdengar sayup-sayup.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Kebayanya tidak jelas warna biru ataukah coklat.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;">Sekonyong-konyong
ia menghilang — iseng, supir ditelpon tidak bereaksi; tidurkah ? Konon
memang biasanya ada wanita datang menawarkan pijat, apabila diketahui
ada tamu hotel.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Dia berasal dari desa mana tidak jelas. Biasa ia bisa tiba-tiba muncul.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;">Tidak memikirkan perempuan itu lagi, jadi teringat Aki Kosasih dengan isterinya.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Sewaktu
mudanya mungkin aki itu ganteng sekali — sosoknya di hari tua pun masih
tampak perawakan yang berwibawa; isterinya dulu barangkali hitam manis.
Kesan pertama ia enak diajak bercakap-cakap — lantas ia bisa mengambil
alih pembicaraan. Memang ia tampaknya dulunya orang terpelajar juga. Ia
pensiunan PLN.</span></div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;">Tidak
habis mengerti mengapa ia lantas begitu akrab — dan menawarkan jasa
paranormal. Pertama-tama ia mengajukan statemen seperti meramal : “
Bapak akan segera dipanggil lagi untuk bekerja — pengalaman bapak akan
digunakan lagi oleh Lembaga tempat bapak dulu bekerja “</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;">“Ah, saya tidak suka bekerja kembali di tempat itu — walau sebagai konsultan sekali pun”.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;">Ia
tetap memberikan berbagai analisisnya, yang mendukung ramalan itu —
saya menganggapnya akan menjebak untuk menggunakan jasanya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;">Hebatnya sebelum berpisah ia kembali menegaskan bahwa ramalan itu, terawangannya itu malah dengan tata waktu.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Lho ?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;">Ajaib,
memang kemudian seorang sahabat yang dulunya mengambil “pensiun dini” —
mendadak menelpon, bahwa ia mendapat tawaran bekerjasama dalam proyek
“Standardisasi dan Katalogus”<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Barang-barang stock perusahaan — yang dulunya merupakan bagian dari Sister Company.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Tawaran itu ditolak.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;">Ada</span><span style="font-size: 11pt;">
rumah tua akan dijual — isteri dan anak-anak mempunyai vision bahwa
rumah itu kalau dibeli dan renovasi, bakalan membawa keberuntungan,
disewakan kepada orang asing.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Wah.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;">Informasinya
rumah itu sudah lama kosong — bahkan konon rumah tua itu, seluruh
generasi pemiliknya sudah mati — hanya tinggal seorang, namanya Imron.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Notaris telah menjamin memang Imronlah satu-satu ahli waris.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Pemilik rumah itu, adalah Haji Syamsuri — seorang tokoh DI/TII yang mati tertembak dalam clash menyergap Maridjan Kartosoewiryo.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Selanjutnya satu –persatu isteri dan keturunannya meninggal dunia. Tinggallah si Imron, cucunya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;">Dulu
nenek berpesan kalau membeli rumah — harus ditiduri si pemilik baru,
agar mengenal karakter rumah — atau berkenalan dengan para “penjaga
rumah”. Isteri konsekwen untuk melaksanakan amanat itu.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Ia memang seorang investor yang penuh perhitungan.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Ia tidak gentar, seperti rumah-rumah kami yang lain pun — “dilakukan ritual semacam itu”.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;">Untuk
menentramkan hati dan agar dapat menyelenggarakan “adat” yang lengkap,
dulunya enggak pernah, hanya langsung tidur saja — iseng-iseng Aki
Kosasih dikontak, apakah ia ada waktu ke Jakarta.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;">Aki datang, dan kemudian dibawa ke rumah itu.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Rumah itu mojok rapat ke salah satu sudut tanah —<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>tanahnya sekitar 800 meter persegi.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Kamarnya
ada 12 dengan satu pavilun di sisi barat — kamar mandi ada 4, salah
satu di sudut barat berbentuk kulah berukuran 4 x 2 meter dalamnya satu
meter.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Suasana memang serem, karena tidak pernah dipakai — di </span><span style="font-size: 11pt;">sana</span><span style="font-size: 11pt;"> ada berdiam beberapa lele putih.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;">Aki beraksi dengan bebungaan dan pembakaran dupa serta kemenyan putih.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Baru sekali itu keluarga terlibat acara ritual paranormal.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Yang penting di akhir ritual ia membaca Surah Yassin, dan membacakan doa dengan lafaz Arab dan </span><span style="font-size: 11pt;">Indonesia</span><span style="font-size: 11pt;"> — menentramkan bathin bahwa itu bukan acara syirik.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;">“Rumah ini akan membawa untung — tuah kata orang Melayu.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Rumah ini bertuah.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Memang ada tiga penghuninya, sejenis genderwo atau dedemit.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Yang dua suami istri, yang berdiam di gang menuju kamar mandi di Timur —<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>yang satu, itu berdiam di kamar mandi dengan kulah lebar di Barat itu.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Mereka tidak mengganggu.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Tetapi kalau <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>mau dibuang, bisa saya tangkap !”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;">Rumah itu kosong — sudah lunas dibayar.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Sekarang ada 6 kursi plastik di ruang tamu paling depan.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Di kamar utama berukuran 6 x 6 meter, kini terhampar permadani dengan bantal dan guling untuk persiapan tidur.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;">Tanpa
komando, Aki Kosasih rupanya hilir mudik dibantu isterinya — tiba-tiba
saja mereka telah kembali ke ruang tamu dengan dua botol bekas minuman
ringan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;">“ Ini ketiga makhluk gaib itu telah saya tangkap, lihatlah “ ia menunjukkan kedua botol itu”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;">Tampak di dalam botol ada gumpalan kapas putih — mulut botol telah ditutup dengan gabus.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;">“Nampak makhluk itu ?”<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Kami
semua ingin menyaksikan makhluk itu — rasanya permainan optik juga,
botol itu bening bersegi-segi — dengan kapas di dalamnya dan bias
prismatik, sepertinya memberikan gambaran “sesuatu”.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Apakah Aki Kosasih seorang paranormal penipu, sugestif atau memang ia pun meyakini penglihatannya ?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;">Satu botol menggambarkan benda bergaris biru sedang berdiri dan satu lagi sedang duduk di atas gumpalan kapas.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Botol yang lain sepertinya berisi<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>“sesuatu” panjang seperti belalalang<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dengan sungutnya. Hantukah itu ?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;">Macam-macam tambahan keterangan Aki — tetapi kesimpulannya bersugesti, investasi akan menguntungkan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;">Kedua
botol itu diletakkan di atas tumpukan bata (di depan kamar mandi besar
di pojok Barat). Memang percaya tidak percaya, jadi tidak ditanggapi
soal ritual pembuangan hantu itu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;">Setelah diberi honor, dan mereka akan pamit pulang ke </span><span style="font-size: 11pt;">Bandung</span><span style="font-size: 11pt;">. Aki sempat mengajukan pertanyaan “ Diterima tawaran kerja itu ?”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;">“Tidak
aki, saya tetap ingin mengajar saja — sudah tekad saya untuk menjalani
masa pensiun sebagai guru, seperti dulu juga saya memulai karier saya
sebagai guru di Cepu”<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Kaget dengan ramalannya yang tepat dan semula seperti mengada-ada saja.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;">Kamar Utama di mana kami tidur mempunyai pintu kupu-kupu di dua sisinya.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Utara dan Barat.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Di Timur ada jendela besar berukuran kira-kira<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>160 x 200 cm (selebar pintu) — di depan pintu barat semacam ruangan keluarga dengan beberapa jendela besar.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Di
luar depan deretan jendela itu ada pohon belimbing sagi yang sudah
sangat tua — menyambung ke belakang pavilion semacam taman keputren.
Tertutup tembok tingggi — </span><span style="font-size: 11pt;">gaya</span><span style="font-size: 11pt;">
rumah Arab. Sepanjang malam terdengar bunyi klebatan dan cicit suara
monster — ya, monster itu sejenis codot yang sedang memanen belimbing.
Bukan penghisap darah.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;">Udara di dalam kamar sejuk, karena plafonnya tinggi, mungkin terbuat dari papan yang baik.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Sebelum tidur semua lampu dihidupkan termasuk di kamar utama.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;">Kira-kira
jam satu malam istri menjerit memeluk — dengan tergagap-gagap katanya,
ia melihat sosok coklat kehijauan seperti belalang atau monyet berwarna
beruk — melompat dari daun pintu ke bidang jendela.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Ternyata tidak terlihat bekas fisik apa-apa.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;">Imajinasikah ?<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Memang
gejala paranormal atau supernatural terkadang antara penyaksian optik
ataupun imajinatif — tidak bisa dibuktikan dengan akal.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Yang
penting kita harus berani menunjukkan keberadaan manusia — “mereka”
pasti mengalah sebagaimana pada umumnya para binatang terhadap manusia.
Ya ‘</span><span style="font-size: 11pt;">kan</span><span style="font-size: 11pt;"> ?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;">Ada</span><span style="font-size: 11pt;"> dua hal :<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>belakangan tutup botol itu tidak tertutup lagi — kapas masih ada.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Dari sudut mana pun dilihat tidak ada apa –apa, Cuma kapan penutupnya dibuka ? Oleh siapa ?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;">Satu
hal lagi, rumah itu laku dikontrak oleh perusahaan perminyakan —
dijadikan kantor dan mess pegawainya. Juga tidak jelas apakah mereka
menyaksikan makhluk gaib di rumah itu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;">http://fiksi.kompasiana.com/ </span></div>
</div>HERUSUBROTO (heru aja)http://www.blogger.com/profile/06878836145244969421noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8834700787926802531.post-68924205813091825902011-06-29T02:41:00.000-07:002011-06-29T02:41:38.074-07:00<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"></span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><strong>A. Pengertian Tenaga Dalam</strong></span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<a href="http://rasasejati.files.wordpress.com/2009/12/china_shaolin.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" class="aligncenter size-full wp-image-403" height="137" src="http://rasasejati.files.wordpress.com/2009/12/china_shaolin.jpg?w=270&h=185" title="china_shaolin" width="200" /></a><span style="font-size: small;">Pada dasarnya setiap manusia bahkan
seluruh makhluk hidup, memiliki yang namanya Tenaga Inti / Tenaga Dalam /
Energi Haq. Akan tetapi tidak semua orang tahu akan keberadaan Tenaga
Dalam pada dirinya. Tenaga ini akan muncul manakala seseorang dalam
keadaan kritis, puncak kelelahan fisik, terjepit / kepepet, atau
menghadapi keadaan yang mengancam dirinya, saat itu keinginan untuk
mempertahankan hidup membuatnya dapat melakukan hal-hal yang tidak biasa
dilakukan pada saat normal.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Sebagai contoh ketika seseorang diambang kritis, misal sedang dikejar anjing galak,</span></div>
<a name='more'></a><span style="font-size: small;"> rabies lagi<em>.</em> Seketika itu ia bisa berlari cepat melebihi kecepatan larinya pada kondisi biasa, orang Jawa menyebutnya <em>kancilen,</em>
bahkan orang tersebut bisa melompat keseberang sungai yang dilihat dari
lebarnya terasa tidak mungkin bisa dilompati pada saat normal. Ini
adalah suatu contoh penggunaan tenaga cadangannya yang disebut Tenaga
Dalam tadi.</span><br />
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Atas dasar hal itulah maka Tenaga ini disebut juga <strong>Tenaga Cadangan</strong>.
Yaitu tenaga yang tidak biasa atau jarang digunakan dan akan muncul
secara tiba-tiba tanpa dikendalikan. Karena tenaga ini belum diketahui
secara pasti apalagi diukur batas maksimalnya maka tenaga ini disebut
juga <strong>Tenaga Ghoib</strong>. Tenaga ini muncul dari dalam diri setiap makhluk hidup yang bersifat supranatural maka disebut juga <strong>Tenaga Dalam</strong>.
Dan tenaga ini terdapat disetiap diri makhluk hidup baik manusia, hewan
ataupun tumbuhan sebagai fitrah dari karunia Tuhan maka tenaga ini
disebut juga <strong>Energi Haq</strong>. Energi Kebenaran; energi yang diberikan dari Tuhan Yang Maha Haq (benar).</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Mesti dalam setiap diri makhluk hidup
khususnya manusia terdapat tenaga tersebut, tapi tidak semua orang bisa
memanfaatkan Tenaga Dalamnya secara optimal. Hal ini adakalanya
disebabkan oleh ketidaktahuannya akan keberadaan Tenaga Dalam didalam
dirinya, atau juga karena Tenaga Dalamnya itu belum bangkit /
dibangkitkan. Karena memang untuk dapat mendayagunakan tenaga tersebut
dibutuhkan cara-cara khusus dan belum bisa dimanfaatkan kalau belum
dibangkitkan. Ia laksana seekor naga yang sedang mengeram didalam diri
setiap manusia. Tidak bergerak jika tidak disentuh.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Ada banyak cara untuk membangunkan dan
membangkitkan Tenaga Dalam. Ada yang menggunakan sistem pernafasan irama
(olah nafas), ada yang dengan gerakan-gerakan terarah yang digabungkan
dengan pernafasan. Ada pula yang menggunakan metode riyadhoh (tirakat)
dengan mengamalkan puasa, bertapa / meditasi, pembacaan Asma-Asma
tertentu / dzikir / mantera / aji-aji. Apa pun cara yang dipergunakan
adalah baik, tergantung kepada kemampuan dan ketekunan orang yang
mempelajarinya.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><strong> </strong></span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><strong>B. Ilmu Tenaga Dalam Pernafasan</strong></span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Yang dimaksud dengan Ilmu Tenaga Dalam
Pernafasan adalah suatu ilmu yang dipelajari untuk membangkitkan dan
mendayagunakan Tenaga Dalam melalui metode olah pernafasan. Di negara
kita ini, Indonesia banyak sekali panji-panji Perguruan Beladiri Tenaga
Dalam yang mengajarkan teknik-teknik olah nafas.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Pernafasan dan kekuatan seperti dua sisi
mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Dimana ada pernafasan disitu
terdapat kekuatan. Sebab tanpa adanya pernafasan maka tidak ada
kekuatan. Seperti halnya makhluk yang telah mati (meninggal dunia) –
tidak bernafas maka tidak punya tenaga / kekuatan sedikitpun.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Udara adalah materi penting dalam
pernafasan. Udara sendiri merupakan salah satu bentuk energi yang ada
dialam semesta ini disamping tanah, air, matahari / api dll. Sehingga
dapat diartikan makhluk hidup menghirup udara sama saja dengan memasukan
energi kedalam tubuhnya. Didalam tubuh, energi udara ini akan digunakan
untuk memompa jantung guna mendapatkan energi / kekuatan / tenaga
dengan bentuk lain yang sesuai dan dibutuhkan oleh organ tubuh. Tenaga /
energi dalam bentuk lain itu misalnya energi gerak dan panas. Yaitu
dengan memompa jantung untuk menggerakan organ tubuh dan menghasilkan
panas tubuh.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Tanpa adanya tenaga, maka panas tubuh
semakin lama akan semakin dingin dan darah menjadi beku. Dan aktivitas
lainnya pun terhenti dengan serentak begitu tidak ada aktivitas
pernafasan. Kinerja organ-organ vital dalam tubuh terganggu dan akhirnya
tidak bekerja dan matilah makhluk tersebut.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Meski kematian merupakan hal yang Ghoib (berhubungan dengan dicabutnya <em>Ruh</em>)
tapi tetap kematian itu berjalan sesuai kodrat yang dapat dijelaskan
secara ilmiah seperti diatas. Yang tidak terjelaskan hanya mengenai <em>Ruh</em> saja sebagai perlambang kehidupan, karena ini merupakan masalah Rahasia Ketuhanan.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Begitu besarnya peran pernafasan dalam
kehidupan makhluk hidup. Maka para ahli berusaha meneliti lebih jauh
manfaat pernafasan ini. Dan kini telah ada hasilnya bahwa dengan
mengolah nafas melalui teknik-teknik tertentu didapat manfaat yang lain.
Baik untuk dunia kanuragan maupun kesehatan.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Rahasia dari energi Tenaga Dalam adalah
olah pernafasan. Dengan teknik olah nafas seperti tahan nafas, lepas
nafas pelan / keras melalui hidung / mulut, pernafasan segitiga (tarik
nafas–tahan nafas–lepas nafas), pernafasan segiempat (tarik nafas–tahan
nafas–lepas nafas–tahan nafas) dan teknik pernafasan lainnya, respon
yang diberikan tubuh ternyata sangat besar.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Bukti mudah, coba saja anda tahan nafas
cukup 1 atau 2 menit, pasti jantung semakin lama bergerak cepat, begitu
pula ailran darah dan begitu lepas nafas membuat nafas
tersenggal-senggal tak jarang kepala menjadi pusing. Ini merupakan
bentuk respon tubuh (fisik) kalau anda “bermain-main” dengan nafas.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Selain dengan teknik olah pernafasan, ada
juga teknik yang menyertainya dengan gerakan-gerakan khusus (gerak
jurus). Karena secara anatomi, dalam tubuh manusia terdapat titik-titik
energi. Maka dengan gerak tubuh disertai olah nafas diharapkan
titik-titik energi tersebut dapat aktif.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Pada nantinya, aktifnya titik-titik
energi dalam tubuh dapat diwujudkan dalam kekuatan fisik misalnya kaki
semakin kuat (kuda-kuda), atau tangan semakin kuat hingga dapat
mematahkan baja dan balok es, atau kinerja jantung semakin baik /
optimal. Itu semua tergantung mana titik–titik energi yang diaktifkan
melalui olah gerak jurus dan olah nafas tadi.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Biasanya latihan olah gerak ini cukup
berat untuk dilakukan. Paling tidak, akan membuat pelakunya bercucuran
keringat. Suatu hasil dari peningkatan panas tubuh yang disebabkan olah
nafas dan olah gerak yang telah dilakukan. Disamping bertujuan
mengaktifkan titik energi, olah gerak ini bertujuan mencari kelelahan
fisik. Karena sesungguhnya dipuncak kelelahan lahirlah kekuatan
terdahsyat manusia yang disebut Tenaga Dalam. Tenaga ini disalurkan
keseluruh tubuh melalui Daya ilusi dan olah seni pernafasan.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Dalam hal ini jangan disamakan lelah
fisik dalam mempelajari ilmu Tenaga Dalam dengan lelah fisik tukang batu
atau kernet bis kota, misalnya. Mereka memang mengalami kelelahan,
namun bukan kelelahan yang menyegarkan. Kelelahan dengan beban berat
dibelakangnya. Kelelahan yang dicari dalam olah gerak Tenaga Dalam
adalah kelelahan tanpa beban. Kelelahan yang menyegarkan karena diikuti
suplai udara (oksigen) yang baik.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<a href="http://rasasejati.files.wordpress.com/2009/12/articles2_2.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" class="alignleft size-full wp-image-404" height="200" src="http://rasasejati.files.wordpress.com/2009/12/articles2_2.jpg?w=135&h=200" title="bio listrik" width="135" /></a><span style="font-size: small;">Selain peran nafas dan gerak jurus
diperlukan juga aktifitas otak (pikiran). Yaitu dalam bentuk pemusatan
pikiran yang disebut sebagai konsentrasi. Dalam hal ini konsentrasi
tidak dapat dipisahkan. Konsentrasi pada gerak fisik (jurus) atau gerak
nafas atau kedua-duanya. Dalam olah gerak nafas menyaluran energi udara
yang dihirup disalurkan masuk sampai kedalam sel-sel darah merah melalui
kekuatan pikiran.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Sebenarnya
didalam jaringan tubuh manusia terdapat semacam aliran energi listrik
yang sifatnya supranatural. Energi listrik ini ada karena terjadi
pemompaan oksigen kedalam darah diseluruh jaringan tubuh. Persinggungan
antara energi listrik ini akan menimbulkan suatu percikan bunga-bunga
cahaya.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Dalam Perguruan Merpati Putih yang pernah
saya ikuti, proses membangkitkan tenaga inti terdapat jurus “getaran
listrik”. Pengumpulan energi dengan menggerakan badan membungkuk lalu
tegak keatas sambil meluruskan tangan dan menyedot nafas lalu membungkuk
lagi, tangan diputar dan disilangkan didepan dada sambil tahan nafas.
Getaran listrik ini dikhususkan pada titik energi tangan, kepala,
punggung (kekebalan). Dalam hal ini daya listrik sudah diterapkan jadi
tenaga inti atau Tenaga Dalam. Ini hanya sekedar contoh, betapa
dasyatnya unsur listrik dalam tubuh manusia.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Diperlukan upaya kontinyu untuk
membangkitkan jaringan listrik tubuh. Bunga-bunga cahaya yang dihasilkan
dari olah pernafasan akan terkonsentrasi sebagai energi. Sebentuk
energi yang bisa dikendalikan sesuai keinginan pemiliknya.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Selain didayagunakan dibidang kanuragan
dalam tingkatan yang lebih tinggi, energi tersebut dapat didayagunakan
pemiliknya untuk bidang kewaskitaan seperti mempunyai kemampuan membaca
tulisan dengan mata tertutup, menerawang tempat yang jauh bahkan berbeda
alam. Ada juga yang mendayagunakan energi ini untuk keperluan
kemanusiaan seperti untuk penyembuhan (metode prana), senam kesehatan
(tai chi) dsb. Ternyata, hasil dari olah fisik (nafas dan gerak) saja,
mempunyai manfaat yang begitu besar.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: small;"><em>Dijabarkan oleh: </em><strong>Ki UmarJogja</strong><br /><em>rasasejati.wordpress.com</em></span>
</div>
</div>HERUSUBROTO (heru aja)http://www.blogger.com/profile/06878836145244969421noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8834700787926802531.post-90772828192711490902011-06-29T02:35:00.000-07:002011-06-29T02:35:57.918-07:00Kunci Sukses Belajar Ilmu Ghoib PAHAMI 4 PERKARA<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Analisa Kembali Tulisan ini Kawan.... </span></span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Agar suatu
kegiatan itu dapat berjalan dengan baik & lancar dan berhasil dengan
sukses maka dibutuhkan suatu rencana atau persiapan yang matang. Begitu
pula dalam mempelajari ilmu-ilmu hikmah / ilmu keghoiban (<em>Jawa: Ngelmu</em>).
Seseorang yang hendak belajar ngelmu tidak boleh tergesa-gesa, supaya
tidak terjadi kesimpang siuran (menyimpang/sesat) dan kacau balau
(gila). Upaya pertama yang harus dilakukan oleh calon murid adalah
kesiapan batin. Dalam hal ini ada baiknya diawali dengan berkonsultasi
dengan orang yang telah ahli dalam ilmu gaib dan juga kepada ahli ilmu
agama yang diyakininya.</span></span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Dalam
mempelajari ngelmu dibutuhkan suatu persiapan supaya tahu terapan ilmu
batin tersebut. Dengan jalan, memperhatikan dan memahami maknanya. <strong>Duduk dengan tenang, penuh kesadaran, pahami apa yang sedang dilakukan. </strong>Tentu
saja sedang mempersiapkan diri un</span></span></div>
<a name='more'></a><span style="font-size: small;">tuk mempelajari suatu ngelmu.
Persiapan yang penting untuk belajar ngelmu adalah tahu betul bahwa
dirinya telah siap untuk belajar.</span><br />
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Kemudian
berkonsentrasi fikiran barulah menelaah fatwa-fatwa ajaran yang tersirat
dari ngelmu tersebut. Kalau tidak dapat berkonsentrasi maka akan kacau
balaulah akibatnya dan gagallah yang akan didapat. Setelah dapat
berkonsentrasi, barulah memulai dengan petunjuk yang utama terdiri dari
empat perkara.</span></span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Jadi jika disimpulkan syarat keberhasilan bagi yang akan memperdalam suatu ilmu hikmah atau ngelmu adalah sebagai berikut:</span></span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<ul style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<li><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><strong>Sadar</strong>, bahwa dirinya akan mempelajari ngelmu mistik (gaib).</span></span></li>
<li><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><strong>Konsentrasi fikiran</strong>, jangan tumpangsuh fikirannya.</span></span></li>
<li><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><strong>Faham arti empat perkara</strong>, yaitu:</span></span></li>
</ul>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<blockquote>
<ol>
<li><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><strong>Mantep</strong>, artinya mantap dengan penuh keyakinan untuk mempelajari ilmu tersebut.</span></span></li>
<li><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><strong>Temen</strong>, artinya tekun atau bersungguh-sungguh</span></span></li>
<li><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><strong>Gelem nglakoni</strong>, artinya mau menjalani, walau apapun yang terjadi tetap menghayati ngelmu tersebut.</span></span></li>
<li><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><strong>Ojo gumunan</strong>, artinya jangan mudah heran atau terpukau, terpesona, terhadap keajaiban yang ditimbulkan oleh ngelmu.</span></span></li>
</ol>
</blockquote>
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Karena bila
rasa heran itu timbul / muncul, maka proses ngelmu itupun akan berhenti.
Dampak dari gumun (heran) itu adalah hancurnya konsentrasi.</span></span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Bila
terapan ilmu batiniah itu telah dipahami benar maka sudah saatnya untuk
memulai. Dengan bermodalkan ketekunan dan sabar maka ngelmu itu akan
berhasil dipelajari.</span></span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Renungkan dengan kesungguhan hati, untuk merenungi tuntunan ngelmu ini. Pada titik jenuh, maka akan terbukalah keberadaan.</span></span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="color: black;">***</span></span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><em>Wejangan : </em><strong>Alm. Ki Hudoyo Doyodipuro</strong><br />
<em>Spiritualis & Ahli Horoskop Jawa</em></span></span></div>
</div>HERUSUBROTO (heru aja)http://www.blogger.com/profile/06878836145244969421noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8834700787926802531.post-35791401425072790512011-06-29T02:31:00.000-07:002011-06-29T02:31:00.589-07:00PERAN GURU DAN ISTIQOMAH<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<strong>Tulisan di bawah ini adalah pembanding dari banyak tulisan seperti ini. Antara klaim ilmu hikmah, ilmu syar'iyyah sampai yang syarkiyyah dan ilmu-ilmu yang lain. Tugas kita sekarang...mari mengkaji dengan bijak, mana yang benar, kabur, dan nyleneh...</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>Saya sendiri nggak kepikiran ngalorngidul.... </strong>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: black;"><strong><a href="http://rasasejati.files.wordpress.com/2010/07/murid-guru.jpg"><img alt="" class="aligncenter size-medium wp-image-1177" height="143" src="http://rasasejati.files.wordpress.com/2010/07/murid-guru.jpg?w=210&h=143" title="murid guru" width="210" /></a><br />
</strong></span></div>
<div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: black;">Memang harus
diakui belajar ilmu spiritual & supranatural membutuhkan kesabaran
dan keuletan. Salah satu kunci suksesnya adalah Peran Guru dan
Istiqomah.</span></div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: black;"><strong>PERAN SEORANG GURU</strong></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: black;">Seorang guru memiliki peran yang sangat penting. <a href="http://rasasejati.wordpress.com/" title="Ki UmarJogja">Kita</a> tahu bahwa ilmu ghaib bukan seperti ilmu nalar seperti dibangku sekolah yang cukup dipahami dan dimengerti.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: black;">Namun ilmu
ghaib suatu ilmu yang berbeda, ilmu ghaib tidak cukup hanya dimengerti
dan dipahami oleh akal pikiran (olah pikir). Tetapi juga harus bisa
merasakan (olah rasa). Disinilah peran seorang guru bisa memberikan
petunjuk agar <a href="http://rasasejati.wordpress.com/" title="Ki UmarJogja">kita </a>mampu memahami dan merasakan segala efek khasiatnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: black;">Mempelajari Ilmu ghaib berhubungan dengan dunia batin dan ghaib. Segala sesuatunya masih samar bagi <a href="http://rasasejati.wordpress.com/" title="Ki UmarJogja">kita</a>,
jadi perlu pembimbing yang bisa menuntun agar tidak tersesat. Tidak
merusak akidah kepada Tuhan YME. Bahkan nabi Muhammad SAW mengingatkan:
“barang siapa yang belajar ilmu hikmah (spiritual) tanpa guru, berarti
ia telah menunjuk setan menjadi Gurunya”. Sebab yang ingin diraih dari
belajar ilmu ghaib bukan sekedar sakti atau kebal, tapi bisa mengenal <span style="color: black;"><a href="http://rasasejati.wordpress.com/" title="Ki UmarJogja"><strong>Diri yang Sejati</strong></a></span>. Pondasi penting untuk menelusuri Sangkan Paraning Dumadi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: black;">Belajar ilmu
spiritual tanpa guru adalah bentuk Kesombongan dan Keangkuhan. Nafsu
tersembunyi. Harus diwaspadai. Tengoklah para guru, alim ulama, para
syekh, mursyid, para Nabi dan Rasul. Semua dibimbing oleh <a href="http://rasasejati.wordpress.com/" title="blog RasaSejati">seorang guru</a>.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: black;">Nabi Muhammad SAW dituntun Allah SWT melalui Malaikat Jibril. Nabi Musa as dibimbing oleh Nabi <a href="http://rasasejati.wordpress.com/" title="blog RasaSejati">Khidir as</a>. Para sahabat dibimbing oleh Nabi SAW. Para WaliAllah dibimbing oleh Guru-guru spiritual pendahulunya, contohnya (walisonggo) <a href="http://rasasejati.wordpress.com/" title="Blog RasaSejati">Sunan Kalijaga</a> dibimbing oleh Sunan Bonang. <a href="http://rasasejati.wordpress.com/" title="Blog RasaSejati">Sunan Bonang</a> pun dibimbing oleh Guru sebelumnya. <a href="http://rasasejati.wordpress.com/" title="Blog RasaSejati">Syech Ibn Qoyyim Al Jauziyah</a> berguru kepada Syaikhul Islam <a href="http://rasasejati.wordpress.com/" title="blog RasaSejati">Ibn Taimiyah</a>
selama 16 tahun. Masih banyak contoh yang lain. Mereka semua bisa
mencapai derajat spiritual yang tinggi seperti itu, tak pernah lepas
dari bimbingan seorang Guru.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: black;">Jadi diri <a href="http://rasasejati.wordpress.com/" title="Ki UmarJogja">kita</a>
yang masih awam ini, mau membuka hijab keghaibanNYA dan mencapai
derajat spiritual yang tinggi tanpa seorang Guru?? Naif sekali,
jawabnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: black;">Dengan
didampingi seorang Guru, ilmu menjadi lebih cepat dikuasai. Segala
kendala yang terjadi selama belajar ilmu bisa dicarikan solusinya. Maka
carilah <a href="http://rasasejati.wordpress.com/" title="Ki UmarJogja">guru</a> yang benar-benar telah menguasai ilmu yang diijazahkannya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: black;">Istilah
“gila karena belajar ilmu ghaib” itu sebenarnya disebabkan karena selalu
gagal belajar ilmu ghaib. Lalu otak tidak bisa lagi membedakan antara
kenyataan dan imajinasi. Merasa sering diberi wangsit (bisikan ghaib)
padahal kenyataannya sedang menuruti bisikan hawa nafsu sendiri.
Lama-lama jadi terganggu syaraf pikirannya (stress/gila).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: black;">Oleh karena
itu jika ingin belajar ilmu hikmah & keghaiban carilah seorang guru
yang bisa memberi petunjuk dan membimbing jalan spiritual <a href="http://rasasejati.wordpress.com/" title="Ki UmarJogja">kita</a>.
Perkembangan jaman dan teknologi telah memberi berbagai kemudahan. Bisa
belajar secara online, tanpa bertatap muka. Yang penting tetap
dibimbing dengan baik dan benar. Semoga jalan spiritual anda lebih
terbuka lebar.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: black;"><strong>AMALKAN ILMU DENGAN ISTIQOMAH</strong></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: black;">Setelah
mendapatkan guru, kemudian amalkanlah tuntunan ilmunya dengan istiqomah.
Milyaran ilmu dihamparkan Tuhan YME di alam ini. Tengoklah saja di
internet, betapa banyak ilmu ghaib yang sudah dijabarkan para <a href="http://rasasejati.wordpress.com/" title="Ki UmarJogja">Guru</a>.
Apakah harus mempelajari semua? Tentu saja tidak. Amalkan satu atau dua
ilmu saja yang paling tepat untuk diamalkan. Kemudian dawam-kan amalan
tersebut dengan istiqomah.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: black;">Mengamalkan satu ilmu dengan <a href="http://rasasejati.wordpress.com/" title="blog RasaSejati">istiqomah</a>
adalah lebih baik daripada punya banyak ilmu tapi tidak istiqomah, atau
bahkan tidak pernah diamalkan sama sekali. Jangan takut dengan orang
yang seakan-akan memiliki banyak ilmu, tahu ilmu ini – ilmu itu. Tapi
waspadalah kepada orang yang telah menguasai 1 ilmu dengan sempurna.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: black;">Ada sebuah pengalaman, ketika remaja <a href="http://rasasejati.wordpress.com/" title="Ki UmarJogja">saya</a> pernah belajar kepada seorang <span style="color: black;">sesepuh</span>,
beliau hanyalah orang desa, tidak punya pendidikan formal, tidak bisa
baca tulis Arab Quran, apalagi menghafal hizib, ratib dan <a href="http://rasasejati.wordpress.com/" title="blog RasaSejati">Asma</a>.
Bekalnya dalam membantu orang yang kesusahan dan menaklukan alam hanya
dengan 1 mantera Jawa yang ia sering hafalkan sejak remaja. Bahkan isi
manteranya adalah mantera keselamatan ketika perang menghadapi para
penjajah. Tapi bila ada pasien dengan keluhan apa saja, mulai dari
kesehatan sampai susah rejeki, yang ia baca Cuma <a href="http://rasasejati.wordpress.com/" title="blog RasaSejati">mantera</a> itu saja. Kenyataannya tetap terbukti mustajab (berhasil).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: black;">Tidak ada ilmu hikmah yang lebih hebat dari ilmu hikmah yang lainnya, bila tidak diamalkan dengan tekun / istiqomah.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: black;">Terkadang <a href="http://rasasejati.wordpress.com/" title="Ki UmarJogja">kita</a>
lebih sering diperbudak nafsu, terus mengejar dan mencari semua ilmu,
setiap hari surfing di internet, tekan copy-paste & refresh (F5)
berharap ada posting ilmu-ilmu yang baru. Tetapi malah terlena, lupa
untuk mengamalkannya dengan sungguh-sungguh. Hari berganti hari, usia
semakin bertambah, raga sudah semakin tua tidak kuat lagi untuk diajak
puasa dan tirakat, nikmat sehat berganti sakit. Akhirnya tidak ada
satupun ilmu yang dikuasai sampai menjelang akhir perjalanan hidup.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: black;">Maka selagi <a href="http://rasasejati.wordpress.com/" title="Ki UmarJogja">kita</a>
masih diberikan nikmat sehat dan kelapangan, segeralah amalkan ilmu.
Jika ada kendala, konsultasilah kepada sang pengijazah. Semoga ilmu yang
<a href="http://rasasejati.wordpress.com/" title="blog RasaSejati">anda</a> amalkan dengan istiqomah bermanfaat saat dibutuhkan hingga akhir hayat kelak.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: black;">Nuwun,</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: black;">kopas langsung dari sumbernya :<br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: black;"><span style="color: black;"><strong>Ki UmarJogja</strong></span></span><br /><span style="color: black;"><span style="color: black;">
<em>rasasejati.wordpress.com</em></span></span></div>
</div>HERUSUBROTO (heru aja)http://www.blogger.com/profile/06878836145244969421noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8834700787926802531.post-50958989068485394082011-06-17T00:33:00.000-07:002011-06-17T00:35:20.401-07:00Paham Menyimpang Di Indonesia, Kaitannya Dengan Pendekatan Dan Pemikiran Umat Di Rantau<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18pt;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial;">Apabila
diperhatikan secara seksama, dunia Islam saat ini sedang menghadapi
masalah besar dengan munculnya kelompok-kelompok umat Islam yang
melakukan distorsi dalam memahami ajaran agama. </span><span style="font-family: Arial;">Setidaknya
ada tiga kelompok yang melakukan distorsi tersebut, yakni kelompok
radikalisme agama, kelompok tekstualisme, dan kelompok liberalisme
agama. </span></span></div>
<div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18pt;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial;">Fenomena munculnya ketiga kelompok tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi para ulama di dunia Islam, termasuk di Indonesia. Bukan
hanya karena faham ketiga kelompok tersebut terbukti membawa dampak
buruk bagi umat Islam secara umum, namun lebih jauh dari itu pemahaman </span></span><br />
<a name='more'></a><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial;">
keagamaan ketiga kelompok tersebut telah menyimpang terlalu jauh dari
prinsip-prinsip ajaran agama.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18pt;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial;">Radikalisme
agama dalam banyak kesempatan telah terbukti berdampak pada munculnya
sikap ekstrimisme, di mana sikap tersebut sangat berpotensi memunculkan
tindakan terorisme. Dalam konteks ini, fakta yang terjadi menunjukkan
bahwa akibat ulah segelintir orang Islam yang melakukan aktifitas
kekerasan dengan mempergunakan simbol Islam pada kenyataannya
menimbulkan kerugian bagi umat Islam pada umumnya. Dampaknya, umat Islam
terstigma negatif akibat ulah segelintir orang tersebut.
Praktik-praktik kekerasan yang dilakukan segelintir orang telah
dimanfaatkan oleh pihak-pihak lain untuk memojokkan umat Islam secara
umum. Padahal hakikatnya, agama Islam sama sekali tidak ada kaitannya
dengan gerakan radikal apalagi terorisme, tidak ada satupun pesan moral
Islam yang menunjukkan adanya ajaran radikalisme dan terorisme.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18pt;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial;">Tekstualisme
agama juga menimbulkan dampak buruk bagi umat Islam. Kelompok ini
terlalu rigid dan kaku memahami teks ajaran agama (nash) sehingga
menimbulkan sikap tidak toleran terhadap pemahaman ajaran agama yang
berbeda dari pemahaman kelompoknya. Tekstualisme agama membawa dampak
buruk pada citra umat Islam yang dipersepsikan ekslusif, kaku dan
tertutup tidak bisa menerima hal-hal baru. Kelompok ini juga cenderung
secara frontal menyalahkan kelompok lain yang tidak sefaham dengan
kelompoknya, sehingga sering menimbulkan benturan dan tidak jarang juga
menimbulkan konflik di antara umat Islam. </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18pt;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial;">Sedangkan
liberalisme agama juga tidak kalah seriusnya berakibat buruk bagi umat
Islam. Berbeda dengan kelompok tekstualisme agama yang kaku dalam
menafsirkan nash, kelompok liberalisme agama menuntut kebebasan tanpa
batas dalam memahami nash. Menurut kelompok ini, setiap orang mempunyai
hak yang sama untuk menafsirkan teks-teks dalam al-quran dan as-sunnah
tanpa harus mempedulikan perangkat metodologis dalam melakukan
penafsiran (<i>al-manhaj fi istinbath al-hukm</i>). Akibatnya, tatanan
metodologi dalam memahami nash yang telah dirumuskan oleh para ulama
dibongkar total, sehingga tidak ada lagi aturan baku dalam memahami
nash. Lanjutan dari paham liberalisme agama ini adalah munculnya
pluralisme agama. </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><b><span style="font-family: Arial;"> </span></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><b><span style="font-family: Arial;">Radikalisme Agama</span></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18pt;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial;">Radikalisme
agama yang kemudian melahirkan aktivitas kekerasan dan terorisme pada
umumnya merupakan respons dalam bentuk perlawanan terhadap kebijakan
Amerika dan sekutunya yang dianggap merugikan kelompoknya. </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18pt;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial;">Pasca
runtuhnya gedung WTC pada 11 September 2001, Amerika memberlakukan
kebijakan baru yang dinamakan “perang melawan terorisme” yang
diberlakukan secara global. Ada garis tegas yang diberlakukan oleh
Amerika: siapa yang mendukung kebijakan tersebut merupakan sekutu bagi
Amerika, sedangkan yang menolaknya dianggap sebagai musuh. Dengan dalih
perang melawan terorisme tersebut Amerika dan sekutunya memburu para
aktivis muslim yang dicurigai sebagai kelompok teroris di berbagai
negara, terutama negara yang berpenduduk mayoritas muslim. Pelan namun
pasti kebijakan Amerika dan sekutunya tersebut menimbulkan stigma
negatif terhadap Islam dan umat Islam, terutama bagi masyarakat barat
yang tidak mengenal Islam secara benar. Tertanam dalam pandangan
sebagian besar masyarakat barat bahwa Islam identik dengan terorisme. </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18pt;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial;">Kondisi
inilah yang kemudian menyebabkan “mengerasnya” sikap sekelompok umat
Islam, yang kemudian mendorong mereka melakukan serangkaian pembalasan
penyerangan terhadap kepentingan Amerika dan sekutunya di manapun
berada, termasuk di negara-negara berpenduduk mayoritas muslim
sekalipun. Bagi kelompok ini kebijakan Amerika dan sekutunya yang
mengobarkan perang global melawan terorisme dipahami sebagai perang
melawan umat Islam secara global. Kelompok ini membalas kebijakan
Amerika dan sekutunya tersebut dengan mengobarkan perang melawan Amerika
dan sekutunya dengan mengincar kepentingan-kepentingan mereka. Bagi
kelompok ini, saat ini di manapun di belahan bumi ini merupakan medan
perang melawan kebijakan Amerika dan sekutunya. Kelompok ini
menjustifikasi aktivitasnya dengan mengatakan bahwa apa yang mereka
lakukan adalah jihad melawan pihak-pihak yang memerangi umat Islam.
Mereka membolehkan melakukan serangkaian pengeboman pada objek-objek
yang mereka anggap sebagai perpanjangan kepentingan Amerika dan
sekutunya, di manapun objek tersebut berada, bahkan di negara
berpenduduk mayoritas muslim sekalipun. </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18pt;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial;">Justifikasi
terhadap apa yang kelompok ini lakukan, yaitu dengan mengatasnamakan
jihad, tidak disetujui oleh para ulama. Kelompok radikalisme agama ini
memahami jihad hanya dengan arti perang (<i>qital</i>). Padahal,
menurut para ulama, jihad juga mempunyai makna lain, misalnya upaya
sungguh-sungguh dalam melakukan perbaikan. Menurut para ulama, jihad
selain mempunyai makna <i>qital</i> (perang), juga mempunyai makna <i>ishlah</i> (perbaikan). </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18pt;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial;">Penolakan
terhadap aplikasi kebijakan Amerika dan sekutunya yang dianggap zhalim
tidak dengan serta-merta membolehkan untuk melakukan pembalasan dengan
jalan kekerasan yang mengarah pada terorisme. Menurut para ulama, apa
yang kelompok ini lakukan tidaklah bisa dianggap sebagai jihad, karena
jihad dengan pengertian perang (<i>qital</i>) ada syarat-syaratnya.
Klaim yang disampaikan oleh para pelaku teror bahwa apa yang mereka
lakukan tidak lain merupakan Jihad sangatlah tidak sesuai dengan ajaran
Islam dan merupakan penyimpangan dari makna jihad. Melakukan jihad ada
syarat-syarat yang harus dipenuhi. Salah satunya harus dilakukan di
wilayah perang (<i>daar al-harb</i>). Padahal dalam konteks Indonesia,
sejak merdeka pada tahun 1945, para ulama yang merupakan bagian penting
dari pendiri negara Indonesia, telah sepakat bahwa Indonesia bukanlah
wilayah perang (<i>daar al-harb</i>) melainkan merupakan wilayah damai (<i>daar as-shulh</i>), wilayah aman (<i>daar as-salam</i>) dan wilayah dakwah (<i>daar ad-da’wah</i>).
Bom bunuh diri yang dilakukan dalam rangka pengeboman terhadap objek
yang dipahami sebagai perpanjangan kepentingan Amerika dan sekutunya
bukanlah merupakan tindakan mencari kesyahidan (<i>‘amaliyah al-istisyhad</i>), karena dilakukan bukan di daerah perang. Tindakan mencari kesyahidan (<i>‘amaliyah al-istisyhad</i>) dibolehkan hanya di daerah perang (<i>dar al-harb</i>) atau dalam keadaan perang. </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18pt;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial;">Sebagian ulama juga menyatakan bahwa kewajiban jihad dalam arti <i>qital</i> bukanlah tujuan utama melainkan sebagai perantara (<i>washilah</i>). Karena itu, jika ada cara lain yang lebih memungkinkan menuju jalan <i>hidayah</i> maka cara itu lebih utama daripada cara jihad dengan arti perang (<i>qital</i>). </span><span style="font-family: Arial;">Sebagaimana diungkapkan dalam kitab <i>“I’anatul Thalibin”</i> juz IV halaman 180-181:</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18pt;">
<span style="font-size: small;"><i><span style="font-family: Arial;">“</span></i><span style="font-family: Arial;">Kewajiban<i>
jihad merupakan washilah (perantara) bukan tujuan. Karena tujuan
peperangan itu hanyalah dalam rangka memberikan hidayah (petunjuk). Dan
memerangi orang kafir juga bukan tujuan sehingga apabila hidayah itu
dimungkinkan dilakukan dengan pendekatan dalil tanpa melalui peperangan
maka itu lebih utama.” </i></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18pt;">
<span style="font-size: small;"><i><span style="font-family: Arial;">Dengan</span></i><span style="font-family: Arial;"> pengertian seperti itulah Majelis Ulama Indonesia menolak </span><span style="font-family: Arial;">adanya
upaya dari pihak-pihak tertentu yang mengidentikkan jihad dengan teror.
Majelis Ulama Indonesia juga menolak adanya pemahaman bahwa perang
terhadap kepentingan Amerika dan sekutunya dengan mengebomnya merupakan
tindakan jihad. Majelis Ulama Indonesia melalui forum Ijtima’ Ulama
Komisi Fatwa se-Indonesia tahun 2003 menetapkan fatwa tentang Terorisme,
yang antara lain menyatakan: Terorisme adalah tindakan kejahatan
terhadap kemanusiaan dan peradaban yang menimbulkan ancaman serius
terhadap kedaulatan negara, bahaya terhadap keamanan, perdamaian dunia
serta merugikan kesejahteraan masyarakat. Terorisme adalah salah satu
bentuk kejahatan yang diorganisasi dengan baik (<i>well organized</i>), bersifat transnasional dan digolongkan sebagai kejahatan luar biasa (<i>extra-ordinary crime</i>) yang tidak membeda-bedakan sasaran (indiskrimatif). </span><span style="font-family: Arial;">Sedangkan jihad mengandung dua pengertian :</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol style="margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<li class="MsoNormal"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial;">Segala
usaha dan upaya sekuat tenaga serta kesediaan untuk menanggung
kesulitan di dalam memerangi dan menahan agresi musuh dalam segala
bentuknya. Jihad dalam pengertian ini juga disebut <i>al-qital</i> atau <i>al-harb</i>. </span></span></li>
<li class="MsoNormal"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial;">Segala upaya yang sungguh-sungguh dan berkelanjutan untuk menjaga dan meninggikan agama Allah (<i>li i’laai kalimatillah</i>). </span></span></li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18pt;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial;">Dengan fatwa tersebut MUI ingin membedakan antara pengertian teror dan jihad. Terorisme sifatnya merusak (<i>ifsad</i>) dan anarkhis/chaos (<i>faudha</i>).
Tujuannya untuk menciptakan rasa takut dan/atau menghancurkan pihak
lain serta dilakukan tanpa aturan dan sasaran tanpa batas. Sedangkan
jihad sifatnya melakukan perbaikan (<i>ishlah</i>) sekalipun dengan
cara peperangan. Tujuannya menegakkan agama Allah dan/atau membela
hak-hak pihak yang terzholimi. Dilakukan dengan mengikuti aturan yang
ditentukan oleh syari’at dengan sasaran musuh yang sudah jelas. <b>Bersambung..</b> (</span><span style="font-family: Arial;">Disampaikan
dalam Konvensyen Pengukuhan Aliran Ahli Sunnah Wal Jamaah (ASWJ)
Sebagai Arus Perdana di Negeri Selangor, di Selangor Malaysia, pada
tanggal 20 Maret 2010/al-alyubi)</span></span></div>
</div>HERUSUBROTO (heru aja)http://www.blogger.com/profile/06878836145244969421noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8834700787926802531.post-31773276961881258642011-06-17T00:28:00.000-07:002011-06-17T00:39:09.105-07:00MUI Lampung Blacklist 16 Paham Aliran Sesat<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<h2 style="text-align: justify;">
MUI Lampung Blacklist 16 Paham Aliran Sesat</h2>
<div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
Majelis
Ulama Indonesia (MUI) wilayah Lampung membeberkan 16 Paham yang sudah
menyebar di Lampung. Dari 16 aliran tersebut, daerah penyebaran
terbanyak ada di Lampung Selatan, Bandarlampung, Tulangbawang, Lampung
Timur, Lampung Tengah, dan Lampung Barat.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://hizbut-tahrir.or.id/wp-content/uploads/2009/03/logo_mui.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" class="alignleft size-medium wp-image-10698" height="200" src="http://hizbut-tahrir.or.id/wp-content/uploads/2009/03/logo_mui.jpg" title="logo_mui" width="200" /></a>Sekretaris MUI Lampung Refliyanto, S.Pd. menyebutkan, ke-16 aliran
sesat ini terdiri Alqiyadah Al Islamiyah (Ahmad Mushaddeq). ”Aliran ini
telah berkembang di empat daerah di Lampung, yakni Lambar,
Bandarlampung, Lamteng, dan Lampung Utara,” terang Refliyanto dalam
rilis yang dikirimkan ke Radar Lampung kemarin petang (8/2), Kemudian
ajaran Islam baru di Desa Sumberhadi yang berkembang di Kecamatan
Melinting (Lamtim), Organisasi Istana Kerajaan Majapahit III (Lamtim),
Aliran Islam Ponpes Riyadlul Muft Diin (Lampung Selatan), dan Pengajian
Eksklusif (Lamsel). Kemudian Aliran Tarekat Al Ikhlash (Lamsel),
Kelompok Dzikir Moshola Al Falah Ponpes Al Nizar (Bandarlampung),
Kelompok Pengajian Aliran Reformasi Rasul Muhammad (Banjaragung/
Tulangbawang), serta Aliran Syech Siti Jenar (Bandarlampung)Sementara
itu, enam aliran lainnya yang berkembang di Lampung namun belum
terpetakan penyebarannya terdiri Ahmadiyah, Alquran Suci, Al Wahidiyah,
Salamullah (Lia Eden), Mahesa Kurung Al Mukarromah, dan Islam Sejati
serta Agama Baha’i.<br />
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Penyebab munculnya aliran-aliran ini, menurut Refliyanto, bertujuan
untuk menghancurkan akidah umat Islam Indonesia. ”Indonesia adalah
negara berpenduduk mayoritas muslim terbesar di dunia. Dan dalam diri
mereka (orang-orang yang ingin menghancurkan Islam), adanya suatu
kekhawatiran bahwa peradaban Islam diprediksikan kembali berjaya seperti
di masa Dinasti Abbasiyyah (7501258 M). Oleh karena itu, mereka
menghancurkan akidah umat Islam agar terpecah belah dan tidak berjaya
lagi,” terangnya Tujuan lainnya, untuk mencari popularitas bagi pendiri
aliranaliran sesat itu. Terpisah, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI)
menyesalkan terjadinya bentrok antara anggota jamaah Ahmadiyah dan warga
Cikeusik, Pandeglang, Banten.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
HTI menilai, bentrok itu tidak perlu terjadi andai pemerintah
bersikap tegas menyangkut keberadaan jamaah Ahmadiyah. Humas HTI Lampung
Akhiril Fajri meminta Presiden SBY segera mengeluarkan keputusan untuk
membubarkan jamaah Ahmadiyah atau menyatakannya sebagai kelompok
nonmuslim.</div>
<div style="text-align: justify;">
Hanya dengan keputusan seperti inilah persoalan jamaah Ahmadiyah
dapat diselesaikan dengan tuntas dan menutup pintu terjadinya bentrok
lebih lanjut. ”Lambatnya presiden dalam mengambil keputusan bisa
dianggap turut membiarkan terjadinya konflik horizontal. Karena warga
akan mengambil jalan sendiri-sendiri dalam menyelesaikan persoalan
jamaah Ahmadiyah ini,” kata Fajri dalam siaran persnya kepada Radar
Lampung Selasa (8/2). HTI Lampung juga menyerukan kepada pengikut jamaah
Ahmadiyah untuk segera kembali kepada jalan yang benar. Yakni dengan
cara meninggalkan ajaran Ahmadiyah yang jelas-jelas telah dinyatakan
sesat dan menyesatkan. ”Hanya dengan cara itu kedamaian hidup dengan
umat Islam lain bisa didapat,” pungkas Fajri. (jar/ dna/c1/ary)
(radarlampung.co.id,09-02-2011</div>
</div>HERUSUBROTO (heru aja)http://www.blogger.com/profile/06878836145244969421noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8834700787926802531.post-24248444560324528072011-06-16T08:29:00.000-07:002011-06-16T08:29:22.097-07:00Dukun, Paranormal Dan Yang Sejenisnya Kafir<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><i>Pertama kali melihat covernya, Seram!!!, Gelap, dominan berwarna biru tua dan ada background</i>
siluet Iblis di belakangnya.Buku ini mengupas tentang hukum-hukum nya
mempercayai segala sesuatu yang berbau mistik. Selain itu dibahas pula
tentang penetapan ilmu ghaib bagi Allah, kunci-kunci perkara ghaib serta
kisah beberapa nabi dan rasul yang berkaitan dengan perkara dunia
lain.Ada juga penjelasan mengenai tips dari dukun, tukang nujum, dan
kedustaan para dukun-dukun tersebut. Termasuk pula nama-nama mereka dan
bintang-bintang yang terkait dengan astrologi manusia.Orang yang mengaku
mengetahui perkara ghaib hukumnya jelas kafir!!! Meski mereka
bersembunyi dan berlindung dibalik nama dan julukan yang sangat memukau
atau bahkan berperilaku layaknya ustazd ternama.Dukun, paranormal, orang
pintar, </span>orang tua, kiyai, ahli spiritual dan seabreg nama lainnya tetap sama
hukumnya kalau masih mengaku mengetahui perkara ghaib. Islam telah
melarang umatnya agar tidak sekali-kali datang kepada mereka, apalagi
kalau sampai bertanya dan mempercayainya, maka hukumnya bisa sampai
kafir. Allah Subhaanahu wata'aala berfirman,
"Katakanlah, Sesungguhnya perkara ghaib itu hanya kepunyaan Allah" (QS.
Yunus: 20)
Allah Subhaanahu wata'aala berfirman,
"Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang
mengetahuinya kecuali Dia sendiri" (QS. Al-An'am: 59)
Allah Azza Wajalla Berfirman:
"Dan Allah sekali-kali tidak akan memperlihatkan kepada kalian hal-hal
yang ghaib" (QS. Al-'Imran: 179)
Ayat-ayat tersebut sangat tegas dan gamblang menerangkan bahwa perkara
ghaib hanya Allah yang mengetahui. Namun sungguh bodohnya sebagian
manusia yang bisa ditipu dan dikelabui oleh orang yang mengaku
mengetahui perkara ghaib.
Nabi Shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal dan menanyakan sesuatu
kepadanya, maka tidak akan diterima shalat baginya selama empat puluh
hari" (HR. Muslim dan Ahmad)
Nabi Shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Barangsiapa mendatangi dukun atau tukang ramal dan membenarkan dengan
apa yang dia katakan, maka sungguh dia telah kafir dengan apa yang
diturunkan atas Muhammad Shallallaahu 'alaihi wasallam" (HR. Imam Ahmad,
Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan An-Nasa'i) Buku ini cocok sekali
dibaca oleh setiap manusia yang ingin mempertebal dan menambah
keimananya kepada Allah. Sangat pas juga untuk meningkatkan ilmu tentang
dunia ghaib agar kita dapat terhindar serta tidak mudah percaya kepada
hal-hal yang menjurus kepada syirik.
</div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: small;"></span><div style="background-color: transparent; border: medium none; color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; overflow: hidden; text-align: justify; text-decoration: none;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="background-color: transparent; border: medium none; color: black; overflow: hidden; text-align: justify; text-decoration: none;">
<span style="font-size: small;"><br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Sumber: </span><a href="http://id.shvoong.com/books/487219-dukun-paranormal-dan-yang-sejenisnya/#ixzz1PS9ga4ZW" style="color: #003399; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">http://id.shvoong.com/books/487219-dukun-paranormal-dan-yang-sejenisnya/#ixzz1PS9ga4ZW</a></span></div>
</div>HERUSUBROTO (heru aja)http://www.blogger.com/profile/06878836145244969421noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8834700787926802531.post-19920476784908228412011-06-16T08:17:00.000-07:002011-06-16T08:17:29.066-07:00MUI: Dukun Tiban Dekat Dengan Syirik<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div>
</div>
<div class="fright" style="text-align: justify;" width="330px;">
<div align="left" class="grid_4 ic_pl_5">
<span class="txt_terkait"></span><ul class="ic_square_dtl">
<li><a class="inilah" href="http://nasional.inilah.com/read/detail/1458682/hanya-usapkan-tangan-pasien-langsung-sembuh">Hanya Usapkan Tangan, Pasien Langsung Sembuh</a></li>
</ul>
</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="detailed" style="text-align: justify;">
<strong>INILAH.COM, Madiun - Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Kota Madiun menilai praktik dukun tiban Endang Yuniatiningsih (51) alias
Mbah Yuyun di Kelurahan Madiun Lor, Kecamatan Manguharjo mendekati
perbuatan syirik.</strong><br /><br />"Karena dalam penyembuhannya pihak
dukun tiban mengatasnamakan roh anaknya atau makhluk halus tanpa
didasarkan pada kekuatan penyembuhan dari Tuhan atau Allah," ujar Ketua
MUI Kota Madiun, Sutoyo, Jumat (29/4/2011).<br /><br />Menurut Mbah Yuyun,
yang bisa menyembuhkan berbagai penyakit dengan bantuan Mas Kemis yang
tak lain adalah roh janin bayi yang dikandungnya yang meninggal karena
keguguran. Roh atau arwah tersebut yang dinilai telah memberikan
kekuatan penyembuhan.<br /><br />Sutoyo berharap agar praktik pengobatan
yang dilakukan oleh dukun tiban Mbah Yuyun tidak menyimpang dari ajaran
agama. Karena segala macam penyakit dan obat itu datangnya dari Allah
SWT bukan dari makhluk gaib dan sejenisnya.<br /><br />"Saya mengimbau pada
semua orang bahwa kita ini diwajibakan berihtiar termasuk saat sakit dan
mencari obat agar mempercayai bahwa apa yang diberikan dokter maupun
apa yang dilakukan oleh dukun itu atas izin Allah SWT. Jadi kesembuhan
itu datangnya dari Allah SWT bukan dari dukun maupun dokter," kata
Sutoyo.<br /><br />Hingga saat ini sejak praktik pengobatan dukun tiban Mbah
Yuyun/Mas Kemis dibuka, ratusan pasien masih terus memadati sekitar
rumah dukun tersebut. Bahkan mereka rela mengatri berjam jam hanya untuk
mendapatkan pengobatan dari dukun dadakan tersebut. [beritajatim.com]<br />
</div>
</div>HERUSUBROTO (heru aja)http://www.blogger.com/profile/06878836145244969421noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8834700787926802531.post-5168278672040790442011-06-16T08:09:00.000-07:002011-06-16T08:09:01.656-07:00[JANGAN SIRIK!!!]Inilah Kekayaan si Dukun Cilik Ponari Sekarang Inilah Kekayaan si Dukun Cilik Ponari Sekarang<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://data.tribunnews.com/foto/bank/images/Ponari-didatangi-pelajar-smp.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" border="0" src="http://data.tribunnews.com/foto/bank/images/Ponari-didatangi-pelajar-smp.jpg" /></a>TRIBUNNEWS.COM - Sejak terkenal karena celupan batu saktinya ternyata
memberi rezeki melimpah bagi keluarga Ponari. Dukun cilik asal Dusun
Kedungsari, Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, Jombang, Jawa Timur ini
sekarang terbilang kaya. Berapa kekayaannya sekarang?<br />
<br />
<b>Ibunda Ponari, Mukharomah menjelaskan, anak semata wayangnya itu saat
ini kelas V SDN Balongsari. Mukharomah mengaku, jumlah `pasien' yang
datang jauh menurun ketimbang `masa jayanya' dulu.</b><br />
<br />
<b>Tapi hampir tiap hari selalu ada pengunjung minta diobati air celupan
batu petir Ponari. "Pokoknya lumintu," katanya. Setiap tamu yang
datang, meski tak pernah diminta dan dipatok tarif, rata-rata memberikan
uang Rp 20.000.</b><br />
<br />
Sudah berapa kekayaan Ponari selama berkarier sebagai dukun cilik?
Mukharomah tak bisa menghitung pasti. Yang jelas, kekayaan itu sudah
lebih banyak dirupakan dalam bentuk sawah dan pekarangan, serta rumah.<br />
<br />
<b>"Untuk rumah dan tanah yang ditempati, kira-kira menghabiskan biaya
Rp 250 juta. Sedangkan untuk pembelian sawah dan pekarangan, mendekati
Rp 1 miliar. Kalau tabungan, paling hanya beberapa juta," imbuhnya.</b><br />
<br />
Keluarga Ponari kini menempati rumah cukup mentereng untuk ukuran desa
setempat. Dindingnya terbuat dari tembok dengan cat dominan warna putih,
berlantai keramik mengkilap. Padahal, sebelum Ponari menemukan batu
petir dan menjadi dukun cilik, rumahnya terbuat dari anyaman bambu
dengan lantai tanah. Maklum, Khomsin berpencaharian sebagai buruh tani,
karena tidak memiliki sawah.<br />
<br />
--------------<br />
ada yang mo menyaingi dengan menjual ''keajaiban batu celup'' khas PONARI???</div>
</div>HERUSUBROTO (heru aja)http://www.blogger.com/profile/06878836145244969421noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8834700787926802531.post-51303127412950497252011-05-22T09:26:00.000-07:002011-05-22T09:26:58.844-07:00rik Sederhana Belajar Ilmu Sulap Hipnotis<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<h2 class="date-header" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span>Kamis, 19 Mei 2011</span></span></h2>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: small;"><a href="" name="6313860040799159809"></a></span>
<h3 class="post-title entry-title" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><a href="http://domba-bunting.blogspot.com/2011/05/trik-sederhana-belajar-ilmu-sulap.html">Trik Sederhana Belajar Ilmu Sulap Hipnotis</a></span>
</h3>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</div>
<div class="post-header" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span class="CommentLarge"><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span>Hipnotis adalah salah satu cabang magic non <a href="http://id.88db.com/Pertunjukan-Karya-Seni/Sulap/1/" target="_blank"><b>alat sulap</b></a>
yang digunakan untuk bermain dengan alam bawah sadar manusia. Setelah
seseorang memasuki alam bawah sadarnya, kita bisa menanamkan sugesti
tertentu dalam pikiran mereka, dan membuat mereka melakukan hal-hal yang
kita perintahkan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<img height="310" src="http://prasta.files.wordpress.com/2008/12/hipnosis.jpg" width="413" /></div>
</span></span><span style="font-size: small;"><br /><span class="CommentLarge"> <br />
<span> </span><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span>Perlu Diketahui :</span></div>
<span> </span><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span>-
Hipnotis (terutama “extreme hypnotist” seperti yang sering dilakukan
Romi Rafael) hanya akan berhasil apabila sang objek (sukarelawan)
bersedia dihipnotis.</span></div>
<span> </span><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span>-
Alam pikiran manusia dibagi menjadi dua, yaitu alam sadar (conscious
mind) dan alam bawah sadar (unconscious mind). Tujuan hipnotis adalah
membuat sang sukarelawan berada di alam bawah sadar mereka. Keadaan
setelah sang sukarelawan melakukan berbagai macam hal dalam pengaruh
alam bawah sadar disebut “trans”.</span></div>
<span> </span><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span>Yang perlu diingat, tempo, ritme, nada, dan volume saat mengucapkan kalimat hipnotis harus konsisten.</span></div>
<span> </span><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span>Hipnotis
adalah cabang ilmu magis yang sangat sulit dikuasai. Untuk
menguasainya diperlukan waktu yang tidak sebentar. Jadi, bila anda
mempraktekkan hal-hal yang tertulis di sini namun masih gagal dalam
melakukan hipnotis, hal itu sangatlah wajar. Teruslah berlatih dan
berlatih, maka anda akan menjadi ahli hipnotis yang ulung.</span></div>
</span></span></div>
</div>HERUSUBROTO (heru aja)http://www.blogger.com/profile/06878836145244969421noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8834700787926802531.post-2029469900806488322011-05-22T09:24:00.000-07:002011-05-27T21:26:13.480-07:00Belajar Hipnotis<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<header class="entry-header"></header><br />
<div style="text-align: justify;">
</div>
<span style="font-size: small;"><header class="entry-header" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></header></span><br />
<div>
<span style="font-size: small;">
</span></div>
<div class="entry-content">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Bermain-main dengan hipnotis siapa yang mau? banyak orang
menganggap hipnotis selalu berhubungan dengan unsur mistik atau magic.
Padahal itu salah fenomena hipnotisme sendiri adalah suatu kondisi
seseorang dimana pikiran lebih terfokus dan pikiran alam bawah sadarnya
bekerja lebih maksimal. Coba kita praktekkan cara hipnotis sederhana
dengan gambar. Lihat gambar-gambar dibawah ini jika kita pandangi gambar
tersebut terus-terusan akan nampak seperti bergerak atau berubah,
padahal gambar tersebut merupakan gambar diam.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKG3IqTknivcbTRgsDwLHlKluNf8hJbIvGohFHOl45CYzSwz6FeRHNzG7cCHddw2pwGzeCMJujrp2rjcLzwO8YP1G2F5Xf8tu7uw-jF71jDt132utrnOSxw1bp73NsTPpwxdKIqcTW27g/s320/7%20hariswae.blogspot.com.jpg" width="320" /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><img border="0" height="252" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUH6LwB2Vaw1I4IWMzUSstHESinXq0-h6UQd-BwLL4xMu8BDg-OhCDtU26nXP85jIgx2Com-d49wtP4KBgVdXLjH3YMd2FKNt-fs6ZZdGNexBQSaYUHgHuusQXwOHsODVZ1igHCgx6Yrw/s320/9%20hariswae.blogspot.com.jpg" width="320" /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><img border="0" height="317" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjlPLUqS1IMugFedRzqTDlbkMBJEy7_xIy2_ECC8lOQqBxhW_-_zlcZRr7YltKKlL1IJDMrMHjLBgzF83caf1yWhuaX6TLyv6Pr7SXuq80CUuIrAlDFwF2p6rq4jpLmEnTPF9SUEcpnQI/s320/6%20hariswae.blogspot.com.jpg" width="320" /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><img border="0" height="160" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgm_hnOa3TDWt8NwiFY42QswGRp2XnJmAFSmk6W_MXxC3IhnnaNe_pp18lqs8tuv00gggp6-1sqZrjekvQK26eoAqtEDmP80B4A0GB2w-lewQ0sX-5Oq2tN-TYBRISU5B9UtPNuQDiJsLg/s320/1%20hariswae.blogspot.com.jpg" width="320" /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAMpYgk8up_4nT7SBehpY1_AKnWlf7ag5kox9eRs5JQBFMs7N9_c-nIILOzKNDkD-SPL_-swd0muShfBw6aZqI7CjjIzpDLPWZj5bwEAFhYHZwLWIXa_aN4j58SyAFERGeUyeHk9VPyj0/s320/x8%20hariswae.blogspot.com.jpg" width="320" /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPnjUEgwEx5fr3fHOlBM3_bJpZaAb9nTq5v7ERfBnKiquO3CDqRltpsjWC-4BOp-x0Wx_QpUxLXR-TW8-G6Z-OnwdaPF6fgZ-WyzySjMnqtxdxMkR7N8zLY3ZsnghXpDfLE8ugDZotQy0/s320/x2%20hariswae.blogspot.com.jpg" width="320" /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Sekarang perhatikan lagi gambar-gambar tersebut terus-terusan, Jika
menurut pandangan anda putarannya semakin cepat bisa jadi anda sedang
stress berat.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">sumber = hariswae.blogspot</span></div>
<span style="font-size: small;"> </span></div>
<span style="font-size: small;"></span></div>HERUSUBROTO (heru aja)http://www.blogger.com/profile/06878836145244969421noreply@blogger.com0