13 CARA MEMANGGIL SETAN
MENGUAK MISTERI SEBUAH KITAB KUNO
sinopsis :
Ketika berburu buku bekas di sebuah toko buku tua, empat mahasiswa, Fredi (Yoga Hoebner), Tera (Debby Ayu), Dilo (Diki Al Mubaraq) dan Venus (Roy Saputra) menemukan buku kuno, bersampul kulit ular berisi tentang 13 Cara Memanggil Setan.
Sejak awal, buku ‘13 Cara Memanggil Setan’ menyimpan banyak misteri, karena hanya bisa dibuka jika sudah ada tetesan darah segar manusia. Larangan untuk tidak membuka dan mempraktekkan cara-cara memanggil setan yang ada di buku tersebut, justru membuat mereka penasaran.
Akhirnya keempat mahasiswa itu mengajak dua temannya, Sonya (Dewi Aida) dan Essy (Ayang Merinda), untuk ‘berpetualang’, mengikuti perintah yang ada di dalam buku kuno tersebut. Lembar demi lembar ritual mereka praktekkan. Dari situlah bencana itu bermuara dan korban pun berjatuhan.
Jingga (Febriyanie), setan cantik, seksi dan menyukai sesama jenis yang dikisahkan dalam buku kuno itu reinkarnasi, bersama 6 selirnya (Anindita Putri, Tia Agustin, Vicka Sagita Ayu, Tamara Ciciel, Rosemarry, Mona), yang semuanya juga cantik dan berpenampilan menggairahkan.
Sejatinya, Jingga adalah seorang puteri yang hidup ratusan silam. Ia juga seorang tukang tenun yang kejam dan paling ditakuti. Tak seorang pun sanggup menumpas kejahatannya, karena ia telah menyekutukan dirinya dengan iblis. Sepanjang hidupnya, Jingga selalu menjadi sumber malapetaka, karena untuk menyempurnakan ilmunya, ia harus membunuh banyak manusia.
Untuk dapat melaksanakan nafsu angkara murkanya, Jingga menulis sebuah kitab berbahaya, 13 Cara Memanggil Setan. Di kitab itulah ruhnya bersemayam, dan setiap saat muncul jika ada orang memanggilnya. Siapapun akan dibunuhnya, termasuk pustakawati (Five Vi) dan sang pedagang buku tua (Fairly Wattimena), yang pernah menyimpan kitab tersebut.
Lantas, bagaimana dengan nasib keenam mahasiswa itu? Langkah apa yang ditempuh Hadi (Ki Kusumo), paman Tera yang seorang paranormal linuih beserta gurunya (HIM Damsyik)?
disalin dari halaman depan :http://bogor.olx.co.id
Saya tertarik dengan tulisan di site ini, ada beberapa alasan :
- Para sineas kita cukup jeli melihat pasar. Masyarakat Indonesia, entah karena pendidikan yang tidak memadai atau karena ngeyel doang, kita-masyarakat Indonesia-sangat tertarik dengan cerita-cerita mistis seperti ini. Alasannya? Ada suasana hati untuk langsung merasakan 'hati' tanpa harus menganalisa terlebih dahulu. Dan hal ini memang dapat dirasai oleh semua orang termasuk masyarakat di luar Indonesia.
- Saya menulis alasan kedua ini karena kehendak untuk mencurahkan pikiran, walaupun saya yakin kalau pikiran saya ini menjadi tidak layak untuk dibaca. Kok gitu? Ya memang begitu. ....ada banyak orang tidak yakin dan tidak mempercayainya sama sekali dengan kehidupan kembali atau reinkarnasi. Kehidupan kembali yang mutlak kita yakini nanti di akhirat. Di zaman yang tidak kita ketahui kapan waktunya. Karena jika kita kembalikan dengan umur, maka akhiratpun tidak bisa diukur dengan kematian. Nah dengan demikian, mengapa ada reinkarnasi? Saya yakin bahwa untuk teman-teman pemeluk agama tertentu mempercayai hal ini. Tetapi bukan karena kondisi seperti film itu karena gak ada sama sekali. Tetapi sebagai sebuah karya seni (cuma itu sasaran tulisan ini) film ini masuk kategori 'boleh' ditonton.
- Film yang disuguhkan dengan model mistis seperti ini memang sering menjadi perdebatan, Tetapi selayak-layaknya orang berkomentar ada satu yang perlu dikaji yaitu apa alasan orang membuat film? Kok tema itu sih yang dipilih? Jika harus terpaksa memilih, sampai di mana teknologi film yang mendukungnya? Sebagai orang awam tentang film/sinema saya cuma sedikit peduli saja karena film pun adalah minatku...aku seneng nulis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar