Tulisan di bawah ini adalah pembanding dari banyak tulisan seperti ini. Antara klaim ilmu hikmah, ilmu syar'iyyah sampai yang syarkiyyah dan ilmu-ilmu yang lain. Tugas kita sekarang...mari mengkaji dengan bijak, mana yang benar, kabur, dan nyleneh...
Saya sendiri nggak kepikiran ngalorngidul....
Memang harus
diakui belajar ilmu spiritual & supranatural membutuhkan kesabaran
dan keuletan. Salah satu kunci suksesnya adalah Peran Guru dan
Istiqomah.
PERAN SEORANG GURU
Seorang guru memiliki peran yang sangat penting. Kita tahu bahwa ilmu ghaib bukan seperti ilmu nalar seperti dibangku sekolah yang cukup dipahami dan dimengerti.
Namun ilmu
ghaib suatu ilmu yang berbeda, ilmu ghaib tidak cukup hanya dimengerti
dan dipahami oleh akal pikiran (olah pikir). Tetapi juga harus bisa
merasakan (olah rasa). Disinilah peran seorang guru bisa memberikan
petunjuk agar kita mampu memahami dan merasakan segala efek khasiatnya.
Mempelajari Ilmu ghaib berhubungan dengan dunia batin dan ghaib. Segala sesuatunya masih samar bagi kita,
jadi perlu pembimbing yang bisa menuntun agar tidak tersesat. Tidak
merusak akidah kepada Tuhan YME. Bahkan nabi Muhammad SAW mengingatkan:
“barang siapa yang belajar ilmu hikmah (spiritual) tanpa guru, berarti
ia telah menunjuk setan menjadi Gurunya”. Sebab yang ingin diraih dari
belajar ilmu ghaib bukan sekedar sakti atau kebal, tapi bisa mengenal Diri yang Sejati. Pondasi penting untuk menelusuri Sangkan Paraning Dumadi.
Belajar ilmu
spiritual tanpa guru adalah bentuk Kesombongan dan Keangkuhan. Nafsu
tersembunyi. Harus diwaspadai. Tengoklah para guru, alim ulama, para
syekh, mursyid, para Nabi dan Rasul. Semua dibimbing oleh seorang guru.
Nabi Muhammad SAW dituntun Allah SWT melalui Malaikat Jibril. Nabi Musa as dibimbing oleh Nabi Khidir as. Para sahabat dibimbing oleh Nabi SAW. Para WaliAllah dibimbing oleh Guru-guru spiritual pendahulunya, contohnya (walisonggo) Sunan Kalijaga dibimbing oleh Sunan Bonang. Sunan Bonang pun dibimbing oleh Guru sebelumnya. Syech Ibn Qoyyim Al Jauziyah berguru kepada Syaikhul Islam Ibn Taimiyah
selama 16 tahun. Masih banyak contoh yang lain. Mereka semua bisa
mencapai derajat spiritual yang tinggi seperti itu, tak pernah lepas
dari bimbingan seorang Guru.
Jadi diri kita
yang masih awam ini, mau membuka hijab keghaibanNYA dan mencapai
derajat spiritual yang tinggi tanpa seorang Guru?? Naif sekali,
jawabnya.
Dengan
didampingi seorang Guru, ilmu menjadi lebih cepat dikuasai. Segala
kendala yang terjadi selama belajar ilmu bisa dicarikan solusinya. Maka
carilah guru yang benar-benar telah menguasai ilmu yang diijazahkannya.
Istilah
“gila karena belajar ilmu ghaib” itu sebenarnya disebabkan karena selalu
gagal belajar ilmu ghaib. Lalu otak tidak bisa lagi membedakan antara
kenyataan dan imajinasi. Merasa sering diberi wangsit (bisikan ghaib)
padahal kenyataannya sedang menuruti bisikan hawa nafsu sendiri.
Lama-lama jadi terganggu syaraf pikirannya (stress/gila).
Oleh karena
itu jika ingin belajar ilmu hikmah & keghaiban carilah seorang guru
yang bisa memberi petunjuk dan membimbing jalan spiritual kita.
Perkembangan jaman dan teknologi telah memberi berbagai kemudahan. Bisa
belajar secara online, tanpa bertatap muka. Yang penting tetap
dibimbing dengan baik dan benar. Semoga jalan spiritual anda lebih
terbuka lebar.
AMALKAN ILMU DENGAN ISTIQOMAH
Setelah
mendapatkan guru, kemudian amalkanlah tuntunan ilmunya dengan istiqomah.
Milyaran ilmu dihamparkan Tuhan YME di alam ini. Tengoklah saja di
internet, betapa banyak ilmu ghaib yang sudah dijabarkan para Guru.
Apakah harus mempelajari semua? Tentu saja tidak. Amalkan satu atau dua
ilmu saja yang paling tepat untuk diamalkan. Kemudian dawam-kan amalan
tersebut dengan istiqomah.
Mengamalkan satu ilmu dengan istiqomah
adalah lebih baik daripada punya banyak ilmu tapi tidak istiqomah, atau
bahkan tidak pernah diamalkan sama sekali. Jangan takut dengan orang
yang seakan-akan memiliki banyak ilmu, tahu ilmu ini – ilmu itu. Tapi
waspadalah kepada orang yang telah menguasai 1 ilmu dengan sempurna.
Ada sebuah pengalaman, ketika remaja saya pernah belajar kepada seorang sesepuh,
beliau hanyalah orang desa, tidak punya pendidikan formal, tidak bisa
baca tulis Arab Quran, apalagi menghafal hizib, ratib dan Asma.
Bekalnya dalam membantu orang yang kesusahan dan menaklukan alam hanya
dengan 1 mantera Jawa yang ia sering hafalkan sejak remaja. Bahkan isi
manteranya adalah mantera keselamatan ketika perang menghadapi para
penjajah. Tapi bila ada pasien dengan keluhan apa saja, mulai dari
kesehatan sampai susah rejeki, yang ia baca Cuma mantera itu saja. Kenyataannya tetap terbukti mustajab (berhasil).
Tidak ada ilmu hikmah yang lebih hebat dari ilmu hikmah yang lainnya, bila tidak diamalkan dengan tekun / istiqomah.
Terkadang kita
lebih sering diperbudak nafsu, terus mengejar dan mencari semua ilmu,
setiap hari surfing di internet, tekan copy-paste & refresh (F5)
berharap ada posting ilmu-ilmu yang baru. Tetapi malah terlena, lupa
untuk mengamalkannya dengan sungguh-sungguh. Hari berganti hari, usia
semakin bertambah, raga sudah semakin tua tidak kuat lagi untuk diajak
puasa dan tirakat, nikmat sehat berganti sakit. Akhirnya tidak ada
satupun ilmu yang dikuasai sampai menjelang akhir perjalanan hidup.
Maka selagi kita
masih diberikan nikmat sehat dan kelapangan, segeralah amalkan ilmu.
Jika ada kendala, konsultasilah kepada sang pengijazah. Semoga ilmu yang
anda amalkan dengan istiqomah bermanfaat saat dibutuhkan hingga akhir hayat kelak.
Nuwun,
kopas langsung dari sumbernya :
Ki UmarJogja
rasasejati.wordpress.com
rasasejati.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar